Jumat, 28 Oktober 2011

Perilaku Kelompok Dalam Organisasi


BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia. Tiap hari manusia akan terlibat dalam aktivitas kelompok. Demikian pula kelompok merupakan bagian dari kehidupan organisasi. Dalam organisasi akan banyak dijumpai kelompok-kelompok ini. Hamper pada umumnya manusia yang menjadi anggota dari suatu organisasi besar atau kecil adalah sangat kuat kecenderungannya untuk mencari keakraban dalam kelompok-kelompok tertentu. Dimulai dari adanya kesamaan tugas pekerjaan yang dilakukan, kedekatan tempat kerja, seringnya berjumpa, dan barang kali adanya kesamaan kesenangan bersama, maka timbullah kedekatan satu sama lain. Mulailah mereka berkelompok dalam organisasi tertentu.
Banyak teori yang mengembangkan suatu anggapan mengenai awal mula terbentuknya suatu kelompok. Teori yang sangat dasar terbentuknya kelompok adalah mencoba menjelaskan adanya afiliasi diantara orang-orang tertentu teori ini disebut Propinquiti atau teori pendekatan, teori pendekatan ini ialah bahwa seseorang berhubungan dengan orang lain disebabkan karena adanya kedekatan uang dan daerahnya atau (spatial and geographical proximity).
Dasar pokok yang amat penting dari daya tarik antarindividu dan pembentukan kelompok adalah secara sederhana karena adanya kesempatan berinteraksi satu sama lain. Hal ini dapat di pahami secara jelas, bahwa orang yang jarang melihat, atau berbicara satu sama lain sulit dapat tertarik. Hasil-hasil penelitian membuktikan bahwa faktor lingkungan juga merupakan penentu untuk menaikkan atau mengurangi kesempatan berinteraksi.






BAB II
PEMBAHASAN
A.   Teori-teori Pembentukan Kelompok
Banyak teori yang mengembangkan suatu anggapan mengenai awal mula terbentuknya suatu kelompok. Teori yang sangat dasar terbentuknya kelompok adalah mencoba menjelaskan adanya afiliasi diantara orang-orang tertentu teori ini disebut Propinquiti atau teori pendekatan, teori pendekatan ini ialah bahwa seseorang berhubungan dengan orang lain disebabkan karena adanya kedekatan uang dan daerahnya atau (spatial and geographical proximity).
 Teori ini mencoba meramalkan bahwa seorang mahasiswa yang duduk berdekatan dengan seorang mahasiswa lain di kelas akan mudah membentuk suatu kelompok di bandingkan dengan mahasiswa yang duduknya berjauhan.
Sebenarnya ada beberapa hasil riset yang mendukung teori propinquiti. Tetapi usaha tersebut hanya menjelaskan pada permukaan saja dari pembentukan kelompok. Hasil-hasil riset itu kuarang mencoba menganalisa tentang kekomplekan dari pembentukan kelompok, sehingga memerlukan eksplorasi lebih lanjut.
   Teori pembentukan kelompok yang lebih komprehensip adalah suatu teori yang berasal dari George Homans. Teorinya berdasarkan pada aktivitas-aktivitas, interaksi-interaksi, dan sentimen-sentimen (perasaan atau emosi). Tiga elemen ini salah satu berhubungan secara langsung , dan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1)      Semakin banyak aktivitas-aktivitas seseorang dilakukan dengan orang lain (shared), semakin beraneka interaksi-interaksinya, dan juga semakin kuat tumbuhnya sentimen-sentimen mereka.
2)      Semakin banyak interaksi-interaksi diantara orang-orang, maka semakin banyak kemungkinan aktivitas-aktivitas dan sentimen yang ditularkan (shared) pada orang lain.
3)      Semakin banyak aktivitas dan sentimen yang ditularkan pada orang lain, dan semakin banyak sentimen seseorang dipahami oleh orang lain, maka semakin banyak ditularkannya aktifitas dan interaksi-interaksi.

Banyak teori lain yang berusaha untuk menjelaskan tentang pembentukan kelompok. Pada umumnya teori-teori tersebut saling melengkapi, karena teori yang satu menerangkan dari sisi yang berbeda dari teori yang lain sehingga perbedaan sisi tadi membuat teori-teori pembentukan kelompok tersebut saling melengkapi.
Salah satu teori yang agak menyeluruh (comprehensive) penjelasannya tentang pembentukan kelompok ialah teori keseimbangan (a balance theory of group formation) , yang dikembangkan oleh Theodore Newcomb. Teori ini menyatakan bahwa seseorang tertarik pada yang lain adalah didasarkan atas kesamaan sikap didalam menanggapi suatu tujuan yang relevan satu sama lain.

 Individu A                                                     Individu B
                                                                       
 

                                                      X
                        Nilai-nilai dan sikap yang sama :
Ø  Agama
Ø  Politik
Ø  Gaya Hidup
Ø  Perkawinan
Ø  Pekerjaan
Ø  Otoritas
Individu A akan berinteraksi dan membentuk suatu hubungan (kelompok) dengan individu B lantaran adanya sikap dan nilai yang sama dalam rangka mencapai tujuan X. Sekali hubungan tersebut terbentuk, partisipan berusaha mencapai dan menjaga hubungan keseimbangan yang simetris diantara sikap-sikap yang menarik dan bersama. Jika ketidakseimbangan terjadi ada suatu usaha untuk memperbaiki keseimbangan tersebut. Jika keseimbangan tidak bisa diperbaiki, maka hubungan bisa pecah.
Teori pertukaran kelompok berdasarkan atas interaksi dan susunan hadiah-biaya-hasil. Suatu tingkat positif yang minim (yakni hadiah lebih besar daripada biaya) dari suatu hasil yang harus ada, jikalau diinginkan terdapatnya daya tarik dan afiliasi.
Teori lain dari pembentukan kelompok adalah didasarkan atas alasan-alasan praktis. Yang teramat penting dalam memahami pembentukkan kelompok berdasarkan alasan-alasan praktis ini antaranya kelompok-kelompok itu cenderung memberikan kepuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan sosial yang mendasar dari orang-orang yang mengelompok tersebut. Para pekerja dalam hal tertentu pada umumnya mempunyai suatu keinginan yang kuat untuk berafiliasi dengan pihak lain
Dari pemahaman beberapa teori pembentukan kelompok seperti yang diuraikan diatas, dapat kemudian diidentifikasikan karakteristik suatu kelompok itu. Menurut Reitz, karakteristik yang menonjol dari suatu kelompok itu, antara lain:
1)      Adanya dua orang atau lebih
2)      Yang berinteraksi satu sama lainnya
3)      Yang saling membagi beberapa tujuan yang sama
4)      Dan melihat dirinya sebagai suatu kelompok

B.   Bentuk-bentuk Kelompok
Banyak terdapat beberapa bentuk kelompok. Teori-teori yang mencoba melihat asal mula terbentuknya kelompok seperti yang diuaraikan diatas menyatakan betapa banyaknya pola bentuk kelompok tersebut. Sosiolog dan psikolog yang mempelajari perilaku social dari orang-orang didalam organisasi mengidentifikasikan beberapa perbedaan dari tipe sesuatu kelompok.
Dari perbedaan dan banyaknya bentuk kelompok tersebut, berikut ini dikemukakan beberapa di antaranya:
1.    Kelompok Primer (Primary Group)
Orang yang pertama kali merumuskan dan menganalisis suatu kelompok primer ini adalah Charles H. Cooley. Didalam bukunya Organisasi-organisasi Sosial (Social Organizations), yang diterbitkan untuk pertama kalinya tahun 1909.
Konsep kelompok primer dari Cooley ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari buah pendapat George Homans. Di dalam bukunya yang klasik berjudul The Human Group (Kelompok Manusia).
Seringkali istilah kelompok kecil (Small group) dan kelompok primer (primary group) dipakai silih berganti. Secara teknis ada bedanya. Suatu keompok kecil di jumpai hanya untuk di hubungkan dengan suatu kriteria ukuran jumlah anggota kelompoknya, yakni kecil. Dan pada umumnya tidak di ikuti dengan spesifikasi berupa jumlah yang tepat untuk kelompok kecil tersebut.
Suatu kelompok  primer haruslah mempunyai suatu perasaan keakraban, kebersamaan, loyalitas, dan mempunyai tanggapan yang sama atas nilai-nilai dari para anggotanya. Dengan demikian, suatu kelompok primer adalah kelompok yang kecil ukurannya, tetapi tidak semua kelompok kecil adalah primer.
2.    Kelompok Formal dan Informal
Kelompok formal adalah suatu kelompok yang sengaja dibentuk untuk melaksanakan suatu tugas tertentu. Anggota-anggotanya biasanya diangkat oleh organisasi. Contoh dari kelompok formal ini antaranya komite dan panitia, unit-unit kerja tertentu seperti bagian, laboratorium riset dan pengembangan, tim manajer, kelompok tukang pembersih, dan lain sebagainya.
Adapun kelompok informal adalah suatu kelompok yang dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seseorang. Anggota kelompok tidak diatur dan diangkat, keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok. Kelompok informal ini sering timbul berkembang dalam kelompok formal, karena adanya beberapa anggota yang secara tertentu mempunyai nilai-nilai yang sama yang perlu ditularkan (shared) sesama anggota lainnya. Kadang kala kelompok informal berkembang atau keluar dari organisasi formal.
Suatu studi klasik dalam bidang organisasi industrenjelaskan tiga pola dari kelompok informal ketiga pola tersebut antara lain:
a)      Klik Mendatar (Horizontal Clique)
b)      Klik Menegak (Vertikal Clique)
c)      Klik Acak (Random Clique)
Klik mendatar adalah suatu klik yang anggota-anggotanya terdiri dari orang-orang yang terbatas pada derajat dan bidang kerja yang sama. Adapun klik yang vertikal adalah klik yang terdiri orang-orang yang berbeda dari tingkatan hirarkinya di dalam satu organisasi atau departemen dari organisasi tersebut. Kelompok klik ini sering kali berkembang karena adanya kebutuhan keamanan atau pencapaian sesuatu hasil yang perlu dibagi ratakan, atau karena adanya minat bersama untuk mengatasi jarak sosial antara atasan dan bawahan. Sedangkan klik acak adalah terdiri dari orang-orang yang berasal dari berbagai derajat, tingkat, bagian dan lokasi.


3.      Kelompok Terbuka Dan Tertutup
Kelompok terbuka adalah suatu kelompok yang secara ajeg mempunyai rasa tanggap akan perubahan dan pembaharuan. Sedangkan kelompok tertutup adalah kecil kemungkinannya menerima perubahann dan pembaharuan, atau mempunyai kecenderungan tetap menjaga kestabilan. Kelompok terbuka berbeda dengan kelompok tertutup dilihat dari empat dimensi berikut ini:
a.    Perubahan Keanggotaan Kelompok
Suatu kelompok terbuka secara ajeg adalah dapat dengan bebas menerima dan melepas anggota-anggotanya. Kelompok tertutup memelihara kestabilan keanggotaan kelompok, dengan sedikit sekali kemungkinan adanya penambahan dan pelepasan anggota setiap saat. Hubungan status dan kekuasaan biasanya lebih mapan dalam kelompok tertutup.
b.    Kerangka Referensi
Perluasan kerangka referensi dalam kelompok terbuka dapat menambah kreatifitas karena kelompok terbuka mempunyaikemungkinana kebebasan menerima dan melepas anggota. Sedangkan dalam kelompok tertutup karena kestabilan keanggotaan yang diutamakan maka kerangka yang baru kurang terangsang untuk membawa ide-ide baru yang segar yang menuju kearah pembaharuan dan perubahan.
c.     Perspektif Waktu
Kelompok terbuka dalam perspektif waktu ini lebih berfikir untuk masa sekarang dan masa depan yang dekat hal ini disebabkan karena kelompok ini tidak stabil keanggotaannya dan kecenderungannya secara ajeg menerima perubahan dan pembaharuan. Adapun kelompok tertutup sebaliknya, mampu memelihara horizon waktu dalam perspektif yang berjangka panjang. Banyak dari anggota kelompok ini menimbang sejarah masa lalu, dan mengaharapkan bisa melanjutkan untuk masa-masa yang panjang, dengan suatu perencanaan jangka panjang.
d.    Keseimbangan
Keseimbangan adalah keadaan adanya suatu sistem yang menjaga kestabilan setelah mempunyai keadaan yang memporak porandakan. Kelompok terbuka lebih mengarah kurang adanya keseimbangan dibandingkan dengan kelompok yang stabil yakni kelompok tertutup. Lain halnya yang menjaga adanya kestabilan yang mengutamakan adanya keseimbangan dibandingkan keguncanagan.
4.    Kelompok Referensi
Suatu kecenderungan yang positif dari prilaku manusia ini ialah adanya usaha untuk mencari umpan balik (feed Beck) tentang dirinya. Kelompok referensi ini adalah setiap kelompok dimana seseorang melakukan referensi atasnya. Orang yang ini mempergunakan kelompok tersebut sebagai suatu ukuran (standar) untuk evaluasi dirinya dan atau sebagai sumber dari nilai dan sikap pribadinya. Kelompok ini memberikan dua fungsi bagi seseorang untuk evaluasi diri antara lain:
a)         Fungsi Perbandingan Sosial (social comparison)
Dalam fungsi ini seseorang menilai dirinya dengan cara membandingkan dirinya dengan diri orang lain.
b)         Fungsi Pengesahan Sosial (social validation)
Dalam fungsi ini seseorang mempergunakan kelompok sebagai suatu ukuran untuk menilai sikap, kepercayaan dan nilai-nilainya. Dalam hal ini diri seseorang dinilai dibandingkan dengan kelompok sebagai referensinya.
Kelompok referensi mempunyai pengeruh yang amat penting pada kedua fungsi tersebut, sebagai suatu ukuran untuk menilai sikap, kepercayaan, nilai dan tujuan seseorang.
C.   Dasar-dasar Daya Tarik Antar Orang (Interpersonal Attraction)
1.      Kesempatan untuk Berinteraksi
Dasar pokok yang amat penting dari daya tarik antarindividu dan pembentukan kelompok adalah secara sederhana karena adanya kesempatan berinteraksi satu sama lain. Hal ini dapat di pahami secara jelas, bahwa orang yang jarang melihat, atau berbicara satu sama lain sulit dapat tertarik. Hasil-hasil penelitian membuktikan bahwa faktor lingkungan juga merupakan penentu untuk menaikkan atau mengurangi kesempatan berinteraksi.
Kesempatan berinteraksi dan yang di hubungkan dengan faktor lingkungan ini dapat dibedakan atas :
·       Hal-hal yang berhubungan dengan jarak fisik (Physical Distance)
Dengan demikian orang yang bertempat tinggal atau bertempat kerja berdekatan satu sama lain akan berkesempatan besar untuk berinteraksi satu sama lain dan berkemungkinan membentuk suatu kelompok.
·       Jarak psikologis dan arsitektur (Architecture and psychological distance)
Jarak fisik bukan satu-satunya halangan dari interaksi sosial. Seperti desain arsitektur yang membuat ruang kerja pintunya mengarah ke ruang pusat kerja, seperti tempat pertemuan rapat, atau ruang tunggu elevator, ruangan yang semacam inilah yang memberikan kesempatan yang baik bagi karyawan untuk saling berinteraksi satu sama lain.
2.      Status
Status merupakan salah satu faktor yang menentukan pula dalam daya tarik antar individu. Ada dua tendensi di bidang status ini yakni:
·       Seseorang tertarik pada orang lain karena ada kesamaan status.
·       Seseorang itu lebih suka berintegrasi dengan orang lain yang mempunyai status lebih tinggi.
3.      Kesamaan Latar Belakang
Latar belakang yang sama merupakan salah satu faktor penentu dari proses daya tarik individu untuk berinteraksi satu sama lain. Misalnya usia, agama, pendidikan, ras, dan status sosial seseorang akan memudahkan untuk menemukan daya tarik berinteraksi satu sama lain.

4.      Kesamaan Sikap
Kesamaan sikap ini sebenarnya pengembangan lebih lanjut dari kesamaan latar belakang. Orang-orang yang mempunyai kesamaan latar belakang. Orang-orang yang mempunyai kesamaan latar belakang nampaknya mempunyai kesamaan pengalaman, dan orang yang mempunyai kesamaan pengalaman ini lebih memudahkan untuk berinteraksi dibandingkan orang yang tidak mempunyai kesamaan pengalaman. Daya tarik orang-orang yang berinteraksi yang disebabkan karena kesamaan sikap ini dapat dilihat dalam pergaulan-pergaulan :
-          Antara mahasiswa
-          Orang bertetangga
-          Teman sejawat
-          Pasangan yang sudah kawin
-          Tentara
-          Buruh suatu pabrik dll.

D.   Panitia Dalam Organisasi
Panitia merupakan tipe formal yang amat penting yang dijumpai sekarang ini dalam kehidupan organisasi. Namun demikian ejekan-ejekan setiap kali dilemparkan kepada panitia, jika dilihat cara kerjanya.
1.      Sifat dan Fungsi Panitia
          Panitia adalah suatu kelompok orang-orang yang mempunyai fungsi kolektif. Lain definisi yang searti ialah panitia adalah suatu kelompok dimana semua persoalan dipecahkan bersama sebagai suatu kelompok. Panitia itu sendiri di bentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu, seringpula dijumpai bahwa panitia mempunyai tugas khusus berikut wewenangnya.
          Panitia banyak dijumpai dalam setiap organisasi baik organisasi pemerintahan, pendidikan, agama, transmigrasi, kesehatan, sosial, kegiatan lainnya. Dari sekian banyak panitia itu melakukan fungsi bermacam-macam mulai dari bidang keuangan, kepegawaian, perlengkapan, sampai juga panitia yang mengatasi kasak kusuk.
          Panitia-panitia tersebut melakukan fungsi-fungsi yang berbeda-beda, ada panitia yang melakukan fungsi layanan, penasehatan, koordinasi, pemberian informasi, dan adapula pembuat keputusan akhir.
2.      Segi Positif dari Panitia
Sebenarnya kerja dalam panitia merupakan suatu keuntungan bagi tindakan-tindakan individu. Karena di dalam panitia di tawarkan suatu hal yang berguna yakni adanya usaha bersama dan pertimbangan-pertimbangan yang menyatu diantara orang-orang yang bekerja di dalamnya. Dapat dikatakan secara optimis, bahwa anggota dalam panitia bersama-sama membawa suatu pengalamannya yang luas, pengetahuan, kemampuan, kecakapan dan sifat-sifat kepribadiannya. Sifat-sifat tersebut dalam suatu panitia merupakan usaha yang besar sekali guna mengatasi persoalan organisasi.
Segi positif lainnya dari panitia bahwa panitia bisa dipergunakan sebagai sarana untuk mengurangi konflik dan meningkatkan koordinasi dalam suatu organisasi. Lewat kerja panitia semua persoalan dapat didiskusikan bersama oleh setiap anggota dengan penekanan tercapainya suatu tujuan dan pengertian bersama. Dengan sarana panitia ini maka masing-masing departemen saling mendapat informasi tentang apa yang dikerjakan oleh departemen tersebut sehingga saling membantu bila diperlukan dan terciptanya suatu tujuan.
Nilai positif lainnya yaitu untuk meningkatkan motivasi dan keterikatan dari partisipasi anggota dalam pemecahan masalah. Suatu panitia dapat pula dipergunakan untuk mengembangkan dan menumbuhkan seseorang dalam pengetahuan.
3.      Segi Negatif dari Panitia
Segi negatif dari panitia adalah di baginya pertanggung jawaban. Sehingga dengan adanya panitia tersebut, maka yang ada ialah panitianya yang terdiri dari sekumpulan orang-orang, tetapi tidak ada suatu pertanggung jawaban perorangan. Sehingga dengan demikian jika terdapat keputusan yang dibuat salah atau jelek dan tidak bermutu, maka jarang-jarang orang tersebut mau mempertanggungjawabkan. Dengan kata lain seseorang mencari perlindungan pada panitia terhadap keputusan yang tidak bermutu dan salah.

Sistem Informasi Manajemen


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sistem informasi adalah kumpulan dari sistem manajemen atau sistem yang menyediakan informasi yang bertujuan mendukung operasi manajemen dan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi yang cenderung berhubungan dengan pengolaan informasi yang berbasis pada komputer (komputer based information processing). Dengan mempertimbangkan infomasi apa, untuk siapa, dan kapan disajikan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang di maksud dengan Sistem informasi manajemen itu?
2.      Apakah tujuan sistem informasi manajemen itu?
3.      Bagaimanakah model sistem informasi manajemen itu?
C.     Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini adalah:
1.      Untuk mengetahui pengertian dari sistem informasi manajemen.
2.      Mengetahui tujuan-tujuan sistem informasi manajemen.
3.      Mengetahui model sistem informasi manajemen.









BAB II
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
A.    Definisi  Sistem Informasi  Manajemen (SIM)

SIM bukan merupakan hal baru. Ruang lingkup SIM sebenarnya tertuang pada tiga kata pembentuknya, yaitu “sistem”, “informasi”, dan “manajemen”.
1.      Sistem merupakan kumpulan komponen-komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan.  Di dalam perusahaan, yang dimaksud elemen dari sistem adalah departemen-departemen internal, seperti persediaan barang mentah, produksi, persediaan barang jadi, promosi, penjualan, keuangan, personalia; serta pihak eksternal seperti supplier dan konsumen yang saling terkait satu sama lain dan membentuk satu kesatuan usaha.
2.      Informasi adalah hasil dari pengolaan data menjadi sebuah bentuk yang berarti  bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil sebuah keputusan.
3.       Manajemen
Ada beberapa definisi manajemen yang telah diungkapkan oleh pakar manajemen didunia,yaitu
a)      Manajemen menurut Fayol sebagai fungsi-fungsi untuk merencanakan ,mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sesuatu.
b)      Menurut stoner, manajemen diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap usaha-usaha para anggota organisasi dengan menggunakan sumber daya oranisasi lainnya, agar mencapai tujuan organisasi yang telah diterapkan
c)      Istilah manajemen menurut Koonentz lebih menitik beratkan pada pemanfaatan orang-orang dalam mencapai tujuan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa : manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan dan pengawasan usaha-usaha secara sistematik dan efektif oleh para anggota organisasi dalam penggunaan sumberdayanya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah diterapkan.
Manajemen merupakan suatu proses yang dinamis yang menggerakkan organisasi mencapai tujuannya, secara sederhana manajemen merupkan tindakan atau seni perencanaan, mengatur, pengarahan dan pengawasan..
Proses  manajemen sebenarnya sudah dimulai sebelum dikenal system kodifikasi (istilah) ilmu pengetahuan. Namun seiring dengan perjalan waktui, manajemen pun mengalami berbagai perkembangan sehingga mencapai tingkat kedewasaan saat ini. Di awalnya, manajemen dikaitkan dengan usaha bisnis, namundlam perjalanannya, pandangna kontemporer menyatakan bahwa manajemen diperlukan bukan hanya bagi usaha yang mengejar laba (bisnis) namun juga bagi usaha nirlaba (seperti sekolah) sejauh usaha tersebut mempunyai sasarab dan tujuan. Paradigma ini dikenal sebagai classical goal paradigm. Ada tiga  aliran pemikiran manajemen yaitu
1)      Aliran klasik
2)      Aliran hubungan manusiawi
3)      Aliran manajemen modern
4.      Konsep dasar Sistem informasi Manajemen

Dari uraian pengertian system, informasi, dan manjemen dapat diarikan sebagai suatu alat yang mendukung para pengambil keputusan dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen(perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian), sedemikian rupa sehingga tercapai suatu keputusan yang didasarkan kepada pendekatan system.
Menurut Gordon B. Davis, mendefinisikan Sistem Informasi Manajemen sebagai berikut:  “ system Informasi Manajemen adalah suatu system manusia, mesin yang terintegrasi dalam menyediakan informasi untuk mendukung kegiatan-kegiatan operasi, manajemen dan pengambilan keputusan suatu oranisasi.”
Menurut Robert G. Murdic dan Joel E. Ross dalam bukunya yang berjudul “sistem informasi manajemen” (terjemahan) mendefinisikan SIM sebagai berikut:
SIM adalah proses komunikasi dimana informasi masukan (input) di rekam, disimpan, dan di proses untuk menghasilkan output yang berupa keputusan berupa perencanaan, pengoperasian, dan pengawasan.
Menurut Drs. Soetejo Moeljodihardjo dalam bukunya “Management Information System” mendefinisikan SIM sebagai berikut :
SIM adalah suatu metode untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu bagi manajemen tentang lingkungan luar organisasi dan kegiatan operasi di dalam organisasi, Dengan tujuan untuk menunjang proses pengambilan keputusan serta memperbaiki proses perencanaan dan pengawasan.
System informasi dapat pula dipandang sebagai proses komunikasi, dimana informasi (masukan) dicatat, disimpan dan siebarkan (proses) untuk memperoleh keputusan-keputusan (keluaran/output) didalam perencanaan, operasi dan  pengendalian.
Sistem Informasi Manajemen (SIM)  adalah kumpulan dari system manajemen atau system yang menyediakan informasi yang bertujuan untuk mendukung operasi manajemen dan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi yang cenderung berhubungan dengan pengolaan informasi yang berbasis pada computer (computer base information processing) dengan mempertimbangkan informasi apa, untuk siapa, dan kapan harus disajikan.System informasi manajemen tidak menggantikan Transaction processing systems; melainkan semua SIM mencakup pengolaan transaksi. SIM adalah system informasi yang

Dapat disimpulkan , Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah komponen-komponen atau subsistem-subsistem yang saling berhubungan dimana diperlukan suatu pengambilan (collect), proses (process), penyimpanan(store) dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan serta pengawasan dari organisasi.disamping membantu pimpinan dalam pengambilan keputusan, koordinasi dan pengawasan, system informasi membantu pimpinan dan staf untuk menganalisa masalah-masalah yang timbul dan visualisasi subjek yang komplek  dan membuat produk baru dan jasa.
Ada tiga aktifitas dalam SIM dalam memproduksi kebutuhan informasi suatu organisasi untuk menunjang proses pengambilan keputusan, pengawasan,analisa masalah-masalah yang timbul dan membuat produk baru dan jasa. 3 aktifitas tersebut adalah
1.      masukan (Input) adalah pengambilan data mentah (raw data) dari lingkungan organisasi atau lingkungan eksternal organisasi
2.       proses (processing) adalah konversi dari data menta menjadi formulir(form) yang memili makna
3.      dan keluaran (output) adalah transfer informasi yang telah diproses kepada manusia atau aktifitas-aktifitas dimana dipergunakan.
Dalam system informasi selain 3 aktifitas tersebut umpan balik (feed back) juga sangat diperlukan. Dimana keluaran yang dikembalikan kepada tim yang mengembangkan pada suatu organisasi untuk membantu mereka dalam mengevaluasi atau mengkoreksi fase masukan.
5.      Struktur Sistem Informasi Manajemen

System informasi dalam suatu organisasi pada dasarnya terdiri dari system yang mempunyai struktur tertentu dan system yang tidak mempunyai struktur. Keduanya sering disebut system formal dan system informal.
System informasi manajemen berusaha untuk menjadikan norma organisasi sebagai tumpuan utama dalam mendukung kegiatan organisasi sebagai tumpuan utama dalam mendukung kegiatan organisasi. Hal ini dapat diidentikan dengan kegiatan untuk menjadikan system informasi public normal menjadi subsistem utama yang terbesar yang mendukung jalannya organisasi. Dengan demikian diharapkan kegiatan organisasi tersebut secara menyeluruh.sehingga setiap perubahan dalam organisasi akan dapat ditanggulangi dengan baik. Kegiatan manajemen dapat dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu :
a)      Perencanaan strategis
Pada tingkat perencanaan ini, mempunyai fungsi utama yaitu menentukan tujuan perusahaan,terutama yang menyangkut penyediaan dan pemanfaatan sumber daya.
b)      Manajemen control
Pada tingkat pengontrolan manajemen biasanya dilaksanakan oleh manajemen menengah. Sehingga informasi-informasi yang dibutuhkan untuk pengontrolan manajemen ini memerlukan tingkat kerincian yang tinggi dari pada tingkat perencanaan strategis dan merupakan penyimpulan dari informasi pada tingkat pengendalian operasional.
c)      Pengendalian operasi
Pada tingkat pengendalian operasional, pengambilan keputusan pada tingkat ini bersifat rutin dan menggunakan prosesdur-prosedur serta aturan-aturan yang telah dibakukan sebelumnya.
Dengan ketiga proses pengolaan diatas dihasilkan jenis kegiatan dan variansi waktu,sehingga dapat menggambarkan hubungan hasil yang telah dicapai terhadap targetnya.

6.      Komponen Sistem Informasi Manajemen
Secara umum komponen system Informasi Manajemen terdiri dari :
a)      Perangkat keras, terdiri dari computer, peripheral (printer) dan jaringan
b)      Perangkat lunak seperti system operasi (windows 95 dan NT), Apliaksi (Akuntansi), Utilitas(anti virus, speed disk), serta bahasa (3 GL dan 4 GL)
c)      Data, ini merupakan komponen dasar dari informasi yang akan diproses lebih lanjut untuk menghasilkan informasi
d)     Prosedur, dokumen prosedur/proses system, buku penuntun operasional (aplikasi) dan teknis
e)      Manusia, komponen ini adalah subyek system , yang terlibat dalam komponen ini adalah seperti operator, pemimpin system informasi dan sebagainya.

gambar No.3.8. komponen system Informasi
Komponen – komponen dari system informasi Manajemen berdasarkan fungsi pengolaan adalah sebagai berikut :
1)      System Operasional dan manajemen (Operasioanal system and management)
2)      System pelaporan Manajemen (Manajemen Reporting System)
3)      Common Database (CDB)
4)      Sistem penelusuran Informasi (Inforrrrasi Retrieval system)



B.     Tujuan Sistem Informasi  Manajemen (SIM)

Sistem informasi manajemen diperlukan diberbagai perusahaan, karena dengan begitu pola manajemen sebuah perusahaan jadi lebih tertata. Tujuan utama dari Sistem Informasi Manajemen adalah :
1.      Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
2.      Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
3.      Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya perlu memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mereka mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi dibutuhkan dam dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan).

C.    Model  Sistem Informasi  Manajemen (SIM)
Definisi diatas dapat digambarkan dengan model SIM pada gambar dibawah ini :

Tanda panah menunjukkan arus data dan informasi baik dari sistem fisik perusahaan maupun lingkungannya. Data diteruskan ke “Sumberdaya pengolah informasi” yaitu kombinasi hardware dan spesialis informasi yang mengtransformasikan data menjadi informasi. Data dan informasi dapat disimpan dalam “Database”, dan data di transformasikan menjadi informasi oleh “Software Library” dari program-program komputer.
Informasi baik dari dalam maupun sumber luar diteruskan kepada pemakai (users) yang membuat keputusan mempengaruhi perubahan di dalam sistem fisik perusahaan dan sumberdaya pengolah informasi.