Selasa, 15 Mei 2012

KOMPETENSI PEDAGOGIK


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyebutkan bahwa yang dimaksud 'guru' adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi.
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan. kompetensi Pedagogik merupakan bagian yang tak terpisahkan dari empat kompetensi utama yang harus dimiliki seorang guru, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Kompetensi Pedagogik yaitu kemampuan seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran peserta didik.
Tim Direktorat Profesi Pendidik Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (2006) telah merumuskan secara substantif  kompetensi pedagogik yang mencakup kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang            dimilikinya. 


B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian kompetensi?
2.      Apa itu pedagogi?
3.      Apa Undang-undang mengenai kompetensi pedagogi?
4.      Bagaimana indicator kompetensi pedagogi?
C.     TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah profesi keguruan serta untuk menambahkan wawasan kepada para mahasiswa KI-Manajemen Pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kompetensi Pedagogik
Secara bahasa, kompetensi pedagogik berasal dari dua kata, yaitu kompetensi dan pedagogik. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Kompetensi adalah kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan atau memutuskan suatu hal.[1] Kompetensi menurut UU no. 13/2003 tentang ketenagakerjaan : pasal 1 (10), kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mncakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang di tetapkan.[2] Pedagogik berasal dari kata “paid” artinya anak dan “agogos” artinya membimbing. Jadi istilah pedagogi dapat diartikan sebagai “ilmu dan seni mengajar anak.[3] Istilah lainnya yaitu Paedagogia yang berarti pergaulan dengan anak, Pedagogi yang merupakan praktek pendidikan anak dan kemudian muncullah istilah ”Pedagogik yang berarti ilmu mendidik anak”.[4]
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik, dalam penjelasan atas peraturan pemerintah republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan pasal 28 ayat 3 butir a menjelaskan yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. [5]

B.     Undang-undang Mengenai  Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi yang mutlak perlu dikuasai guru. Kompetensi Pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi Pedagogik merupakan kompetensi khas, yang memenuhi standar dengan penguasaan ilmu pengetahuan sesuai profesinya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran peserta didiknya.[6]


Berdasarkan Undang-undang no.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam pasal 8 dijelaskan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidk, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yanga harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru dalam melaksankan profesinya. Komptensi tersebut meliputi:
1.      Kompetensi pedagogik.
2.      Kompetensi profesiona.l
3.      Kompetensi sosial.
4.      Kompetensi kepribadian.[7]

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19 tahun 2005 kompetensi pedagogik meliputi:
1.      Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
2.      Pemahaman terhadap peserta didik
3.      Pengembangan kurikulum/ silabus
4.      Perancangan pembelajaran
5.      Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
6.      Evaluasi hasil belajar
7.      Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya.[8]

C.    Indikator Kompetensi Pedagogik
·         Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
1.      Guru memiliki latar belakang pendidikan keilmuan sehingga memiliki keahlian secara akademik dan intelektual.
2.      Merujuk pada sistem pengelolaan pembelajaran yang berbasis subjek (mata pelajaran).
3.      Guru seharusnya memiliki kesesuaian antara latar belakang keilmuan dengan subjek yang dibina.
4.      Guru memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam penyelenggaraan pembelajaran di kelas.

·         Pemahaman terhadap peserta didik
1.      Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta didik di kelasnya.
2.      Guru memastikan bahwa semua peserta didik mendapatkan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.
3.      Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang sama pada semua peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar yang berbeda.
4.      Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya.
5.      Guru memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik tertentu agar dapat mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik tersebut tidak termarjinalkan (tersisihkan, diolokolok, minder, dsb).

·         Pengembangan kurikulum/ silabus
1.      Guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum
2.      Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus untuk membahas materi ajar tertentu agar peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan.
3.      Guru mengikuti urutan materi pembelajaran dengan memperhatikan tujuan pembelajaran.
4.      Guru memilih materi pembelajaran yang: (1) sesuai dengan tujuan pembelajaran, (2) tepat dan mutakhir, (3) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik, (4) dapat dilaksanakan di kelas dan (5) sesuai dengan konteks kehidupan seharihari peserta didik.

·         Perancangan pembelajaran
1.     Guru memiliki merencanakan sistem pembelajaran yang memamfaatkan sumber daya yang ada.
2.     Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah disusun secara lengkap dan pelaksanaan aktivitas tersebut mengindikasikan bahwa guru mengerti tentang tujuannya
3.     Semua aktivitas pembelajaran dari awal sampai akhir telah dapat direncanakan secara strategis.

·         Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
1.      Guru menciptakan situasi belajar bagi anak yang kreatif, aktif dan menyenangkan.
2.      Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, bukan untuk menguji sehingga membuat peserta didik merasa tertekan.
3.      Guru memusatkan perhatian pada interaksi dengan peserta didik dan mendorongnya untuk memahami dan menggunakan informasi yang disampaikan.
4.      Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan mengkaitkannya dengan konteks kehidupan seharihari peserta didik.
5.      Guru memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik sesuai dengan cara belajarnya masing-masing.
Evaluasi hasil belajar
1.      Guru menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu seperti yang tertulis dalam RPP.
2.      Guru melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian, selain penilaian formal yang dilaksanakan sekolah, dan mengumumkan hasil serta implikasinya kepada peserta didik, tentang tingkat pemahaman terhadap materi pembelajaran yang telah dan akan dipelajari.
3.      Guru menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi topik/kompetensi dasar yang sulit sehingga diketahui kekuatan dan kelemahan masingmasing peserta didik untuk keperluan remedial dan pengayaan.
4.      Guru memanfaatkan masukan dari peserta didik dan merefleksikannya untuk meningkatkan pembelajaran selanjutnya, dan dapat membuktikannya melalui catatan, jurnal pembelajaran, rancangan pembelajaran, materi tambahan, dan sebagainya.
5.      Guru memanfatkan hasil penilaian sebagai bahan penyusunan rancangan pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya.

·         Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya
1.      Guru memiliki kemampuan untuk membimbing anak, menciptakan wadah bagi anak untuk mengenali potensinya dan melatih untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki.
2.      Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecakapan dan pola belajar masingmasing.
3.      Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran untuk memunculkan daya kreativitas dan kemampuan berfikir kritis peserta didik.
4.      Guru dapat mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat, potensi, dan kesulitan belajar masing-masing peserta didik.
5.      Memberikan ruang yang luas bagi anak untuk dapat mengeksplor potensi dan kemampuannya sehingga dapat dilatih dan dikembangkan.[9]

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Kompetensi pedagogi adalah merupakan salah satu jenis yang mutlak yang harus dimiliki oleh setiap guru, gunanya untuk memahami bagaimana karakteristik peserta didik dan melakukan evaluasi dalam pembelajaran, pada dasarnya, kompetensi pedagogi itu adalah kompetensi yang memiliki ke khasan tersendiri dalam mendidik para peserta didik.
Berdasarkan Undang-undang no.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam pasal 8 dijelaskan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidk, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Adapun indikator kompetensi pedagogi antara lain adalah :
1.      Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan.
2.      Pemahaman terhadap peserta didik
3.      Pengembangan kurikulum/ silabus
4.      Perancangan pembelajaran
5.      Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
6.      Evaluasi hasil belajar
7.      Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya


[1] Tim penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka:2002
[2] [2] http://wawan-junaidi.blogspot.com/2011/07/pengertian-kompetensi.html, di akses pada tanggal 29 maret 2012 pukul 10.00
[4] Rabiatulfajriah, makalah kompetensi…
[5] http://www.presidenri.go.id/DokumenUU.php/104.pdf di akses pada tanggal 30 april 2012 pukul.18.30
[6] Sukadi, Guru Malas Guru Rajin, Bandung, MQS Publishing:2010
[7] http://www.presidenri.go.id/DokumenUU.php/104.pdf di akses pada tanggal 30 maret 2012 pukul.20.54
[8] http://www.dikti.go.id diakses pada 1 april 2012 pukul 17.34

Pertumbuhan ekonomi dan sistem ekonomi





BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sebagai masalah kolektif (bersama), manusia harus mengatasi kelangkaan secara bersama-sama pula. Mengatasi masalah secara bersama-sama tidak selalu diartikan karena memikirkan kepentingan bersama. Petumbuhan ekonomi merupakan fenomena penting yang dialami dunia dua abad belakangan ini dan oleh Kuznets seorang ahli ekonomi terkemuka di Amerika Serikat. Proses pertumbuhan ekonomi tersebut dinamakannya sebagai Modern Economic Growth.
1.2  Perumusan Masalah
1)      Bagaimana definisi sistem ekonomi?
2)      Bagaimana klasifikasi sistem ekonomi?
3)      Apa saja faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi?
4)      Apa saja teori-teori pertumbuhan ekonomi?
1.3  Manfaat Penulisan
1)      Mengetahui definisi sistem ekonomi.
2)       Mengetahui klasifikasi sistem ekonomi.
3)      Mengetahui faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi.
4)      Mengetahui teori-teori pertumbuhan ekonomi.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    DEFINISI DAN PENGERTIAN SISTEM EKONOMI
Menurut Greorge Grossman (1984), yang dimaksud dengan system ekonomi adalah :
Sekumpulan komponen-komponen atau unsure-unsur terdiri atas unit-unit dan agen-agen ekonomi serta lembaga-lembaga (institusi-institusi) ekonomi, yang bukan saja saling berhubungan dan berinteraksi, melainkan juga sampai tingkat tertentu saling menopang dan mempengaruhi.
Dengan demikian, komponen-komponen tersebut memiliki hubungan fungsional yang dapat menjadi alat koordinasi alokasi sumber daya ekonomi. Dari definisi di atas, ada beberapa aspek penting dalam suatu sistem ekonomi :
1.      Komponen-komponen yang terdiri atas unit, pelaku dan instuisi.
2.      Saling terkait dan saling mempengaruhi secara teratur-kontinu.
3.      Memiliki fungsi koordinasi.[1]

B.     KLASIFIKASI SISTEM-SISTEM EKONOMI
1.      Sistem tradisi (Tradition economy)
Mekanisme koordinasi berdasarkan tradisi berlaku dalam perekonomian yang masih berada dalam tahap sangat sederhana (substance level). Dimana kegiatan ekonomi sangat terbatas, jumlah penduduk masih sangat sedikit dan saling mengenal. Karena itu ikatan kekeluargaan juga masih sangat kuat. Pada tahap ini tujuan berproduksi tidaklah terlalu di motivasi oleh semangat mencari keuntungan.
2.      Sistem Komando (Command economy)
Sistem ini memiliki mekanisme koordinasi yang berdasarkan komando pusat kekuasaan (central authority). Semua kegiatan ekonomi yang penting : produksi, konsumsi dan distribusi, ditentukan oleh lembaga kekuasaan, lembaga yang diberikan hak koordinasi ekonomi disebut perencanaan terpusat (central planning). Darimana institusinya saja dapat diketahui bahwa sistem komando sangat mengandalkan perencanaan.
Perekonomian komando umumnya merupakan perekonomian yang berideologi sosialisme, marxisme dan atau komunisme. Bahkan pemikiran-pemikiran Keynes yang mengajarkan pentingnya peranan pemerintah dalam perekonomian modern, di adaptasi oleh beberapa pemimpin Negara-negara tersebut. Mereka yang percaya kepada ampuhnya peranan perencanaan terpusat sebagai alat alokasi sumber daya ekonomi yang efisien, menggunakan teori Leontief (matriks Leontief) sebagai model perekonomiannya. Secara matematis, model Leontief (yang akan dipelajari dalam ekonomi perencanaan) memang dapat membuktikan bahwa sistem perencanaan terpusat adalah sistem alokasi sumber daya yang efisien. Bagi mereka sistem perencanaan terpusat merupakan alternatif terbaik dibanding sistem kapitalis yang sangat menolak mekanisme pasar. Penolakan mekanisme pasar merupakan konsekuensi dari penolakan ideologi kapitalisme. Karena itu, sistem ekonomi komando disebut juga sistem ekonomi anti pasar atau anti-kapitalis.[2]
3.      Sistem Ekonomi Pasar (Market Economy)
Ekonomi pasar mengandalkan interaksi kekuatan permintaan-penawaran sebagai alat alokasi yang efisien. Indikator yang digunakan para pelaku ekonomi untuk bertindak adalah tingkat harga dan perubahannya. Jika tingkat harga makin tinggi, menunjukkan indikasi bahwa permintaan relative lebih besar daripada penawaran. Begitu juga sebaliknya. Berdasarkan informasi itulah produsen dan konsumen memosisikan diri.
Kelebihan dari sistem pasar adalah kecilnya peranan pemerintah, yang berarti juga menekan biaya-biaya birokrasi. Tetapi system pasar hanya dapat memberikan hasil yang baik bila struktur pasar benar-benar pasar persaingan sempurna, yang tidak terhambat oleh dimensi waktu dan tempat.[3]
4.      Sistem Kapitalis (Capitalist Economy)
Sistem ekonomi kapitalis adalah sistem ekonomi yang asset-aset produktif dan atau faktor-faktor produksinya sebagian besar dimiliki oleh sektor individu/swasta. Sementara tujuan utama kegiatan produksi adalah menjual untuk memperoleh laba.

a.       Kapitalisme Awal (Early Capitalism)
Kapitalisme awal adalah kapitalisme pada abad ke-17 sampai sekitar menjelang atau awal abad ke-20. Kapitalisme awal berkembang subur di Negara-negara Anglo Saxon. Nilai-nilai yang paling dominan dalam kapitalisme awal adalah : individualism, kemajuan materil dan rasionalitas.[4]
b.      Kapitalisme Modern (Advanced Capitalism)
Kapitalisme moder adalah system ekonomi kapitalis yang telah disempurnakan. Beberapa unsure penyempurnaan yang mencolok adalah diterimanaya peranan pemerintah dalam pengelolaan perekonomian.
Penyempurnaan kapitalisme juga menyentuh masalah hak kepemilikan. Dalam kapitalisme modern tidak semua aset produktif boleh dimiliki individu, terutama yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat banyak.
c.       Institusi-institusi Dalam Ekonomi Kapitalis
Lima institusi pokok yang membangun sistem ekonomi kapitalis adalah :
                                                                 i.            Hak kepemilikan
                                                               ii.            Keuntungan
                                                             iii.            Konsumerisme
                                                             iv.            Kompetisi
                                                               v.            Harga
d.      Kekuatan dan Keterbatasan Perekonomian Kapitalis
Umumnya perekonomian kapitalis menggunakan mekanisme pasar sebagai alat koordinasi. Akibatnya, kekuatan dan keterbatasan mekanisme pasar sekaligus juga merupakan kelemahan sistem kapitalis.
Beberapa kelemahan dalam mekanisme pasar yang paling mendasar antara lain :
                                                                 i.            Persaingan bebas yang menyebabkan makin memburuknya distribusi pendapatan maupun kekayaan.
                                                               ii.            Dalam kenyataan ada saling mengorbankan antara tujuan efisiensi dan keadilan.
                                                             iii.            Prinsip mekanisme pasar jika diterapkan dalam kebijakan politik dapat mendorong kebijakan imperialis, yaitu kebijakan yang bertujuan memperluas wilayah kekuasaan ekonomi/politik.
5.      Sistem Sosialis (Socialist Economy)
System sosialis berpandangan bahwa kemakmuran individu hsnys mungkin tercapai bila berfondasikan kemakmuran bersama. Konsekuensinya, penguasaan individu atas aset-aset ekonomi atau faktor-faktor ekonomi harus ditekan sesedikit mungkin. Itulah sebabnya masyarakat sosialis sebagian besar kepemilikan merupakan merupakan kepemilikan social.
Variasi ideology sosialisme sangat beragam, ada yang berlandaskan agama, atau berlandaskan asas demokrasi. Akan tetapi yang banyak dibicarakan, karena pengaruhnya amat besar, adalah sosialisme yang berdasarkan ajaran marxisme dan komunisme.
6.      Sistem Campuran (Mixed Economy)
Sistem campuran adalah pengombinasian kekuatan sistem sosialis dan sistem kapitalis, sekaligus mereduksi atau saling menutupi kelemahan-kelemahan kedua system tersebut. Sistem ekonomi campuran akan menjadi alternative yang paling baik di antara dua sistem yang ekstrem : kapitalis dan sosialis.[5]

C.     FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PERTUMBUHAN EKONOMI

          Uraian di dalam bagian ini membicarakan beberapa faktor yang telah lama dipandang oleh ahli-ahli ekonomi sebagai sumber penting yang dapat mewujdkan pertumbuhan ekonomi.
1.      Tanah dan kekayaan alam lainnya.
Kekayaan alam sesuatu negara meliputi luas, kesuburan tanah, keadaan iklim dan cuaca, jumlah dan jenis hasil hutan dan hasil laut yang dapat diperoleh, dan jenis kekayaan barang tambang yang terdapat. Kekayan alam akan dapat mempermudah usaha untuk membangun perekonomian sesuatu negara, terutama pada masa-maa permulaan dari proses peertumbuhan ekonomi.[6]

2.      Jumlah dan mutu dari penduduk dan tenaga kerja
Penduduk yang bertambah dari waktu ke waktu dapat menjadi pendorong maupun penghambat kepada perkembangan ekonomi. Penduduk yang bertambah akan memperbesar jumlah tenaga kerja, dan pertambahan tersebut memungkinkan negara itu menambah produksi. Di samping itu, sebagai akibat pendidikan, latihan, dan pengalaman kerja, kemahiran penduduk akan selalu bertambah tinggi. Maka produktivitas akan betambah, dan ini selanjutnya menimbulkan pertambahan produksi yang lebih cepat daripada pertambahan tenaga kerja. Selanjutnya patut di ingat pula bahwa pengusaha adalah sebagian dari penduduk. Para pengusaha memegang peranan yang sangat penting di dalam menetukan luasnya kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara. Maka apabila tersedianya pengusaha dalam sejumlah penduduk tertentu adalah lebih banyak, lebih banyak kegiatan ekonomi akan di jalankan.[7]
3.      Barang-barang modal dan tingkat teknologi
Barang-barang modal penting atinya dalam mempertinggi efisiensi pertumbuhan ekonomi. Di dalam masyarakat yang sangat kurang maju sekalipun barang-barang modal sangat besar peranannya dalam kegiatan ekonomi. Pada masa kini pertumbuhan ekonomi dunia telah mencapai tinkat yang tinggi , yaitu jauh lebih modern daripada kemajuan yang telah dicapai oleh suatu masyarakat yang masih belum berkembang. Barang – barang modal yang sangat bertambah modern memegang peranan yang penting sekali dalam mewujudkan kemajuan ekonomi yang tinggi itu.[8]
4.      Sistem sosial dan sikap masyarakat
Sistem sosial dan sikap masyarakat memegang peranan yang cukup penting dalam prtumbuhan ekonomi. Didalam membicarakan mengenai masalah-masalah pembangunan di negara- negara berkembang ahli-ahli ekonomi telah menunjukan bahwa sistem sosial dan sikap masyarakat untuk menggunakan cara-cara produksi yang modern dan juga yang produktivitasnya tinggi. Sikap masyarakat juga dapat menentukan sampai dimana pertumbuhan ekonomi telah tercapai.


5.      Luas pasar sebagai sumber pertumbuhan
Adam Smith telah menunjukan bahwa spesialisasi dibatasi oleh luasnya pasar, dan spesialisasi yang terbatas membatas pertumbuhan ekonomi. Pandangan Smith ini menunjukan bahwa sejak lama orang telah menyadari tentang pentingnya peranan luas pasar dalam pertumbuhan ekonomi. Apabila luas pasar terbatas tidak terdapat dorogan kepada para pengusaha untuk menggunakan teknologi modern yang tingkat produktifitanya sangat tinggi. Para pengusaha lebih suka menggunaan cara memproduksi yang teknologinya rendah. Karena produktifitas yang rendah maka pendapatan para pekerja tetap rendah, dn selanjutnya membatasi luas pasar. Dari hubungan sebab-akibat yang baru dinyatakan ini wujud suatu pendapat yang menyatakan bahwa luas pasar menimbulkan hambatan kepada negara-negara miskin untuk membangun. Untuk mengatasi hambatan tersebut perlulah sesuatu negara yang miskin secara serentak melakukan pembangunan di segala bidang. Pandangan itu dikenal sebagai teori pembangunan seimbang.[9]

D.    TEORI-TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu bidang penyelidikan yang telah lama dibahas oleh ahli-ahli ekonomi. Mazhab merkantilis, yaitu pemikir-pemikir ekonomi di antara akhir adab keenam belas dan akhir adab ke tujuh belah, banyak membahas peranan perdagangan luar negeri terhadap pembangunan ekonomi. Dalam zaman ahli-ahli ekonomi klasik lebih banyak lagi pendapat teah dikemukakan. Buku Adam Smith yang terkenal, yaitu An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations atau dengan ringkas The Wealth of Nations, pada hakikatnya adalah suatu analisis mengenai sebab-sebab dari berlakunya pertumbuhan ekonomi dan faktor-faktor yang menetukan pertumbuhanitu. Buku ini, yang diterbitkan pada taun 1776, dipandang sebagai permulaan perkembangan ilmu ekonomi sebagai salah satu bidag ilmu pengetahuan. Dalam bagian ini secara ringkas akan di terangkan pokok pandangan dari teori-teori pertumbuhan Klasik, Schumpeter, Harrod-Domar dan Neo-Klasik.


1.      Teori pertumbuhan ahli-ahli ekonomi klasik
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik ada empat faktor yng mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu : jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, dan tingkat teknologi yang digunakan. Walaupun menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung kepada banyak faktor, ahli-ahli ekonomi klasik terutama menumpahkan perhatiannya kepada pengaruh pertambahan penduduk kepada pertumbuhan ekonomi. Dalam teory pertumbuhan mereka dimisalkan luas tanah dan kekaaan alam adalah tetap jumalahnya dan tingkat teknologi tidak mengalami perubahan. Berdasarkan kepada pemisahan ini selanjutnya dianalisis bagaimana pengaruh pertambahan penduduk kepada tingkat produksi dan pendapatan.[10]
2.      Teori Schumpeter
Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha di dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Dalam teori itu ditunjukan nahwa par pengusaha merupakan golongan yang akan terus menerus membuat pembaruan atau inovasi dalam kegiatan ekonomi. Inovasi tersebut meliputi : memperkenalkan barang-barang baru, mempertinggikan efisiensi dalam memproduksi sesuatu barang, memperluas pasar suatu barang ke pasaran-pasaran yang baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan mengadakan perubahan-perubahan dalam organisasi perusahaan dengan tujuan mempertinggi efiseinsinya.
3.      Teori Harrod- Domar
Dalam menganalisis mengenai masalah pertumbuhan ekonomi teori Harrord-Domar bertujuan untuk menerangkan syarat yang harus dipenuhi supaya suatu perekonomian dapay mencapai pertumbuhan yang teguh atau steady growth dalam jangka panjang. Dengan menggunakan pemisalan-pemislan : barang modal telah mencapai kapasitas penuh, tabungan adalah proposional dengan pendapatan nasional, rasio modal-produksi tetap, dan perekonomian terdiri dari dua sektor.[11]
4.      Teori pertumbuhan neo-klasik
Sebagai suatu perluasan dari teori Keynes, teori Harrord- Domar melihat persoalan pertumbuhan itu dari segi permintaan. Pertumbuhan ekonomi hanya akan berlaku apabila pengeluaran agreat- melalui kenaikan investasi-bertambah secara terus menerus pada tingkat pertumbuhan yang ditentukan (tingkat pertumbuhan itu dinamakan tingkat pertumbuhan yang perlu dijamin). Teori pertumbuhan neo-klasik melihat dari sudut pandang yang berbeda, yaitu dari segi penawaran. Menurut teori ini, yang akan dikembangkan oleh Abramovits dan Solow seorang akademisi yang pernah mengajar di MIT dan juga seorang peraih hadiah nobel, pertumbuhan ekonomi bergantung kepada perkembangan faktor-faktor produksi.[12] Dalam persamaan, padangan ini dapat dinyatakan dengan persamaan :
ΔY = f(ΔK, ΔL, ΔT)
Dimana : ΔY adalah tingkat pertumbuhan ekonomi
               ΔK adalah tingkat pertambahan barang modal
               ΔL adalah tingkat pertambahan teknologi




BAB III
ANALISIS KASUS
A.   Analisa
Ahli-ahli ekonomi telah banyak membuat analisis-analisis untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penghambat penting kepada usaha mempercepat pembangunan di negara-negara tersebut. Bentuk masalah-masalah tersebut di terangkan dalam uraian di bawah ini .
1.      Pertanian tradisional
Kekurangan modal, pengetahuan, infrastruktur pertanian, dan aplikasi teknologi modern dalam kegiatan pertanian menyebabkan sektor ini produktivitasnya sangat rendah dan seterusnya mengakibatkan tingkat perndapatan petani yang tidak banyak bedanya dengan pendapatan pada tingkat subsistem.
Di negara-negara maju, sumbangan relatif sektor pertanian kepada pendapatan nasional adalah kecil, tetapi pada waktu yang sama jumlah penduduk yang bekerja di sektor ini juga relatif kecil. Walaupun demikian mereka mampu memproduksikan hasil-hasil pertanian yang melebihi kebutuhan keseluruhan penduduknya. Juga sektor tersebut dapat menciptakan pendapatan yang tinggi kepada para petani. Salah satu faktor penting yang menimbulkan keadaan ini adalah penggunaan teknologi modern di sektor pertanian – yang meliputi penggunaan alat-alat modern dan input-input pertanian.
2.      Kekurangan modal dan tenaga ahli
Membangun suatu perekonomian ternyata adalah jauh lebih rumit dari yang mula-mula difikirkan orang. Salah satu syarat penting yang perlu dilakukan dalam mengembangkan suatu perekonomian adalah menciptakan modernisasi di sektor pertanian sendiri, mengembangkan kegiatan industri dan modernisasi dalam pemerintahan. Sektor perdagangan  dan jasa-jasa lainnya juga harus melakukan modernisasi. Untuk mewujudkan hal ini dibutuhkan du faktor penting yang sangat langka di negara-negara berkembang : modal dan tenaga ahli.
3.      Perkembangan penduduk pesat
Mengenai sifat penduduknya, terdapat dua ciri penting yang menimbulkan efek yang buruk kepada usaha pembangunan, yaitu : (i) di beberapa negara jumlah penduduknya relatif besar dan (ii) tingkat perkembangan pendududuk sangat cepat.


4.      Masalah menciptakan kesempatan kerja dan pengangguran
Pertambahan penduduk dalam suatu tahun tertentu akan mengakibatkan pertmabahan angkatan kerja di sekitar 50-80 persen dari penduduk yang bertambah pada 15 hingga 20 tahun kemudian. Dengan demikian makin besar pertambahan penduduk di suatu negara, semakin besar pula jumlah tenaga kerja yang baru yang akan memasuki angkatan kerja. Sebelum itu telah dinyatakan bahwa negara-negara berkembang mempunyai tanggung jawab yang sangat besar dalam pembangunan sebagai akibat pertambahan penduduk yang pesat.
B.   Kesimpulan
1)      Sistem ekonomi adalah sekumpulan komponen-komponen atau unsur-unsur terdiri atas unit-unit dan agen-agen ekonomi serta lembaga-lembaga (institusi-institusi) ekonomi, yang bukan saja saling berhubungan dan berinteraksi, melainkan juga sampai tingkat tertentu saling menopang dan mempengaruhi.
2)      Klasifikasi sistem-sistem ekonomi adalah sistem tradisi, sistem komando, sistem ekonomi pasar dan sistem kapitalis.
3)       Faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi adalah :
a.       Tanah dan kekayaan alam lainnya.
b.      Jumlah dan mutu dari penduduk dan tenaga kerja.
c.       Barang-barang modal dan tingkat teknologi.
d.      Sistem sosial dan sikap masyarakat.
e.       Luas pasar sebagai sumber pertumbuhan.
4)  Teori –teori pertumbuhan pertumbuhan ekonomi adalah :
a.       Ahli-ahli ekonomi klasik
b.      Teori schumpeter
c.       Teori Harrord-Domar
d.      Teori pertumbuhan neo-klasik


C.   Saran
Ditinjau dari sudut ekonomi, perkembangan perekonomian dunia yang berlaku dua abad yang lalu menimbulkan dua efek penting yang sangat menggalakan,yaitu (1) kemakmuran atau taraf hidup masyarakat makin meningkat, dan (2) ia dapat menciptakan kesempatan kerja baru kepada penduduk yang semakin bertambah jumlahnya. Sayangnya, pertumbuhan ekonomi adalah bukanlah suatu peristiwa yang secara otomatis akan berlaku. Perbedaan taraf kemakmuran yang nyata yang terdapat di antara berbagai negara terutama di antara negara industri dan nengara berkembang dan perbedaan tingkat pertumbuhan yang mereka capai, membuktikan bahwa usaha yang sungguh – sungguh harus dilakukan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi.

D.   Agenda masa depan
Tingkat hidup dan mutu kehidupan yang rendah, lagi pula seakan-akan terbelenggu dalam keadaan terkekang dan daya beli yang rendah menjadi kendala terhadap kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar yang mancakup pangan , sandang, pemukiman, kesehatan, dan pendidikan. Hal itu masih dipertajam oleh pertambahan penduduk dan angkatan kerja yang tidak terampil, sehingga di sejumlah negara berkembang sebagian besar penduduknya berada dalam keadaan yang ditandai oleh “kemiskinan masal”.
Gejala pengangguran yang terselubung yaitu disguised unemployment di daerah pedasaan dan urban underemployment di lingkunga kota. Satu sama lain sebagi akibat kurang tersedianya lapangan kerja yang produktif penuh (yang membawa hasil kerja dan nafkah mata pencarian yang memadai untuk memenuhi kebutuhan dasar).
Kebanyakan negara berkembang mempunyai struktur dan corak suatu ekonomi terbuka, senantiasa dirasakan pengaruh hubungan timbal-balik antara serangkaian dalam lalu lintas ekonomi internasional ( khususnya perdagangan dan pembayaran internasional) dan kekuatan ataupun kelemahan yang terkandung dalam masyarakat sendiri. Perdagangan internasional dan lalu lintas modal sangat mempengaruhi pendapatan nasional, penerimaan pemerintah dan penerimaan devisa.
Usaha pembangunan dan perubahan struktural mencakup perluasan dasar ekonomi dengan diversivikasi pertanian, pengembangan produksi ekstratif (pertambangan, kehutanan) pengembangan industri sekunder (manufaktur dan konstruksi) dan kegiatan sektor tersier (jasa-jasa) serta penciptaan lapangan kerja produktif di bidang-bidang kegiatan yang meluas.




DAFTAR PUSTAKA
1.      Rahardja.Prathama. Pengantar Ilmu Ekonomi. Fakultas Ekonomi Universitas. Jakarta : 2008.
2.      Djojohadikusumo.Sumitro. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. LP333ES. Jakarta: 1993
3.      Sukirno.Sadono. Pengantar Teori Makroekonomi. Pt. raja Grafindo Persada. Jakarta : 2002.



[1] Prathmaja,Rahardja, Pengantar Ilmu ekonomi, (Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia2008,  hal. 464
[2] Prathmaja,Rahardja, Pengantar Ilmu… hlm. 466-468
[3] Prathmaja,Rahardja, Pengantar Ilmu… hlm. 468
[4] Prathmaja,Rahardja, Pengantar Ilmu… hlm. 469
[5] Pratama,Rahardja, Pengantar Ilmu … hal. 476
[6] Sadono, Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002)

[7] Sadono, Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi… hlm. 426
[8] Sadono, Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi… hlm. 427
[9] Sadono, Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi… hlm. 429
[10] Sadono, Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi… hlm. 430
[11] Sadono, Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi… hlm. 433
[12] Sumitro Djojohadikusumo, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, (Jakarta: LP333ES, 1993) , hlm. 36