Jumat, 28 Oktober 2011

Perilaku Kelompok Dalam Organisasi


BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia. Tiap hari manusia akan terlibat dalam aktivitas kelompok. Demikian pula kelompok merupakan bagian dari kehidupan organisasi. Dalam organisasi akan banyak dijumpai kelompok-kelompok ini. Hamper pada umumnya manusia yang menjadi anggota dari suatu organisasi besar atau kecil adalah sangat kuat kecenderungannya untuk mencari keakraban dalam kelompok-kelompok tertentu. Dimulai dari adanya kesamaan tugas pekerjaan yang dilakukan, kedekatan tempat kerja, seringnya berjumpa, dan barang kali adanya kesamaan kesenangan bersama, maka timbullah kedekatan satu sama lain. Mulailah mereka berkelompok dalam organisasi tertentu.
Banyak teori yang mengembangkan suatu anggapan mengenai awal mula terbentuknya suatu kelompok. Teori yang sangat dasar terbentuknya kelompok adalah mencoba menjelaskan adanya afiliasi diantara orang-orang tertentu teori ini disebut Propinquiti atau teori pendekatan, teori pendekatan ini ialah bahwa seseorang berhubungan dengan orang lain disebabkan karena adanya kedekatan uang dan daerahnya atau (spatial and geographical proximity).
Dasar pokok yang amat penting dari daya tarik antarindividu dan pembentukan kelompok adalah secara sederhana karena adanya kesempatan berinteraksi satu sama lain. Hal ini dapat di pahami secara jelas, bahwa orang yang jarang melihat, atau berbicara satu sama lain sulit dapat tertarik. Hasil-hasil penelitian membuktikan bahwa faktor lingkungan juga merupakan penentu untuk menaikkan atau mengurangi kesempatan berinteraksi.






BAB II
PEMBAHASAN
A.   Teori-teori Pembentukan Kelompok
Banyak teori yang mengembangkan suatu anggapan mengenai awal mula terbentuknya suatu kelompok. Teori yang sangat dasar terbentuknya kelompok adalah mencoba menjelaskan adanya afiliasi diantara orang-orang tertentu teori ini disebut Propinquiti atau teori pendekatan, teori pendekatan ini ialah bahwa seseorang berhubungan dengan orang lain disebabkan karena adanya kedekatan uang dan daerahnya atau (spatial and geographical proximity).
 Teori ini mencoba meramalkan bahwa seorang mahasiswa yang duduk berdekatan dengan seorang mahasiswa lain di kelas akan mudah membentuk suatu kelompok di bandingkan dengan mahasiswa yang duduknya berjauhan.
Sebenarnya ada beberapa hasil riset yang mendukung teori propinquiti. Tetapi usaha tersebut hanya menjelaskan pada permukaan saja dari pembentukan kelompok. Hasil-hasil riset itu kuarang mencoba menganalisa tentang kekomplekan dari pembentukan kelompok, sehingga memerlukan eksplorasi lebih lanjut.
   Teori pembentukan kelompok yang lebih komprehensip adalah suatu teori yang berasal dari George Homans. Teorinya berdasarkan pada aktivitas-aktivitas, interaksi-interaksi, dan sentimen-sentimen (perasaan atau emosi). Tiga elemen ini salah satu berhubungan secara langsung , dan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1)      Semakin banyak aktivitas-aktivitas seseorang dilakukan dengan orang lain (shared), semakin beraneka interaksi-interaksinya, dan juga semakin kuat tumbuhnya sentimen-sentimen mereka.
2)      Semakin banyak interaksi-interaksi diantara orang-orang, maka semakin banyak kemungkinan aktivitas-aktivitas dan sentimen yang ditularkan (shared) pada orang lain.
3)      Semakin banyak aktivitas dan sentimen yang ditularkan pada orang lain, dan semakin banyak sentimen seseorang dipahami oleh orang lain, maka semakin banyak ditularkannya aktifitas dan interaksi-interaksi.

Banyak teori lain yang berusaha untuk menjelaskan tentang pembentukan kelompok. Pada umumnya teori-teori tersebut saling melengkapi, karena teori yang satu menerangkan dari sisi yang berbeda dari teori yang lain sehingga perbedaan sisi tadi membuat teori-teori pembentukan kelompok tersebut saling melengkapi.
Salah satu teori yang agak menyeluruh (comprehensive) penjelasannya tentang pembentukan kelompok ialah teori keseimbangan (a balance theory of group formation) , yang dikembangkan oleh Theodore Newcomb. Teori ini menyatakan bahwa seseorang tertarik pada yang lain adalah didasarkan atas kesamaan sikap didalam menanggapi suatu tujuan yang relevan satu sama lain.

 Individu A                                                     Individu B
                                                                       
 

                                                      X
                        Nilai-nilai dan sikap yang sama :
Ø  Agama
Ø  Politik
Ø  Gaya Hidup
Ø  Perkawinan
Ø  Pekerjaan
Ø  Otoritas
Individu A akan berinteraksi dan membentuk suatu hubungan (kelompok) dengan individu B lantaran adanya sikap dan nilai yang sama dalam rangka mencapai tujuan X. Sekali hubungan tersebut terbentuk, partisipan berusaha mencapai dan menjaga hubungan keseimbangan yang simetris diantara sikap-sikap yang menarik dan bersama. Jika ketidakseimbangan terjadi ada suatu usaha untuk memperbaiki keseimbangan tersebut. Jika keseimbangan tidak bisa diperbaiki, maka hubungan bisa pecah.
Teori pertukaran kelompok berdasarkan atas interaksi dan susunan hadiah-biaya-hasil. Suatu tingkat positif yang minim (yakni hadiah lebih besar daripada biaya) dari suatu hasil yang harus ada, jikalau diinginkan terdapatnya daya tarik dan afiliasi.
Teori lain dari pembentukan kelompok adalah didasarkan atas alasan-alasan praktis. Yang teramat penting dalam memahami pembentukkan kelompok berdasarkan alasan-alasan praktis ini antaranya kelompok-kelompok itu cenderung memberikan kepuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan sosial yang mendasar dari orang-orang yang mengelompok tersebut. Para pekerja dalam hal tertentu pada umumnya mempunyai suatu keinginan yang kuat untuk berafiliasi dengan pihak lain
Dari pemahaman beberapa teori pembentukan kelompok seperti yang diuraikan diatas, dapat kemudian diidentifikasikan karakteristik suatu kelompok itu. Menurut Reitz, karakteristik yang menonjol dari suatu kelompok itu, antara lain:
1)      Adanya dua orang atau lebih
2)      Yang berinteraksi satu sama lainnya
3)      Yang saling membagi beberapa tujuan yang sama
4)      Dan melihat dirinya sebagai suatu kelompok

B.   Bentuk-bentuk Kelompok
Banyak terdapat beberapa bentuk kelompok. Teori-teori yang mencoba melihat asal mula terbentuknya kelompok seperti yang diuaraikan diatas menyatakan betapa banyaknya pola bentuk kelompok tersebut. Sosiolog dan psikolog yang mempelajari perilaku social dari orang-orang didalam organisasi mengidentifikasikan beberapa perbedaan dari tipe sesuatu kelompok.
Dari perbedaan dan banyaknya bentuk kelompok tersebut, berikut ini dikemukakan beberapa di antaranya:
1.    Kelompok Primer (Primary Group)
Orang yang pertama kali merumuskan dan menganalisis suatu kelompok primer ini adalah Charles H. Cooley. Didalam bukunya Organisasi-organisasi Sosial (Social Organizations), yang diterbitkan untuk pertama kalinya tahun 1909.
Konsep kelompok primer dari Cooley ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari buah pendapat George Homans. Di dalam bukunya yang klasik berjudul The Human Group (Kelompok Manusia).
Seringkali istilah kelompok kecil (Small group) dan kelompok primer (primary group) dipakai silih berganti. Secara teknis ada bedanya. Suatu keompok kecil di jumpai hanya untuk di hubungkan dengan suatu kriteria ukuran jumlah anggota kelompoknya, yakni kecil. Dan pada umumnya tidak di ikuti dengan spesifikasi berupa jumlah yang tepat untuk kelompok kecil tersebut.
Suatu kelompok  primer haruslah mempunyai suatu perasaan keakraban, kebersamaan, loyalitas, dan mempunyai tanggapan yang sama atas nilai-nilai dari para anggotanya. Dengan demikian, suatu kelompok primer adalah kelompok yang kecil ukurannya, tetapi tidak semua kelompok kecil adalah primer.
2.    Kelompok Formal dan Informal
Kelompok formal adalah suatu kelompok yang sengaja dibentuk untuk melaksanakan suatu tugas tertentu. Anggota-anggotanya biasanya diangkat oleh organisasi. Contoh dari kelompok formal ini antaranya komite dan panitia, unit-unit kerja tertentu seperti bagian, laboratorium riset dan pengembangan, tim manajer, kelompok tukang pembersih, dan lain sebagainya.
Adapun kelompok informal adalah suatu kelompok yang dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seseorang. Anggota kelompok tidak diatur dan diangkat, keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok. Kelompok informal ini sering timbul berkembang dalam kelompok formal, karena adanya beberapa anggota yang secara tertentu mempunyai nilai-nilai yang sama yang perlu ditularkan (shared) sesama anggota lainnya. Kadang kala kelompok informal berkembang atau keluar dari organisasi formal.
Suatu studi klasik dalam bidang organisasi industrenjelaskan tiga pola dari kelompok informal ketiga pola tersebut antara lain:
a)      Klik Mendatar (Horizontal Clique)
b)      Klik Menegak (Vertikal Clique)
c)      Klik Acak (Random Clique)
Klik mendatar adalah suatu klik yang anggota-anggotanya terdiri dari orang-orang yang terbatas pada derajat dan bidang kerja yang sama. Adapun klik yang vertikal adalah klik yang terdiri orang-orang yang berbeda dari tingkatan hirarkinya di dalam satu organisasi atau departemen dari organisasi tersebut. Kelompok klik ini sering kali berkembang karena adanya kebutuhan keamanan atau pencapaian sesuatu hasil yang perlu dibagi ratakan, atau karena adanya minat bersama untuk mengatasi jarak sosial antara atasan dan bawahan. Sedangkan klik acak adalah terdiri dari orang-orang yang berasal dari berbagai derajat, tingkat, bagian dan lokasi.


3.      Kelompok Terbuka Dan Tertutup
Kelompok terbuka adalah suatu kelompok yang secara ajeg mempunyai rasa tanggap akan perubahan dan pembaharuan. Sedangkan kelompok tertutup adalah kecil kemungkinannya menerima perubahann dan pembaharuan, atau mempunyai kecenderungan tetap menjaga kestabilan. Kelompok terbuka berbeda dengan kelompok tertutup dilihat dari empat dimensi berikut ini:
a.    Perubahan Keanggotaan Kelompok
Suatu kelompok terbuka secara ajeg adalah dapat dengan bebas menerima dan melepas anggota-anggotanya. Kelompok tertutup memelihara kestabilan keanggotaan kelompok, dengan sedikit sekali kemungkinan adanya penambahan dan pelepasan anggota setiap saat. Hubungan status dan kekuasaan biasanya lebih mapan dalam kelompok tertutup.
b.    Kerangka Referensi
Perluasan kerangka referensi dalam kelompok terbuka dapat menambah kreatifitas karena kelompok terbuka mempunyaikemungkinana kebebasan menerima dan melepas anggota. Sedangkan dalam kelompok tertutup karena kestabilan keanggotaan yang diutamakan maka kerangka yang baru kurang terangsang untuk membawa ide-ide baru yang segar yang menuju kearah pembaharuan dan perubahan.
c.     Perspektif Waktu
Kelompok terbuka dalam perspektif waktu ini lebih berfikir untuk masa sekarang dan masa depan yang dekat hal ini disebabkan karena kelompok ini tidak stabil keanggotaannya dan kecenderungannya secara ajeg menerima perubahan dan pembaharuan. Adapun kelompok tertutup sebaliknya, mampu memelihara horizon waktu dalam perspektif yang berjangka panjang. Banyak dari anggota kelompok ini menimbang sejarah masa lalu, dan mengaharapkan bisa melanjutkan untuk masa-masa yang panjang, dengan suatu perencanaan jangka panjang.
d.    Keseimbangan
Keseimbangan adalah keadaan adanya suatu sistem yang menjaga kestabilan setelah mempunyai keadaan yang memporak porandakan. Kelompok terbuka lebih mengarah kurang adanya keseimbangan dibandingkan dengan kelompok yang stabil yakni kelompok tertutup. Lain halnya yang menjaga adanya kestabilan yang mengutamakan adanya keseimbangan dibandingkan keguncanagan.
4.    Kelompok Referensi
Suatu kecenderungan yang positif dari prilaku manusia ini ialah adanya usaha untuk mencari umpan balik (feed Beck) tentang dirinya. Kelompok referensi ini adalah setiap kelompok dimana seseorang melakukan referensi atasnya. Orang yang ini mempergunakan kelompok tersebut sebagai suatu ukuran (standar) untuk evaluasi dirinya dan atau sebagai sumber dari nilai dan sikap pribadinya. Kelompok ini memberikan dua fungsi bagi seseorang untuk evaluasi diri antara lain:
a)         Fungsi Perbandingan Sosial (social comparison)
Dalam fungsi ini seseorang menilai dirinya dengan cara membandingkan dirinya dengan diri orang lain.
b)         Fungsi Pengesahan Sosial (social validation)
Dalam fungsi ini seseorang mempergunakan kelompok sebagai suatu ukuran untuk menilai sikap, kepercayaan dan nilai-nilainya. Dalam hal ini diri seseorang dinilai dibandingkan dengan kelompok sebagai referensinya.
Kelompok referensi mempunyai pengeruh yang amat penting pada kedua fungsi tersebut, sebagai suatu ukuran untuk menilai sikap, kepercayaan, nilai dan tujuan seseorang.
C.   Dasar-dasar Daya Tarik Antar Orang (Interpersonal Attraction)
1.      Kesempatan untuk Berinteraksi
Dasar pokok yang amat penting dari daya tarik antarindividu dan pembentukan kelompok adalah secara sederhana karena adanya kesempatan berinteraksi satu sama lain. Hal ini dapat di pahami secara jelas, bahwa orang yang jarang melihat, atau berbicara satu sama lain sulit dapat tertarik. Hasil-hasil penelitian membuktikan bahwa faktor lingkungan juga merupakan penentu untuk menaikkan atau mengurangi kesempatan berinteraksi.
Kesempatan berinteraksi dan yang di hubungkan dengan faktor lingkungan ini dapat dibedakan atas :
·       Hal-hal yang berhubungan dengan jarak fisik (Physical Distance)
Dengan demikian orang yang bertempat tinggal atau bertempat kerja berdekatan satu sama lain akan berkesempatan besar untuk berinteraksi satu sama lain dan berkemungkinan membentuk suatu kelompok.
·       Jarak psikologis dan arsitektur (Architecture and psychological distance)
Jarak fisik bukan satu-satunya halangan dari interaksi sosial. Seperti desain arsitektur yang membuat ruang kerja pintunya mengarah ke ruang pusat kerja, seperti tempat pertemuan rapat, atau ruang tunggu elevator, ruangan yang semacam inilah yang memberikan kesempatan yang baik bagi karyawan untuk saling berinteraksi satu sama lain.
2.      Status
Status merupakan salah satu faktor yang menentukan pula dalam daya tarik antar individu. Ada dua tendensi di bidang status ini yakni:
·       Seseorang tertarik pada orang lain karena ada kesamaan status.
·       Seseorang itu lebih suka berintegrasi dengan orang lain yang mempunyai status lebih tinggi.
3.      Kesamaan Latar Belakang
Latar belakang yang sama merupakan salah satu faktor penentu dari proses daya tarik individu untuk berinteraksi satu sama lain. Misalnya usia, agama, pendidikan, ras, dan status sosial seseorang akan memudahkan untuk menemukan daya tarik berinteraksi satu sama lain.

4.      Kesamaan Sikap
Kesamaan sikap ini sebenarnya pengembangan lebih lanjut dari kesamaan latar belakang. Orang-orang yang mempunyai kesamaan latar belakang. Orang-orang yang mempunyai kesamaan latar belakang nampaknya mempunyai kesamaan pengalaman, dan orang yang mempunyai kesamaan pengalaman ini lebih memudahkan untuk berinteraksi dibandingkan orang yang tidak mempunyai kesamaan pengalaman. Daya tarik orang-orang yang berinteraksi yang disebabkan karena kesamaan sikap ini dapat dilihat dalam pergaulan-pergaulan :
-          Antara mahasiswa
-          Orang bertetangga
-          Teman sejawat
-          Pasangan yang sudah kawin
-          Tentara
-          Buruh suatu pabrik dll.

D.   Panitia Dalam Organisasi
Panitia merupakan tipe formal yang amat penting yang dijumpai sekarang ini dalam kehidupan organisasi. Namun demikian ejekan-ejekan setiap kali dilemparkan kepada panitia, jika dilihat cara kerjanya.
1.      Sifat dan Fungsi Panitia
          Panitia adalah suatu kelompok orang-orang yang mempunyai fungsi kolektif. Lain definisi yang searti ialah panitia adalah suatu kelompok dimana semua persoalan dipecahkan bersama sebagai suatu kelompok. Panitia itu sendiri di bentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu, seringpula dijumpai bahwa panitia mempunyai tugas khusus berikut wewenangnya.
          Panitia banyak dijumpai dalam setiap organisasi baik organisasi pemerintahan, pendidikan, agama, transmigrasi, kesehatan, sosial, kegiatan lainnya. Dari sekian banyak panitia itu melakukan fungsi bermacam-macam mulai dari bidang keuangan, kepegawaian, perlengkapan, sampai juga panitia yang mengatasi kasak kusuk.
          Panitia-panitia tersebut melakukan fungsi-fungsi yang berbeda-beda, ada panitia yang melakukan fungsi layanan, penasehatan, koordinasi, pemberian informasi, dan adapula pembuat keputusan akhir.
2.      Segi Positif dari Panitia
Sebenarnya kerja dalam panitia merupakan suatu keuntungan bagi tindakan-tindakan individu. Karena di dalam panitia di tawarkan suatu hal yang berguna yakni adanya usaha bersama dan pertimbangan-pertimbangan yang menyatu diantara orang-orang yang bekerja di dalamnya. Dapat dikatakan secara optimis, bahwa anggota dalam panitia bersama-sama membawa suatu pengalamannya yang luas, pengetahuan, kemampuan, kecakapan dan sifat-sifat kepribadiannya. Sifat-sifat tersebut dalam suatu panitia merupakan usaha yang besar sekali guna mengatasi persoalan organisasi.
Segi positif lainnya dari panitia bahwa panitia bisa dipergunakan sebagai sarana untuk mengurangi konflik dan meningkatkan koordinasi dalam suatu organisasi. Lewat kerja panitia semua persoalan dapat didiskusikan bersama oleh setiap anggota dengan penekanan tercapainya suatu tujuan dan pengertian bersama. Dengan sarana panitia ini maka masing-masing departemen saling mendapat informasi tentang apa yang dikerjakan oleh departemen tersebut sehingga saling membantu bila diperlukan dan terciptanya suatu tujuan.
Nilai positif lainnya yaitu untuk meningkatkan motivasi dan keterikatan dari partisipasi anggota dalam pemecahan masalah. Suatu panitia dapat pula dipergunakan untuk mengembangkan dan menumbuhkan seseorang dalam pengetahuan.
3.      Segi Negatif dari Panitia
Segi negatif dari panitia adalah di baginya pertanggung jawaban. Sehingga dengan adanya panitia tersebut, maka yang ada ialah panitianya yang terdiri dari sekumpulan orang-orang, tetapi tidak ada suatu pertanggung jawaban perorangan. Sehingga dengan demikian jika terdapat keputusan yang dibuat salah atau jelek dan tidak bermutu, maka jarang-jarang orang tersebut mau mempertanggungjawabkan. Dengan kata lain seseorang mencari perlindungan pada panitia terhadap keputusan yang tidak bermutu dan salah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar