Jumat, 16 Desember 2011

PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK


BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar belakang
Kemandirian sangat berpengaruh untuk membentuk kepribadian seorang peserta didik.Supaya untuk melatih seorang individu untuk bersikap tidak bergantung pada orang lain,berpikir positif,bertindak atas dasar nilai-nilai internal,sadar akan tanggung jawab dll.
Bab ini akan membahas tentang pengertian kemandirian, karakteristik kemandirian, jenis-jenis perkembangan kemandirian, faktor-faktor yang mempengaruhi dan upaya pengembangan kemandirian.

B. Rumusan Masalah

a.  Apa pengertiaan kemandirian
b. Apa saja tingkatan dan karakterristik kemandirian peserta didik 
c . Apa Pentingnya kemandirian bagi peserta didik
d. Bagaimana perkembangan kemandirian peserta didik dan implikasinya bagi pendidikan
e .Bagaimana Bentuk-bentuk kemandirian
f . Apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian
g. Apa saja Upaya pengembangan Kemandirian

C. Tujuan penulisan
      a. Untuk mengetahui pengertian kemandiri
      b.Untuk memahami tingkat dan karakteristik kemandirian peserta didik
     c. Untuk mengatahui seberapa pentingnya kemandirian peserta didik
     d.Untuk mengatahui bgaiman perkembangan kemandirian peserta didik
     e. Untuk mengetahui apa saja bentuk-bentuk kemandirian
     f. Untuk mengetahui factor-faktor yag mempengaruhi perkembangan peserta didik
     g.Untuk mengetahui apa saja upaya pengembangan kemandirian peserta didik

 
BAB II
PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK


A.   Pengertian Kemandirian Peserta Didik
Istilah “kemandirian” berasal dari kata dasar “diri” yang mendapat awalan “ke” dan akhiran “an”, kemudian membentuk satu kata keadaan atau kata benda. Karena kemandirian berasal dari kata dasar “diri”, maka pembahasan mengenai kemandirian tidak bisa lepas dari pembahasan tentang perkembangan diri itu sendiri.
Menurut Chaplin (2002), otonomi atau kemandirian adalah kebebasan individu manusia untuk memilih  menjadi kesatuan yang bisa memerintah, menguasai, dan menentukan dirinya sendiri. Sedangkan menurut Erikson (dalam Monks,dkk,1989), menyatakan kemandirian adalah usaha untuk melepaskan diri dari orangtua dengan maksud untuk menemukan dirinya melalui proses mencari identitas ego yaitu merupakan perkembangan kea rah individualitas yang mantap dan berdiri sendiri. Kemandirian biasanya ditandai dengan kemapuan menentukan nasib sendiri, kreatif dan inisiatif, mengatur tingkah laku, bertanggung jawab, mampu menahan diri, dll. Kemandirian merupakan suatu sikap otonomi dimana peserta didik secara relative bebas dari pengaruh penilaian, pendapat dan keyakinan orang lain. Dengan otonomi tersebut, peserta didik diharapkan akan lebih bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa kemandirian mengadung pengertian :
1.      Suatu kondisi dimana seseorang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya sendiri
2.      Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi
3.      Memiliki kepercayaan diri dan melaksanakan tugas-tugasnya
4.      Bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya

B.   Tingkatan dan Karakteristik Kemandirian Peserta Didik
Sebagai suatu dimensi psikologi yang kompleks,kemandirian dalam perkembangannya memiliki tingkatan-tingkatan. Perkembangan kemandirian seseorang berlangsung secara bertahap sesuai dengan tingkat perkembangan kemandirian tersebut. Menurut Lovinger (dalam Sunaryo Kartadinata,1988), mengemukakan tingkatan kemandirian dan karakteristiknya, yaitu:


1.      Tingkat pertama, adalah tingkatan implusif dan melindungi diri. Tingkatan ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Peduli terhadap control dan keuntungan yang dapat diperoleh dari interaksinya dengan orang lain.
b.      Mengikuti aturan secara spontanistik dan hedonistic.
c.       Berfikir tidak logis dan tertegun pada cara berfikir tertentu ( stereotype).
d.      Cenderung melihat kehidupan sebagai zero-sum games.
e.       Cenderung menyalahkan dan mencela orang lain serta lingkunganya.

2.      Tingkat kedua, adalah konformistik. Ciri-cirinya adalah :
a.       Peduli terhadap penampilan diri dan penerimaan social.
b.      Cenderung berfikir stereotype dan klise.
c.       Peduli akan konformitas terhadap aturan eksternal.
d.      Bertindak dengan motif yang dangkal untuk memperoleh pujian.
e.       Menyamakan diri dalam ekspresi emosi dan kurangnya intropeksi.
f.       Perbedaan kelompok didasarkan atas ciri-ciri eksternal.
g.      Takut tiadak diterima kelompok.
h.      Tidak sensitif terhadap keindividualan.
i.        Merasa berdosa jika melanggar aturan.

3.         Tingkatan ketiga, adalah tingkat sadar diri .
a.       Mampu berfikir alternative.
b.      Melihat harapan dan berbagai kemungkinan dalam situasi.
c.       Memikirkan cara hidup.
d.      Penyesuaian terhadap situasi dan peranan.
e.       Menekankan pada pentingnya memecahkan masalah.

4.            Tingkat keempat, adalah tingkat saksama (conscientious). Ciri-ciri nya adalah :
a.       Bertindak atas dasar nilai-nilai internal.
b.      Sadar akan tanggung jawab.
c.       Mampu melakukan kritik dan penilaian diri.
d.      Memiliki tujuan jangka panjang.
e.       Berfikir lebih kompleks dan atas dasar pola analisis.

C.   Pentingnya Kemandirian bagi Peserta Didik
Pentingnya kemandirian bagi peserta didik, dapat dilihat dari situasi kopmleksitas kehidupan dewasa ini, yang secara langsung atau tidak  langsung mempengaruhi kehidupan peserta didik. Pengaruh kompleksitas kehidupan terhadap peserta didik terlihat dari berbagai fenomena yang sangat membutuhkan perhatian dunia pendidikan, seperti perkelahian antar pelajar, penyalahgunaan obat dan alcohol,perilaku agresif, dan berbagai perilaku menyimpang yang sudah mengarahkan pada tindak criminal. Dalam konteks proses belajar,terlihat adanya fenomena peserta didik yang kurang mandiri dalam belajar, yang dapat menimbulkan gangguan mental setelah memasuki pendidikan lanjutan, kebiasaan belajar yang kurang baik (seperti tidak betah belajar lama atau belajar hanya menjelang ujian, membolos, menyontek, dan mencari bocoran soal-soal ujian ).
Fenomena-fenomen diatas, menurut dunia pendidikan untuk mengembangkan kemandirian peserta didik. Sunaryo Kartadinata (1988) menyebutkan beberapa gejala yang berhubungan dengan permasalahan kemandirian yang perlu mendapat perhatian dunia pendidikan, yaitu :
1.      Ketergantungan disiplin kepada kontrol luar dan bukan karena niat sendiri yang ikhlas. Perilaku seperti ini akan mengarah pada perilaku formalistic, ritualistic dan tidak konsisten, yang pada gilirannya akan memnghambat pembentukan etos kerja dan etos kehidupan yang mapan sebagai salah satu cari dari kualitas sumber daya alam kemandirian manusia.
2.      Sikap tidak peduli  terhadap lingkungan hidup. Manusia mandiri bukanlah manusia yang lepas dari ligkungannya, melainkan manusia yang bertransenden terhadap lingkungannya. Ketidakperdulian terhadap lingkungan hidup merupakan gejala perilaku impulsive, yang menunjukan bahwa kemandirian masyarakat masih rendah.
3.      Sikap hidup konformistis tanpa pemahaman dan konformistik dengan mengorbankan prinsip. Mitos bahwa segala sesuatunya bisa diatur yang berkembang dalam masyarakat menunjukan adanya ketidak jujuran dalam berfikir dan bertindak serta kemandiriannya yang masih rendah.

Gejala –gejala tersebut merupakan bagian kendala utama dalam mempersiapkan individu –individu yang mengarungi kehidupan masa datang yang semakin kompleks dan penuh tantangan .oleh sebab itu perkembangan kemandirian perserta didik menuju ke arah kesempurnaan menjadi sangat penting untuk dilakukan secara serius, sistematis dan terprogram.

D.   Perkembangan Kemandirian Peserta Didik dan Implikasinya bagi Pendidikan

Kemandirian adalah kecakapan yang berkembang secara rentang kehidupan Individu, yang sangat dipengaruhi oleh factor –faktor pengalaman dan  pendidikan. Oleh sebab itu pendidikan disekolah perlu melakukan upaya-upaya pengembangan kemandirian peserta didik , di antaranya :
1.      Mengembangkan proses belajar mengajar yang demokratis, yang memungkinkan anak merasa diahargai.
2.      mendorong anak untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusandan dalam berbagai kegiatan sekolah.
3.      memberi kebebasan kepada anak untuk mengeksplorasi lingkungan , mendorong rasa ingin tahu mereka.
4.      penerimann positif tanpa syarat kelebihan dan kekurangan anak, tidak membeda-bedakan anak yang satu dengan yang lain.
5.      menjalin hubungan yang harmonis dan akrab dengan anak.


E.   Bentuk-bentuk Kemandirian

Robert H avighurst (1972) membedakan kemandirian atas empat bentuk kemandirian yaitu:
1.      Kemandirian emosi, yaitu kemampuan mengontrol emosi sendiri dan tidak tergantungnya kebutuhan emosi pada  orang lain.
2.      Kemandirian ekonomi, yaitu kemampuan mengatur ekonomi sendiri dan tidak tergantungnya kebutuhan ekonomi pada orag lain.
3.      Kemandirian intelektual, yaitu kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.
4.      Kemadirian social, yaitu kemampuan untuk mengadakan intreraksi dengan orang lain dan tidak tergantung pada aksi orang lain.
Semantara itu , Steiberg  (1993) membedakan karakteristik kemadirian atas tiga bentuk, yaitu : 1) Kemandirian emosional
2) Kemandirian tingkah laku ( behavioral autonomy ) .
3) Kemandirian nilai (value autonomy )

Lengkapnya Steinberg menulis :
The first emotional autonomy-that aspec of independence related to changes in the individual’s close relationship,especially with parent. The second behavioral autonomy-the capacity to make independent decisionis and follow trough with them. The third characterization involves and aspec of independence referred to us value autonomy-wich is more than simply being able to resist preassures to go along with the demands of other, its means having a set a principles about right and wrong, about what is important and what is not.
Kutipan di atas menunjukan karakteristik dari ketiga aspek kemandirian, yaitu  :
1.      Kemandirian emosional yakni aspek kemandirian yang menyatakan perubahan kedekatan hubungan emosional antar individu,seperti hubungan emosional peserta didik dengan guru atau dengan orangtuanya.
2.      Kemandirian tingkah laku, yakni suatu kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan tanpa tergantung pada orang lain dan melakukannya secara bertanggung jawab.
3.      Kemandirian nilai, yakni kemandirian memaknai seperangkat prinsip tentang benar dan salah, tentang yang penting dan apa yang tidak penting.

F.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian
1. Mengembangkan proses belajar mengajar yang demokratis,yang kemungkinan anak merasa dihargai.
2. Mendorong anak untuk berpatisipasi aktif dalam pengambilan keputusan dan dalam berbagai kegiatan sekolah.
3. Memberi kebebasan kepada anak untuk mengeksplorasi lingkungan,mendorong rasa ingin tahu mereka.
4. Penerimaan positif tanpa syarat kelebihan atau kekurangan anak,tidak membedakan anak yang satu dengan yang lain.
5. Menjalani hubungan yang harmonis dan akrab dengan anak.

G.  Upaya Pengembangan Kemandirian
                Sesuai dengan fase perkembangannya, upaya pengembangan remaja dapat dilakukan melalui:
1.      Penciptaan partisipasi dan keterlibatan remaja secara penuh dalam keluarga.
2.      Penciptaan keterbukaan komunikasi dalam keluarga.
3.      Penciptaan kebebasan mengeksplorasi lingkungan.
4.      Penerimaan remaja secara positif tanpa syarat atau tanpa pamrih.
5.      Penciptaan komunikasi empati dengan remaja.
6.      Penciptaan kehangatan interaksi dengan remaja.


 
BAB III
PENUTUP
A.     KESIMPULAN

1.      kemandirian adalah usaha untuk melepaskan diri dari orangtua dengan maksud untuk menemukan dirinya melalui proses mencari identitas ego yaitu merupakan perkembangan kea rah individualitas yang mantap dan berdiri sendiri.
2.      Perkembangan kemandirian seseorang berlangsung secara bertahap sesuai dengan tingkat perkembangan kemandirian
3.      Pengaruh kompleksitas kehidupan terhadap peserta didik terlihat dari berbagai fenomena yang sangat membutuhkan perhatian dunia pendidikan, seperti perkelahian antar pelajar, penyalahgunaan obat dan alcohol,perilaku agresif, dan berbagai perilaku menyimpang yang sudah mengarahkan pada tindak criminal.
4.      karakteristik kemadirian atas tiga bentuk, yaitu : a) kemandirian emosional b) kemandirian tingkah laku c) kemandirian nilai .
5.      Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian :
a.       Mengembangkan proses belajar mengajar yang demokratis,yang kemungkinan anak merasa dihargai.
b.       Mendorong anak untuk berpatisipasi aktif dalam pengambilan keputusan dan dalam berbagai kegiatan sekolah.
c.        Memberi kebebasan kepada anak untuk mengeksplorasi lingkungan,mendorong rasa ingin tahu mereka.





DAFTAR PUSTAKA
Desmita,M.Si,2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung, PT Remaja Rosdakarya
www.google.com