BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Kemandirian sangat berpengaruh untuk membentuk kepribadian
seorang peserta didik.Supaya untuk melatih seorang individu untuk bersikap
tidak bergantung pada orang lain,berpikir positif,bertindak atas dasar
nilai-nilai internal,sadar akan tanggung jawab dll.
Bab ini akan membahas tentang pengertian kemandirian, karakteristik
kemandirian, jenis-jenis perkembangan kemandirian, faktor-faktor yang
mempengaruhi dan upaya pengembangan kemandirian.
a. Apa pengertiaan kemandirian
b. Apa saja tingkatan dan
karakterristik kemandirian peserta didik
c . Apa Pentingnya kemandirian bagi
peserta didik
d. Bagaimana perkembangan kemandirian
peserta didik dan implikasinya bagi pendidikan
e .Bagaimana Bentuk-bentuk kemandirian
f
. Apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian
g. Apa saja Upaya pengembangan
Kemandirian
C. Tujuan penulisan
a. Untuk mengetahui pengertian
kemandiri
b.Untuk memahami tingkat dan
karakteristik kemandirian peserta didik
c. Untuk mengatahui seberapa pentingnya
kemandirian peserta didik
d.Untuk mengatahui bgaiman perkembangan
kemandirian peserta didik
e. Untuk mengetahui apa saja bentuk-bentuk
kemandirian
f. Untuk mengetahui factor-faktor yag
mempengaruhi perkembangan peserta didik
g.Untuk mengetahui apa saja upaya
pengembangan kemandirian peserta didik
BAB
II
PENGEMBANGAN
KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK
A. Pengertian
Kemandirian Peserta Didik
Istilah “kemandirian” berasal
dari kata dasar “diri” yang mendapat awalan “ke” dan akhiran “an”, kemudian
membentuk satu kata keadaan atau kata benda. Karena kemandirian berasal dari
kata dasar “diri”, maka pembahasan mengenai kemandirian tidak bisa lepas dari
pembahasan tentang perkembangan diri itu sendiri.
Menurut
Chaplin (2002), otonomi atau kemandirian adalah kebebasan individu manusia
untuk memilih menjadi kesatuan yang bisa
memerintah, menguasai, dan menentukan dirinya sendiri. Sedangkan menurut
Erikson (dalam Monks,dkk,1989), menyatakan kemandirian adalah usaha untuk
melepaskan diri dari orangtua dengan maksud untuk menemukan dirinya melalui
proses mencari identitas ego yaitu merupakan perkembangan kea rah
individualitas yang mantap dan berdiri sendiri. Kemandirian biasanya ditandai
dengan kemapuan menentukan nasib sendiri, kreatif dan inisiatif, mengatur
tingkah laku, bertanggung jawab, mampu menahan diri, dll. Kemandirian merupakan
suatu sikap otonomi dimana peserta didik secara relative bebas dari pengaruh
penilaian, pendapat dan keyakinan orang lain. Dengan otonomi tersebut, peserta
didik diharapkan akan lebih bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Secara
singkat dapat disimpulkan bahwa kemandirian mengadung pengertian :
1.
Suatu kondisi dimana
seseorang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya sendiri
2.
Mampu mengambil
keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi
3.
Memiliki kepercayaan
diri dan melaksanakan tugas-tugasnya
4.
Bertanggung jawab atas
apa yang dilakukannya
B. Tingkatan
dan Karakteristik Kemandirian Peserta Didik
Sebagai
suatu dimensi psikologi yang kompleks,kemandirian dalam perkembangannya
memiliki tingkatan-tingkatan. Perkembangan kemandirian seseorang berlangsung
secara bertahap sesuai dengan tingkat perkembangan kemandirian tersebut.
Menurut Lovinger (dalam Sunaryo Kartadinata,1988), mengemukakan tingkatan
kemandirian dan karakteristiknya, yaitu:
1.
Tingkat
pertama, adalah tingkatan implusif dan melindungi diri. Tingkatan ini mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut :
a.
Peduli
terhadap control dan keuntungan yang dapat diperoleh dari interaksinya dengan
orang lain.
b.
Mengikuti
aturan secara spontanistik dan hedonistic.
c.
Berfikir
tidak logis dan tertegun pada cara berfikir tertentu ( stereotype).
d.
Cenderung
melihat kehidupan sebagai zero-sum games.
e.
Cenderung
menyalahkan dan mencela orang lain serta lingkunganya.
2.
Tingkat
kedua, adalah konformistik. Ciri-cirinya adalah :
a.
Peduli
terhadap penampilan diri dan penerimaan social.
b.
Cenderung
berfikir stereotype dan klise.
c.
Peduli
akan konformitas terhadap aturan eksternal.
d.
Bertindak
dengan motif yang dangkal untuk memperoleh pujian.
e.
Menyamakan
diri dalam ekspresi emosi dan kurangnya intropeksi.
f.
Perbedaan
kelompok didasarkan atas ciri-ciri eksternal.
g.
Takut
tiadak diterima kelompok.
h.
Tidak
sensitif terhadap keindividualan.
i.
Merasa
berdosa jika melanggar aturan.
3.
Tingkatan
ketiga, adalah tingkat sadar diri .
a.
Mampu
berfikir alternative.
b.
Melihat
harapan dan berbagai kemungkinan dalam situasi.
c.
Memikirkan
cara hidup.
d.
Penyesuaian
terhadap situasi dan peranan.
e.
Menekankan
pada pentingnya memecahkan masalah.
4.
Tingkat
keempat, adalah tingkat saksama (conscientious). Ciri-ciri nya adalah :
a.
Bertindak
atas dasar nilai-nilai internal.
b.
Sadar
akan tanggung jawab.
c.
Mampu
melakukan kritik dan penilaian diri.
d.
Memiliki
tujuan jangka panjang.
e.
Berfikir
lebih kompleks dan atas dasar pola analisis.
C.
Pentingnya
Kemandirian bagi Peserta Didik
Pentingnya kemandirian bagi peserta
didik, dapat dilihat dari situasi kopmleksitas kehidupan dewasa ini, yang
secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi kehidupan peserta didik. Pengaruh kompleksitas kehidupan terhadap
peserta didik terlihat dari berbagai fenomena yang sangat membutuhkan perhatian
dunia pendidikan, seperti perkelahian antar pelajar, penyalahgunaan obat dan
alcohol,perilaku agresif, dan berbagai perilaku menyimpang yang sudah
mengarahkan pada tindak criminal. Dalam konteks proses belajar,terlihat adanya
fenomena peserta didik yang kurang mandiri dalam belajar, yang dapat
menimbulkan gangguan mental setelah memasuki pendidikan lanjutan, kebiasaan
belajar yang kurang baik (seperti tidak betah belajar lama atau belajar hanya
menjelang ujian, membolos, menyontek, dan mencari bocoran soal-soal ujian ).
Fenomena-fenomen diatas, menurut
dunia pendidikan untuk mengembangkan kemandirian peserta didik. Sunaryo
Kartadinata (1988) menyebutkan beberapa gejala yang berhubungan dengan
permasalahan kemandirian yang perlu mendapat perhatian dunia pendidikan, yaitu
:
1. Ketergantungan
disiplin kepada kontrol luar dan bukan karena niat sendiri yang ikhlas.
Perilaku seperti ini akan mengarah pada perilaku formalistic, ritualistic dan
tidak konsisten, yang pada gilirannya akan memnghambat pembentukan etos kerja
dan etos kehidupan yang mapan sebagai salah satu cari dari kualitas sumber daya
alam kemandirian manusia.
2. Sikap
tidak peduli terhadap lingkungan hidup.
Manusia mandiri bukanlah manusia yang lepas dari ligkungannya, melainkan
manusia yang bertransenden terhadap lingkungannya. Ketidakperdulian terhadap
lingkungan hidup merupakan gejala perilaku impulsive, yang menunjukan bahwa
kemandirian masyarakat masih rendah.
3. Sikap
hidup konformistis tanpa pemahaman dan konformistik dengan mengorbankan
prinsip. Mitos bahwa segala sesuatunya bisa diatur yang berkembang dalam
masyarakat menunjukan adanya ketidak jujuran dalam berfikir dan bertindak serta
kemandiriannya yang masih rendah.
Gejala
–gejala tersebut merupakan bagian kendala utama dalam mempersiapkan individu
–individu yang mengarungi kehidupan masa datang yang semakin kompleks dan penuh
tantangan .oleh sebab itu perkembangan kemandirian perserta didik menuju ke
arah kesempurnaan menjadi sangat penting untuk dilakukan secara serius,
sistematis dan terprogram.
D.
Perkembangan
Kemandirian Peserta Didik dan Implikasinya bagi Pendidikan
Kemandirian
adalah kecakapan yang berkembang secara rentang kehidupan Individu, yang sangat
dipengaruhi oleh factor –faktor pengalaman dan
pendidikan. Oleh sebab itu pendidikan disekolah perlu melakukan
upaya-upaya pengembangan kemandirian peserta didik , di antaranya :
1. Mengembangkan
proses belajar mengajar yang demokratis, yang memungkinkan anak merasa
diahargai.
2. mendorong
anak untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusandan dalam berbagai
kegiatan sekolah.
3. memberi
kebebasan kepada anak untuk mengeksplorasi lingkungan , mendorong rasa ingin
tahu mereka.
4. penerimann
positif tanpa syarat kelebihan dan kekurangan anak, tidak membeda-bedakan anak
yang satu dengan yang lain.
5. menjalin
hubungan yang harmonis dan akrab dengan anak.
E.
Bentuk-bentuk
Kemandirian
Robert
H avighurst (1972) membedakan kemandirian atas empat bentuk kemandirian yaitu:
1. Kemandirian
emosi, yaitu kemampuan mengontrol emosi sendiri dan tidak tergantungnya
kebutuhan emosi pada orang lain.
2. Kemandirian
ekonomi, yaitu kemampuan mengatur ekonomi sendiri dan tidak tergantungnya
kebutuhan ekonomi pada orag lain.
3. Kemandirian
intelektual, yaitu kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.
4. Kemadirian
social, yaitu kemampuan untuk mengadakan intreraksi dengan orang lain dan tidak
tergantung pada aksi orang lain.
Semantara itu , Steiberg (1993) membedakan karakteristik kemadirian
atas tiga bentuk, yaitu : 1) Kemandirian emosional
2) Kemandirian tingkah laku ( behavioral autonomy )
.
3) Kemandirian nilai (value autonomy )
Lengkapnya Steinberg menulis :
The first emotional
autonomy-that aspec of independence related to changes in the individual’s close
relationship,especially with parent. The second behavioral autonomy-the
capacity to make independent decisionis and follow trough with them. The third
characterization involves and aspec of independence referred to us value
autonomy-wich is more than simply being able to resist preassures to go along
with the demands of other, its means having a set a principles about right and
wrong, about what is important and what is not.
Kutipan di atas menunjukan karakteristik dari ketiga
aspek kemandirian, yaitu :
1. Kemandirian
emosional yakni aspek kemandirian yang menyatakan perubahan kedekatan hubungan
emosional antar individu,seperti hubungan emosional peserta didik dengan guru atau
dengan orangtuanya.
2. Kemandirian
tingkah laku, yakni suatu kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan tanpa
tergantung pada orang lain dan melakukannya secara bertanggung jawab.
3. Kemandirian
nilai, yakni kemandirian memaknai seperangkat prinsip tentang benar dan salah,
tentang yang penting dan apa yang tidak penting.
F.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian
1. Mengembangkan proses belajar
mengajar yang demokratis,yang kemungkinan anak merasa dihargai.
2. Mendorong anak untuk
berpatisipasi aktif dalam pengambilan keputusan dan dalam berbagai kegiatan
sekolah.
3. Memberi kebebasan kepada anak
untuk mengeksplorasi lingkungan,mendorong rasa ingin tahu mereka.
4. Penerimaan positif tanpa syarat
kelebihan atau kekurangan anak,tidak membedakan anak yang satu dengan yang
lain.
5. Menjalani hubungan yang harmonis
dan akrab dengan anak.
G.
Upaya Pengembangan Kemandirian
Sesuai dengan fase perkembangannya, upaya pengembangan remaja dapat dilakukan
melalui:
1. Penciptaan partisipasi dan
keterlibatan remaja secara penuh dalam keluarga.
2. Penciptaan keterbukaan komunikasi
dalam keluarga.
3. Penciptaan kebebasan mengeksplorasi
lingkungan.
4. Penerimaan remaja secara positif
tanpa syarat atau tanpa pamrih.
5. Penciptaan komunikasi empati dengan
remaja.
6. Penciptaan kehangatan interaksi
dengan remaja.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
kemandirian adalah
usaha untuk melepaskan diri dari orangtua dengan maksud untuk menemukan dirinya
melalui proses mencari identitas ego yaitu merupakan perkembangan kea rah
individualitas yang mantap dan berdiri sendiri.
2.
Perkembangan
kemandirian seseorang berlangsung secara bertahap sesuai dengan tingkat
perkembangan kemandirian
3.
Pengaruh kompleksitas
kehidupan terhadap peserta didik terlihat dari berbagai fenomena yang sangat
membutuhkan perhatian dunia pendidikan, seperti perkelahian antar pelajar,
penyalahgunaan obat dan alcohol,perilaku agresif, dan berbagai perilaku
menyimpang yang sudah mengarahkan pada tindak criminal.
4.
karakteristik kemadirian
atas tiga bentuk, yaitu : a) kemandirian emosional b) kemandirian tingkah laku c)
kemandirian nilai .
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kemandirian :
a. Mengembangkan proses belajar
mengajar yang demokratis,yang kemungkinan anak merasa dihargai.
b. Mendorong anak untuk berpatisipasi aktif dalam
pengambilan keputusan dan dalam berbagai kegiatan sekolah.
c. Memberi kebebasan kepada anak untuk
mengeksplorasi lingkungan,mendorong rasa ingin tahu mereka.
DAFTAR
PUSTAKA
Desmita,M.Si,2010.
Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung, PT Remaja Rosdakarya
www.google.com