Sabtu, 23 Juli 2011

MEMBANGUN ANAK IMPIAN

Menjadi impian setiap orang tua untuk memiliki anak yang cerdas, multi talent, baik hati, taat, hormat, mencintai orang tua serta mengasihi Tuhan sang Pencipta Allah SWT.
Anak impian (dream child)
mampukah dimiliki
setiap orang tua ?

Saya percaya hal itu mampu diwujudkan. Akan tetapi prosesnya tidaklah instan, seperti ketika kita memasak mie instan. Sebab dibutuhkan waktu, kerja keras, perhatian, kesabaran serta pengorbanan dari orang tua.
Penemu terbesar abad lalu, pencipta bola lampu listrik yang menerangi dunia sampai hari ini, Thomas Alva Edison adalah salah satu contoh anak impian yang berhasil dibangun dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut. Dia bahkan disebut bodoh oleh guru SD-nya, tidak mampu menerima pelajaran, IQ 81 (di bawah rata-rata), sehingga membuatnya dikeluarkan dari sekolah. Akan tetapi, ia mempunyai seorang ibu yang berhati emas, dengan penuh kesabaran dan ketekunan ia mengajar dan mendidik anaknya. Perhatian dan cintanya telah membuat anak itu mempunyai kepercayaan diri, dan mulai meningkat aspek kecerdasannya (IQ), sehingga dunia mencatat, pada akhirnya melalui seorang yang dulunya dicap bodoh, lahir salah satu penemuan terbesar dalam sejarah manusia. Saya percaya, akan lahir Thomas Alva Edison lain yang akan membanggakan orang tua, bila kita mengetahui cara-cara mendidik dan mengeksplorasi bakat anak.

 Tiga Aspek Kecerdasan

Para pakar psikologi dan pendidikan telah mengidentifikasi bahwa ada tiga faktor kecerdasan (intelligence) yang harus mendapat perhatian para orang tua serta guru dalam mendidik anak. Prof. Dr. Daniel Goleman (USA) yang mendapat julukan sebagai Bapak Manajemen Modern, mengatakan bahwa keberhasilan dipengaruhi oleh 20% IQ dan 80% EQ, SQ.
1. Intellectual Quotient (IQ)
Sering disebut sebagai kecerdasan intelektual. Dimana otak kiri dan otak kanan berfungsi dengan baik dan maksimal. Indikatornya terlihat dari prestasi yang ada, baik itu dalam hal pengetahuan (knowledge), logika, matematika, seni, musikalitas, menggambar dll.
Untuk merangsang agar IQ seorang anak menjadi baik bahkan diatas rata-rata, perlu diperhatikan asupan makanan yang kaya dengan protein. Baik yang berasal dari hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Makanan seperti telur, ikan laut, daging sangat disarankan.
2. Emotional Quotient (EQ)
Sering disebut sebagai kercerdasan emosi. Yaitu bagaimana seorang anak menguasai emosi dirinya. Indikatornya terlihat dari sikap yang asertif (mampu mengemukakan pendapat, isi hatinya dengan baik dan lugas), berani berbicara di depan umum, berani menyampaikan suaranya di depan umum, percaya diri, komunikatif serta tidak mudah marah (pemarah).                                                       
3. Spiritual Quotient (SQ)
Sering disebut sebagai kecerdasan spiritual/rohani. Yaitu bagaimana seorang anak mengapresiasi kecintaannya pada Allah Swt sebagai pencipta alam ini. Indikatornya terlihat dari rohaniyahnya yang hidup, integritas diri yang terbentuk, karakter yang memancarkan kebaikan, kelembutan, peramah bukan pemarah, serta mental yang matang (menunjukkan mental pemenang bukan kalah/looser).


Peran Orangtua & Guru
Orang tua harus memperhatikan ketiga aspek itu dalam mendidik anak. Sebab mereka juga yang pada akhirnya akan memetik buahnya. Apabila anaknya dididik dengan baik, besarnya nanti pasti akan menjadi anak yang menyenangkan hati, namun hal sebaliknya bisa terjadi. Tidak heran bila kita melihat ada anak-anak yang lupa orang tua, menaruh orang tua di rumah jelek, sementara dia hidup dalam kemewahan dan sebagainya.
Orang tua memegang peranan terbesar, sebab itu harus memberi perhatian yang sungguh. Jangan berhenti untuk belajar cara mendidik anak, baik itu melalui buku-buku ilmiah, psikologi, pendidikan maupun tayangan televisi yang bertemakan pendidikan. Orang tua juga harus menjadikan dirinya teladan kehidupan. Sebab anak biasanya meniru orang tua. Karena itu kita harus berhati-hati dalam perkataan maupun sikap.
Orang tua juga tidak boleh merasa benar dan menang sendiri dalam berkomunikasi dengan anak. Apabila memang salah, akan lebih baik meminta maaf kepada anak. Hal itu akan membuat anak belajar kerendahan hati.
Guru hanya “memegang” anak paling lama 3 - 5 jam. Karena itu, orang tua tidak seharusnya menyerahkan semua tanggungjawab pada guru dan bersikap tidak perduli. Sikap terbaik adalah orang tua harus bekerja sama dengan guru. Saling memberi masukan, saran dan pendapat antara kedua pihak akan membuat keduanya dapat mengawasi perkembangan anak, mengevaluasi hal-hal yang perlu diperhatikan dan meneruskan upaya pembinaan baik dalam aspek IQ, EQ dan SQ.
Kesimpulan
IQ, EQ maupun SQ merupakan tiga aspek yang harus diperhatikan dalam pendidikan anak. Ketiganya harus berjalan beriringan dan seimbang. Untuk itu orang tua dan guru harus bekerja sama bergandengan tangan, tidak disarankan untuk menyerahkan semuanya kepada guru. Masa depan anak ada di tangan kita hari ini. Selamat mendidik anak. ( Roya Tibsyaroh )
Mutiara BUNDA dalam AL QUR’AN
 “ ( Ingatlah ), ketika isteri Imron berkata : ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menadzarkan kepada Engkau anak yang ada dalam kandunganku menjadi hamba yang MUHARRAR. Karena itu terimalah ( nadzar ) itu dari padaku…” ( 3 : 35 )
          Tahukah Ibu, apa yang dimaksud dengan muharrar? Muharrar artinya orang yang ikhlas karena Allah . Apakah Ibu menyadari kekuatan nadzar seperti itu ? Apakah Ibu pernah bernadzar atau  menjumpai seorang wanita yang yang bernadzar demikian ketika akan melahirkan?
          Adakah seorang Ibu yang berucap “ Duhai rabbku, aku nadzarkan anak dalam kandunganku, akan aku didik dia sepenuh hatiku, ikhlash karena berharap ridha-Mu. Aku tidak mengharapkan apapun dari jerih payah ini sedikitpun, kecuali Engkau menjadikan anakku sebagai anak yang sholih/sholihah, yang akan Engkau terima sebagai seorang syuhada’ di jalan-Mu.”
          Ibu, buah dari nazdar istri Imron itu adalah MARYAM, seorang gadis paling mulia dan suci di muka bumi ini, dan dari rahim Maryam inilah Allah lahirkan ISA As. Seorang rasul mulia yang mampu mengucapkan kata-kata ketika dalam buaian dengan izin rabbnya, seorang rasul yang Allah swt berkenan mengangkatnya ke langit dan akan diturunkan kembali sebagai bukti kebesaran-Nya.
Sadarkah Ibu akan arti sebuah keikhlasan. Sadarkah ibu buah yang dihasilkan dari kalimat ikhlas seorang wanita ??? Wallahu a’lam

( Sumber: Hati Sebening Mata Air karya Amru Khalid, dengan sedikit perubahan )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar