I.
IDENTITAS
BUKU
Judul : Pengantar Teori
Perencanaan Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Sistem
No.
ISBN : 979-9246-12-1
Penulis : Endang Soenarya, Dr
Editor : Drs. Udan Kusmawan, M.A.
Drs. Sugeng
Bayu W., M.Si.
Penerbit : Adicita Karya Nusa
Tahun
Terbit : 2000
Jumlah
Halaman : 146
Harga
Buku : Rp.20.000,-
II.
RIWAYAT PENULIS
Dr. Endang Soenarya, lahir 16 April 1938 di Kampung
Ragadiem, Desa Cinta, Garut, Jawa Barat. Staf pengajar pada Jurusan
Administrasi Pendidika dan Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta ini
menyelesaikan pendidikan doktor pada tahun 1995 di Institut Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Negeri Jakarta.
Berbagai training dan studi banding di dalam maupun di
luar negeri pernah ia jalani, antara lain Training for Educational Evaluation
pada Economics Development Institute (EDI) World Bank di Washington D.C.
Amerika Serikat (1971), Training for Educational Planning Specialist pada
Internasional Institute for Educational Planning Management, UNESCO di Paris
(1975), dan Sekolah Staf Pimpinan Administrasi (SESPA) (1978). Ia juga pernah
mengikuti studi banding mengenai masalah pendidikan, antara lain ke Inggris,
Skotlandia, Rumania, Belanda, Thailand, Filipina, dan Korea Selatan.
Selama berkarier di dunia pendidikan, ia pernah menduduki
jabatan sebagai Sekretaris Inspektorat Jenderal Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan (1989-1995) dan terakhir menjadi Direktur Sarana Pendidikan (Mei
1995-April 1998). Ia pernah menerima dua penghargaan dari Presiden Republik
Indonesia, yaitu Satya Lencana Karya Satya Kelas II (1990) dan Lencana Karya
Satya 30 Tahun (1995).
III.
PENDAHULUAN
Perencanaan sebagai
fungsi organik dalam manajemen, merupakan bagian integral dari fungsi-fungsi
organik lainnya di dalam manajemen. Kegiatan perencanaan juga memerlukan
masukan instrumental. Tujuan pendidikan pada hakikatnya merupakan
pengejawantahan dari berbagai aspek kehidupan.
Fungsi
pendidikan sangat erat kaitannya dengan tujuan pendidikan. Tujuan dan fungsi
pendidikan akan menentukan pendekatan-pendekatan yang akan digunakan dalam
kegiatan perencanaan pendidikan.
Sistem pendidikan bersifat terbuka, dimana terjadi interaksi
dinamik antara sistem pendidikan
dengan berbagai sistem yang berada di
luarnya. Dalam rangka mencapai tujuan dan fungsi pendidikan, perlu adanya
penyusunan rencana pendidikan yang memperhatikan 3 hal, yaitu: karakteristik sistem pendidikan, pandangan terhadap sistem pendidikan, dan kecenderungan
masa depan.
Dalam hal ini
timbul sebuah pertanyaan mengenai “pendekatan
perencanaan sistem pendidikan yang bagaimanakah, yang dapat mengakomodasi
tujuan, fungsi, sasaran, karakteristik, pandangan, dan kecenderungan yang
mungkin terjadi di masa depan?”
Didasarkan pada
kontansi tersebut, maka mulailah dikembangkan suatu model pendekatan
perencanaan sistem pendidikan yang bersifat sistemik, analitik, dan sistematik.
Salah satu pendekatan yang diperkirakan memiliki cirri-ciri tersebut adalah pendekatan sistem. Pada resensi buku
inilah akan dibahas secara singkat mengenai “Perencanaan
Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Sistem”.
IV.
RESENSI
BAB
II
KONSEP,
ANALISIS, DAN PENDEKATAN SISTEM
A. Konsep Sistem
Sistem adalah seperangkat unsur yang
secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Adapun klasifikasi sistem
terdiri atas: Pertama, sistem yang
berstruktur statis atau tingkatan yang berbentuk kerangka; kedua, sistem dinamis sederhana yang ditetapkan sebelumnya, sistem
ini dapat diumpamakan seperti cara kerja sebuah jam; ketiga, sistem sibernetik (cybernetic) atau nama panggilannya
sistem termostat-sistem ini secara otomatis memelihara keseimbangannya sendiri;
keempat, sistem terbuka; kelima, sistem genetik seperti
tumbuh-tumbuhan; keenam, sistem
hewani; ketujuh, sistem insani sebagai
makhluk hidup; kedelapan, sistem sosial atau sistem kehidupan sosial; dan kesembilan, sistem transendental.
Di dalam suatu
sistem yang kompleks seperti sistem sosial
termasuk di dalamnya sistem pendidikan, kejelasan
hierarki atau struktur sistem sangat penting. Sesuatu dapat dinamakan sistem
bila terjadi hubungan atau interrelasi dari interdependensi baik internal
maupun eksternal antarsubsistem. Interaksi, interrelasi, interdependensi itu
disebut hubungan internal. Bila
interaksi, interrelasi, dan interdependensi itu terjadi antarsistem, hubungan
itu disebut hubungan eksternal. Hubungan antarsubsistem atau
antarkomponen dimana hubungan itu terjadi dengan sendirinya dan tergantung dari
subsistem/komponen lain, hubungannya itu disebut hubungan deterministik.
Pengaruh yang menunjang, memperkuat,
mempercepat fungsi perubahan atau pertumbuhan suatu sistem atau subsistem, maka
hubungan itu disebut hubungan fungsional.
Sebaliknya, bila akibat dari hubungan itu menimbulkan pengaruh yang menghambat
atau mencegah, maka hubungan itu disebut disfungsional.
Pada dasarnya
sistem hanya terdiri atas dua jenis, yaitu sistem tertutup dan sistem terbuka.
Sistem tertutup didalam proses kerjanya tidak dipengaruhi oleh lingkungannya,
sedangkan sistem terbuka didalam proses kegiatannya memperoleh masukan atau
berhubungan secara dinamik dengan sistem yang lain diluar lingkungan sistemnya. Lingkungan suatu sistem merupakan
pembeda antara satu sistem dengan sistem yang lain.
Untuk dapat
memahami secara lebih mendalam mengenai konsep lingkungan yang merupakan batas
suatu sistem, perlu dipahami konsep interfase. Konsep interfase adalah suatu konsep yang menggambarkan persatuan atau
pertemuan antara satu sistem dengan sistem yang lain. Makin terbuka suatu
sistem seperti sistem pendidikan, makin banyak wilayah persentuhannya.
Konsep terpenting
yang harus dipahami
dalam membicarakan konsep sistem adalah konsep entropy. Entropy adalah
suatu istilah yang menggambarkan suatu
keadaan yang tidak teratur dalam suatu sistem. Melalui istilah entropy dapat dipahami kemampuan dan keterbatasan suatu sistem
dalam mencapai fungsi dan tujuannya.
B. Analisis Sistem
Analisis sistem
adalah cara berpikir berdasarkan teori umum sistem (General System Theory). Kajian analisis sistem ditujukan untuk
menghindari berbagai kesalahan yang berskala besar dan memberikan atau
menyampaikan suatu daftar pilihan kepada pengambil keputusan yang menggambarkan
berbagai ramuan keefektifan perincian biaya untuk dijadikan pertimbangan dalam
menetukan pilihan. Analisis sistem berupaya mendesain pemecahan masalah baru
dari memperluas jangkauan berbagai alternatif dan melakukan pemilihan
alternatif terbaik dari berbagai alternatif yang telah ditentukan.
Analisis sistem merupakan suatu
metode yang sangat mendasar untuk memahami hubungan sistem dengan
lingkungannya. Dalam penegrtian umum analisis sistem merupakan pedoman berpikir
yang menyajikan suatu kerangka kerja yang dapat digunakan oleh metode analisis
yang lain.
C. Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem merupakan desain
metodologi, kerangka kerja konseptual, metode ilmiah baru, teori
keorganisasian, sistem manajemen, metode rekayasa riset operasi, dan metode
untuk meningkatkan efisiensi biaya serta metode untuk menerapkan teori umum
sistem.
Sebagai desain
metodologi, pendekatan sistem merupakan alat bantu bagi para pengambil
keputusan dengan
cara mempertimbangkan semua permasalahan yang berkaitan dengan keputusan yang
akan diambilnya, sedangkan pendekatan sistem sebagai kerangka konseptual
bertujuan untuk mencari berbagai persamaan dan berbagai kecenderungan fenomena
yang ada dengan menggunakan analisis multidisiplin.
Pada Tabel 2.1
dapat dilihat persandingan antara metode ilmiah yang sudah sejak lama ada
dengan pendekatan sistem sebagai paradigma metode ilmiah yang baru.
Tabel
2.1 persandingan
metode ilmiah yang Sudah Sejak Lama Digunakan oleh Masyarakat Ilmuwan dengan
Pendekatan Sistem sebagai Metode Ilmiah Baru.
No.
|
Metode Ilmiah
|
Pendekatan
Sistem Sebagai Metode Ilmiah
|
1.
|
Merupakan
paradigma berpikir yang mempunyai landasan ontologis, epistemologis, dan
aksiologis
|
Merupakan
paradigma berpikir yang mempunyai landasan ontologis, epistemologis, dan
aksiologis
|
2.
|
Dalam
proses kegiatannya mempergunakan logika deduktif dan induktif
|
Dalam
proses kegiatannya mempergunakan logika deduktif dan induktif
|
3.
|
Merupakan
cara berfikir untuk memecahkan masalah
|
Merupakan
cara untuk memecahkan masalah
|
4.
|
Bersifat
atomistik
|
Bersifat
holistik
|
5.
|
Bersifat
analitis, berorientasi pada pemecahan masalah sampai tuntas
|
Bersifat
analitis, sistematik, dan sistemik berorientasi pada kebijaksanaan
|
6.
|
Berorientasi
pada proses
|
Berorientasi
pada pengeluaran
|
7.
|
Penerapannya
ditujukan kepada hal-hal yang lebih bersifat teknis
|
Penerapannya
ditujukannya kepada hal-hal yang lebih bersifat kompleks dan rumit
|
8.
|
Dalam
organisasi sering digunakan untuk keputusan para pelaksana
|
Dalam
organisasi sering digunakan untuk para pengambil keputusan
|
9.
|
Proses
kegiatannya terdiri atas:
a. Perumusan
masalah
b. Penyususnan
kerangka berpikir
c. Perumusan
hipotesis
d. Pengujian
hipotesis
e. Penarikan
kesimoulan
|
Proses
kegiatannya terdiri atas:
a. Perumusan
masalah
b. Penelitian
c. Penilaian
d. Penelaahan
e. Pemeriksaan
f. Pelaksanaan
|
10.
|
Bersifat
vertikal
|
Bersifat
horizontal
|
Pemeliharaan
keseimbangan lingkungan hidup berarti memellihara siklus kehidupan dan untuk
menjaga siklus kehidupan sejak lama sudah dikenal salah satu cabang ilmu yang
sifatnya multidisiplin, yaitu ilmu tentang lingkungan hidup atau ekologi. Salah
satu hukum dasar dari ekologi, yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan
segala sesuatu. Segala sesuatu berjaitan dengan segala sesuatu itu merupakan
salah satu konsep dasar pendekatan sistem.
Pengembangan
konsep Planning-Programming-BudgetingSystem
(PPBS) merupakan contoh yang sangat
penting pada penerapan pendekatan sistem dalam proses perencanaan dan pelaksanaan
suatu program.
BAB III
PERENCANAAN
PENDIDIKAN
A. Tinjauan Historis
Konsep
dasar perencanaan pendidikan
telah dikenal sejak bangsa Sparta melancarkan sistem pendidikan yang ditujukan
untuk membentuk manusia Sparta guna kepentingan pembangunan di bidang militer,
sosial dan ekonomi 25 abad yang lalu.
Pada masa dinasti Han di dataran Cina, dan pada masa
peradaban Inca di Peru telah dilakukan penyusunan atau suatu perencanaan pendidikan. Ketika itu Comenius
telah menyusun suatu kerangka dasar organisasi dan administrasi sekolah yang bersifat terpusat.
Pada abad ke 18 telah ditemukan berbagai karya yang
berkaitan dengan rencana pendidikan, dan yang paling terkenal yaitu perencanaan
Universitas di Rusia. Setelah perang dunia ke 1, Rusia dalam rencana
pembangunan lima tahun 1 (1923) merupakan negara pertama yang menerapkan konsep
perencanaan pendidikan. Setelah perang dunia ke 2, timbul berbagai pergolakan
sosial dan ledakan penduduk yang tidak terduga. Sementara sumber-sumber makin
langka.
Beberapa
negara di Eropa mulai memandang bahwa perencanaan pendidikan itu penting.
Pada tahun
1951,
Prancis membentuk komisi perencanaan untuk pembangunan sekolah. Universitas
pengetahuan dan seni. Sejak tahun 1950 dan seteusnya beberapa negara yang baru memperoleh kemerdekaan mulai
menerapkan perencanaan pendidikan sebagai instrumen untuk meningkatkan pembangunan penddikannya.
Mulai tahun 1956-1965 telah dilakukan berbagai
konfrensi, seminar, dan lokakarya baik pada tingkat internasional, regional,
maupun nasional. Sebagai tindak lanjut dari konfrensi Santisgo di Chilli yang
diikuti dengan seminar di Washington, diadakan suatu study tentang hubungan
antara pendidikan dan ekonomi. Konfrensi Karachi telah menghasilkan rencana
kerja pembangunan pendidikan di wilayah Asia yang kemudian melahirkan Karachi
Plan.
Konfrensi Tokyo diberi mandat oleh Konfrensi Karachi
untuk meninjau balik bebagai kemajuan dan kesulitan-kesulitan dalam pelaksanaan
Karachi Plan dan laporan studi pendidikan. Selanjutnya diadakan konfrensi
Bangkok, dalam konfrensi ini tersebut direkomendasikan suatu draft pembangunan
di negara-negara Asia.
Dalam perkembangannya di negara Indonesia, Enoch
mengemukakan bahwa gema isu perencanaan pendidikan sampai di Indonesia sekitar
tahun 1968, yaitu dengan dilaksanakannya suatu Proyek Penilaian Nasional
Pendidikan (PPNP). Hasil PPNP telah menarik perhatian UNESCO/UNDP, yang pada
akhirnya mereka bersedia membantu
Indonesia untuk mengembangkan perencanaan pendidikan.
B. Tinjauan Konsepsional
Sebagaimana telah diutarakan pada tinjauan historis
bahwa sampai dengan
tahun 1960-an,
perencanan pendidikan belum mendapatkan perhatian secara luas. Namun setelah dua dasawarsa,
konsep perencanaan pendidikan dalam konteks pembangunan sosial dan ekonomi
mulai mendapatkan pengakuan secara luas.
Konsep prencanaan pendidikan merupakan suatu konsep
yang bersifat eklitik yang diramu dari berbagai disiplin ilmu, terutama dari
konsep dan metode perencanaan ekonomi yang sudah lama berkembang. Tujuan dan
fungsi pendidikan menrupakan pangkal tolak dalam perencanaan pendidikan.
1. Sudut Pandang
dalam Perencanaan
Ada
empat kategori utama dalam tradisi perencanaan. Keempat tradisi itu
masing-maing adalah penganut filsafat sintetis, penganut filsafat rasionalisme,
penganut perkembangan organisasi dan penganut empirisme.
2. Proses
Perencanaan
Kunci utama kegiatan perencanaan adalah proses perencanaan
itu sendiri. Proses perencanaan adalah suatu cara pandang yang logis mengenai apa yang ingin
dilakukan, bagaimana cara melakukannya, dan bagaimana cara mengetahui apa yang
dilakukannya. Proses perencanaan adalah proses yang dapat membantu dalam pengambilan
keputusan.
Aplikasi konsep sistem atau pendekatan sistem
terhadap perencanan didasarkan
pada pandangan atau pendapat bahwa perecanaan merupakan suatu proses yang
bersifat terbuka, dimana setiap kegiatan mempunyai hubungan yang bersifat
suksesif, integratif, interdepensi antara suatu kegiatan dengan kegiatan
lainnya. Bersifat suksesif karena setiap keluaran dari suatu kegiatan akan
merupakan masukan bagi kegiatan berikutnya.
3. Pembabakan
Perencanaan
a. Perencanaan
Jangka Panjang
Perencanaan
Jangka Panjang atau perencanaan strategi
adalah
merupakan suatu proses pemilihan tujuan, penentuan kebijakan, strategi,
sasaran, dan program untuk mencapai tujuan jangka panjang. Perencanaan jangka panjang pada
hakikatnya mengaitkan tiga jenis rencana sekaligus, yaitu rencana jangka panjang itu
sendiri, rencana jangka menengah, rencana jangka pendek.
Perencanaan
jangka panjang memiliki tiga karakteristik yaitu :
1) Bersifat
studi
perkiraan tentang masa depan.
2) Merupakan
suatu perencanaan untuk mencapai tujuan yang ideal dan perkembangan masyarakat
yang fundamental dimasa depan.
3) Bersifat
indikatif.
b. Perencanaan
Jangka Menengah
Perencanaan jangka menengah
merupakan suatu siklus yang efektif dan efisien. Dalam
perencanaan jangka menengah atau perencanaan lima tahun di Indonesia, tujuan
dan sasaran
dapat dinyatakan secara jelas. Perencanaan jangka menengah sering
pula dikaitkan dengan periode pemerintahan dan dengan berbagai perjanjian
internasional. Perencanaan
jangka menengah mempunyai dua sifat, yaitu: sifat indukatif dan sifat
direkatif.
c. Perencanaan Jangka
Pendek
Perencanaan
jangka pendek atau perencanaan tahunan merupakan suatu proses penyusunan suatu
rencana untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu yang akan dilaksanakan dalam
satu tahun. Perencanaan tahunana pada hakikatnya merupakan perintah pelaksanaan
dari perencanaan lima tahunan.
d. Tujuan dan
Fungsi Pendidikan
Tujuan dan fungsi pendidikan
merupakan subtansi perencanaan pendidikan yang amat penting dan stategis. Tujuan dan fungsi pendidikan sukar
untuk dipisahkan. Terdapat empat fungsi pendidikan, yaitu pendidikan sebagai lembaga
sosialisasi, lembaga untuk mengejar prestasi, lembaga mekanisme pasar, dan
lembaga proses seleksi.
Tujuan pendidikan di sekolah adalah untuk menghasilkan hubungan
kekuatan yang ada, dominasi salah satu kelompok terhadap kelompok yang lain,
dari generasi yang satu dengan yang lain tanpa menggunakan kekerasaan.
BAB
IV
PENDIDIKAN
SEBAGAI SEBUAH SISTEM
A. Keperluan Perencanaan Sistem Pendidikan
Dalam rangka menigkatkan efesiensi dan efektivitas manajemen sistem
pendidikan, perencanaan sistem pendidikan sebagai salah satu fungsi organik
dalam manjemen sistem pendidikan merupakan fungsi yang sangat stategis.
Perencanaan sistem pendidikan diperlukan
seiring dengan tumbuh dan berkembangnya berbagai kompleksitas kehidupan
masyarakat sebagai dampak dari berbagi perkembangan dan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, sedangkan sumber daya pendidikan terbatas.
B. Makna Perencanaan Sistem Pendidikan
Untuk
dapat memahami makna perencanan pendidikan menurut Bangrhart dan Trull (19730
terlebih dahulu harus memahami karekteristik, dimensi dan hambatan perencanaan
pendidikaan
1.
Karekteristik
Perencanaan sitem pendidikan merupakan suatu proses rasional,
menaruh kepedulian terhadap tujuan (goals), alat( means) hasil (ends), proses,
dan control. Perencanaan sistem pendidikan merupakan suatu konsep yang dinamis,
diramu dari kerangka teoritik sibernetika, yaitu perpaduaan ilmu komunikasi dan
pengendaliaan.
2.
Dimensi
Perencanaan pendidikan mempunyai Sembilan dimensi yang dapat
menjamin bahwa suatu perencanaan akan bersifat komprehensif dan efisien.
a.
Signifikasi
Signifikasi dapat diartikan bahwa setiap masalah di dalam bidang
pendidikan adalah penting. Untuk mencapai tujuan pendidikan, pembuat keputusan
harus mempunyai akses dalm menentukan pendoman dan kriteriayang dapat
digunakan untuk mengevalusai hasil pelaksanaan rencana.
b.
Kelayakan (feasibility)
Kelayakan suatu rencana di tentukan oleh beberapa faktor antara
lain apakah rencana tersebut telah memperhatikan keputusan politik, keakuratan
teknis, dan prakiraan kemampuan financial yang akan mendukung
terlaksananya rencana yang telah
disusun.
c.
Relevansi
Asas
relevansi dimaksudkan bahwa dalam proses penyusunan rencana telah dikaitkan dan
disepadankan dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai.
d.
Kepastian (definiteness)
Dalam dimensi ini perhatian dicurahkan untuk mengidentifikasikan
berbagai kemungkinan untuk menghindari dan mengurangi munculnya masalah-masalah
baru yang tidak diharapkan, yang dapat mengakibatkan penyimpangan penggunaan
sumber daya dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.
e.
Prinsip kehematan
Prinsip
kehematan ini menuntun agar rencana pendidikan disusun secara sederhana.
f.
Dimensi kemampuan menyesuian diri atau adaptasi
Mengisyaratkan bahwa rencana pendidikan harus bersifat dimanis
sehingga setiap perubahaan dapat diikuti untuk dijadikan umpan balik terhadap
sistem pendidikan.
g.
Dimensi waktu
Berkaitan erat dengan siklus dan prosedur perencanaan yang telah
ditentukan. Dimensi waktu mempengaruhi kemampuan perencanaan pendidikan dalam
mengevaluasi kebutuhan pendidikan dalam saat rencana
disusun dalam kaitannya dengan kebutuhan masa depan.
h.
Pemantuan
Kegiatan pemantauan ini mencakup penetapan kriteria
untuk meyakinkan bahwa kegiatan berjalan secara efektif.
i.
Dimensi subtasi
Dimensi ini
terdiri dari atas tujuan, program, sumber daya manusia, sumber daya alam,
pembiyaan, struktur pemerintahaan, dan konteks sosial.
3.
Hambatan
perencanaan pendidikan (Kendala)
Kendala utama yang dihadapi dalam perencanaan pendidikan adalah
keputusan politik, kemampuan ekonomi, dan alokasi waktu. Kendala
tersebut mempunyai dampak terhadap proses perencanaan pendidikan terutama pada
tingkat lokal dan regional. Kendala lain adalah bila pengarahan yang diberikan
oleh pemimpinan organisasi kurang jelas dan masalah alokasi dana yang tidak
tepat waktu.
C. Tujuan Perencanaan Sistem Pendidikan
Tujuan perencanaan sistem pendidikan pada hakikatnya terdiri dari
beberapa hal:
1.
Untuk mencari
kebenaran atas fakta-fakta yang diperoleh atau disajikan agar dapat diterima
oleh berbagi pihak.
2.
Untuk
menentukan tindakan yang akan dilakukan yang berorentasi pada masa depan.
3.
Untuk menyakinkan
secara rasional pihak-pihak tertentu
yang berkepentingan terhadap pendidikan.
BAB
V
PENDEKATAN-PENDEKATAN
DALAM
PERENCANAAN PENDIDIKAN
A. Pendekatan Permintaan Masyarakat
Menurut
bentuknya, perencanaan pendidikan berdasarkan permintaan masyarakat yang paling
sederhana, target rencana pendidikan disusun berdasarkan kelompok populasi atau
proyeksi calon peserta didik. Ekuitas
hasil pendidikan itu biasanya dinilai berdasarkan hasil yang dicapai dari
berbagai kelompok populasi dapat dianalisis untuk menilai ekuitas.
Penilaian
ekuitas dapat didasarkan pada pengukuran karakteristik distribusi, sedangkan
evaluasi keadilan biasanya dibandingkan dengan nilai-nilai moral.perencanaan
pendidikan yang didasarkan pada analisis dan proyeksi himpunan permintaan
individu dapat dipengaruhi oleh nilai budaya dan sosial yang berbeda.
Perencanaan
pendidikan berdasarkan kebutuhan masyarakat tidak mengandung arti bahwa
kebutuhan akan pendidikan hanya dipengaruhi oleh variabel-variabel sosial,
melainkan ada beberapa jenis perhitungan dari hasil keputusan yang diharapkan.
B. Pendekatan Berdasarkan Kebutuhan Tenaga Kerja
Pada
dasarnya lembaga pendidikan bertujuan untuk membentuk sikap, memberikan
penegtahuan, dan meningkatkan ketrampilan. Di samping itu, ada beberapa jenjang, jenis pendidikan dan pelatihan yang
diarahkan untuk mempersiapkan peserta didiknya siap kerja pada berbagai
lapangan kerja yang menghasilkan barang dan jasa.
Dalam dunia
dewasa ini muncul suatu pendapat bahwa mendidik dan melatih para peserta didik
yang dapat terjun dalam dunia kerja merupakan suatu tujuan yang dianggap relevan
dalam dunia pendidikan.
Para ahli
pendidikan sudah lama merencanakan agar pendidikan berkaitan erat dengan
persyaratan kerja, jauh sebelum para ahli ekonomi berdiskusi tentang teori
investasi dan sebagai prinsip utama dalam teori human capital.
Perencanaan ketenagakerjaan mungkin dapat
memanfaatkan informasi yang sama yang digunakan dalam bimbingan dan penyuluhan. Ada 3 pertimbangan pokok yang
didefinisikan dalam penggunaan pendekatan kebutuhan tenaga kerja :
1. Prakiraan
mengenai kemungkinan pertumbuhan pendapatan nasional kotor.
2. Asumsi
mengenai hubungan antara pertumbuhan berbagai sektor ekonomi dengan jumlah
tenaga kerja yang memiliki kualifikasi tertentu.
3. Tingkat
maksimum produktifitas tenaga kerja.
C. Pendekatan Nilai Balik dalam Perencanaan Pendidikan
Pendekatan rate of return di dalam perencanaan
pendidikan didasarkan pada model ekonomi. Pendekatan ini digunakan untuk
memungkinkan mengadakan perbandingan secara ekonomis antara inventansi yang
diberikan pada sistem pendidikan dengan
inventasi yang diberikan kepada sektor-sektor ekonomi lainnya. Tujuan utama
pendekatan ini adalah untuk menjamin bahwa alokasi sumber-sumber daya di antara
sektor-sektor ekonomi yang berbeda disesuaikan dengan manfaat yang diharapkan.
Kesulitan utama dalam menggunakan pendekatan ini, yaitu tingkat maksimal
keuntungan social yang diperoleh dari pendidikan pada saat ini dan yang akan
dating tidak selalu sama.
D. Pendekatan Sistem Terpadu
Selanjutnya bab ini membahas tentang kerangka dalam
model sistem pendidikan. Yang
dapat saya pahami setelah membaca buku ini adalah bahwa secara garis besarnya
kerangka dasar model sistempendidikan terdiri atas, masukan (input) yang berupa calon peserta didik,
masukan instrumental (instrumental input) yaitu sumber-sumber
daya pendidikan, masukan lingkungan (environment
input) meliputi aspek-aspek kehidupan bangsa, kemudian ada proses (process)
yang merupakan kegiatan merubah
masukan (peserta didik) menjadi keluaran (output).
Kemudian buku ini menjelaskan bahwa pada garis
besarnya substansi perencanaan sistem pendidikan meliputi tiga tuntutan atau
permintaan terhadap sistem pendidikan,
yaitu permintaan masyarakat terhadap pendidikan yang berwujud berapa besar atau
jumlah secara kuantitatif (social demand),
permintaan agar hasil pendidikan bermutu dan relevan secara proporsional dengan
kebutuhan tenaga kerja(manpower), dan
sistem pendidikan dituntut agar dilaksanakan secara efisien yang dapat
memberikan “nilai baik”
(rate of return) antara sumber daya
yang digunakan sitem pendidikan dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh dari
hasil pendidikan. Ketiga substansi perencanaan sistem pendidikan itu terkaitan
erat dengan empat aspek sistem pendidikan yang terdiri atas aspek-aspek
kuantitas, kualitas, relevansi, dan efisiensi.
1.
Aspek Kuantitatif
Aspek kuntitatif adalah aspirasi dan
permintaan masyarakat terhadap pendidikan (social
demand). Dalam aspek kuntitatif, perencanaan sistem pendidikan dilakukan
berdasarkan social demand approach.
Kemudian dijelaskan bahwa hasil proses perencanaan aspek kuantitatif adalah
berupa rencana daya tampung meliputi rincian sasaran yang ingin dicapai, yaitu
jumlah peserta didik yang akan ditampung dalam kurun
waktu tertentu dan sumber daya pendidikan.
2. Aspek
Kualitatif
Dijelaskan bahwa
merencanakan kualitas pendidikan berarti merencanakan kemampuan berfikir,
mengubah sikap, dan meningkatkan keterampilan peserta didik. Suatu pendidikan
dapat dikatakan berkualitas bila :
a. Proses
belajar mengajar berjalan secara efektif.
b. Dalam
proses pendidikan, peserta didik menunjang tingkat kemampuan prestasi belajar.
Pendidikan
yang berkualitas merupakan salah satu aspirasi masyarakat atau permintaan terhadap pendidikan (social demand). Pendidikan yang berkualitas dan
relevan sangat diperlukan oleh berbagai lapangan pekerjaan. Lapangan pekerjaan
diperoleh dari pendapatan yang merupakan nilai baik (rate of return), baik bagi orang per orang maupun bagi kemajuan
masyarakat.
Disimpulkan bahwa kerangka model perencanaan
kualitatif pendidikan berdasarkan pendekatan sistem dapat memadukan tiga
pendekatan yang bersifat parsial sesuai dengan tahap-tahap proses
perencanaannya.
3. Aspek
Relevansi
Aspek relevansi
menyusun rencana pendidikan yang dilakukan pada hari ini sebenarnya hasilnya
diperuntukkan untuk masa depan. Kaitan masa kini dan masa depan dalam
perencanaan aspek relevansi merupakan pangkal otak perencanaan aspek relevansi.
Karakteristik perencanaan aspek relevansi harus bersifat futuristic. Konsep
relevansi sesungguhnya lebih mendasari konsep peningkatan mutu pendidikan.
4.
Aspek Efisiensi
Efisiensi dapat
dilihat dari dua sudut pandang, yaitu
efisiensi internal dan eksternal sistem pendidikan. Efisiensi internal ditandai
oleh tinggi rendahnya angka putus sekolah dan angka mengulang kelas, sedangkan
penyebab eksternal peserta didik keluar dari satuan pendidikan bukan karena
penyebab lain di luar sistem pendidikan. Efisiensi eksternal merujuk pada
efektivitas manajemen sistem pendidikan secara keseluruhan yang disebabkan oleh
kelambanan dalam manajemen sistem pendidikan. Kelambanan sistem pendidikan
meneybabkan pemborosan pendayagunaan dan pemanfaatan sumber daya sistem
pendidikan.
Penyebab
ketidakefisiensi dan ketidakefektifan terjadi oleh masukan lingkungan yang
kurang menunjang. Untuk
mengefisiensikan dan mengefektifkan sistem pendidikan diperlukan rencana
terpadu yang mengaitkan masukan instrumental dan masukan lingkungan dalam
proses perencanaan peningkatam efisiensi manajemen sistem pendidikan guna
menghasilkan lulusan
yang bermutu dan relevan dengan berbagai kebutuhan melalui pendayagunaan sumber
daya pendidikan secara efisien.
BAB
VI
PENERAPAN
PENDEKATAN SISTEM DALAM PERENCANAAN PENDIDIKAN
Terdapat lima kelemahan dalam penerapan teori umum
sistem, yakni apresiasi para penganut teori sistem umum, menentukan makna suatu
sistem, menentukan ruang lingkup sistem, petunjuk analisis, dan teori sistem
sebagai teori ilmiah.
Masalah utama penerapan pendekatan sistem dalam
manajemen pendidikan, yaitu di dalam merumuskan secara tepat tujuan
program-program pendidikan. Dalam konteks penerapan pendidikan sistem di
Departemen Pendidikan di India, Subrahmanyam mengemukakan bahwa kesulitan yang
dihadapi adalah dalam penentuan alokasi anggaran program yang telah disusun
sebelum disahkan oleh parlemen.
A. Studi Kasus Program PPBS
Salah
satu bentuk penerapan pendidikan sistem dalam proses perencanaan adalah
penerapan konsep Planning Programming
Budgeting Systems (PPBS). Konsep dasar PPBS telah dikembangkan di dunia
usaha dan kemudian diadaptasi oleh para perencana di lingkungan pemerintahan.
Salah satu keterbatasan PPBS adalah sulit
menyesuaikan PPBS ke dalam jadual anggaran
terutama untuk rencana anggaran jangka panjang. Dan kelebihannya yakni PPBS
dapat menyajikan dokumentasi informasi pendidikan untuk penyusunan rencana
kebiijaksanaan dan pengambilan keputusan. PPBS merupakan salah satu bentuk
penerapan pendekatan sistem dalam proses
perencanaan. Kelemahan bahkan kegagalan penerapan PPBS bukan berarti pendekatan
sistem tidak dapat diterapkan dalam perencanaan pendidikan.
B. Studi Kasus Program OECD
Penelitian
yang dilakukan OECD (The
Organization of European Economis Corporation) dalam perencanaan pendidikan
merupakan salah satu tugas yang tidak dapat dielakan oleh OECD sebagai suatu
organisasi yang menaruh kepedulian terhadap pembangunan ekonomi dan sosial,
terutama pertumbuhan ekonomi.
Perencanaan
pendidikan pernah dihadapkan pada suatu pilihan yaitu mengadopsi teknik dan
pendekatan yang mengambil dari perencanaan ekonomi atau mengembangkan
pendekatan sendiri berpangkal tolak dari tujuan pendidikan. Dengan adanya
dilema tersebut maka pakar OECD menyimpulkan bahwa teknik dan pendekatan
perencanaan pendidikan harus dikembangkan dari dinamika internal sistem
pendidikan. Untuk masalah-masalah khusus, baik aspek kualitatif maupun
kuantitatif harus dipecahkan di dalam kerangka sistem secara keseluruhan. Untuk
itu para pakar OECD mulai melibatkan dalam mengeksplorasi penerapan pendekatan
sistem dalam perencanaan dan kebijaksanaan pendidikan
Apabila diperhatikan
konsep dasar pendekatan perencanaan pendidikan berdasarkan permintaan kebutuhan
tenaga kerja, tampak bahwa proyeksi tenaga kerja yang diperlukan terbatas untuk
kegiatan ekonomi dan industri pada sektor formal, sedangkan kebutuhan tenaga
kerja yang bergerak pada sektor informal belum diperhitungkan.
Penelitian teoritik
mengenai pendekatan perencanaan pendidikan berdasarkan kebutuhan tenaga kerja
akan diakhiri dengan pendapat Davis (1980) yang menyatakan bahwa pendekatan
perencanaan pendidikan sifatnya sempit, seseorang hanya dipandang sebagai
pekerja, tujuan, proses, dan hasil pendidikan hanya diarahkan untuk mengisi
pekerjaan pada lapangan kerja.
C. Studi Perencanaan Pendidikan di Korea Selatan (Sebuah
Studi Banding)
Sudah kita
ketahui kemampuan professional dan ketrampilan teknis tenga kerja bangsa Korea
(korea Selatan) terkenal di seluruh dunia. Kemajuan industri dan pertumbuhan
ekonomi Korea Selatan merupakan hasil dari program pengembangan sumber daya manusia, baik yang
diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh pihak industri.
Di dalam
pengembangan sumber daya manusia di departemen pendidikan terdapat beberapa pendekatan yaitu:
1.
Pendekatan
kebutuhan tenaga kerja.
Para perencana pendidikan merancang SDM melalui
kurikulum dan sarana dan prasarana disekolah, misalnya kurikulum disekolah
kejuruan seperti sekolah teknik menengah dan sekolah teknik kejuruan lain sama
dengan kurikulum yang ada di Indonesia, akan tetapi ada sedikit perbedaan
misalnya adanya pelajaran ilmu pengetahuan pada sekolah menengah ekonomi. Dalam
kondisi sarana dan prasarananya juga sama dengan apa yang ada di Indonesia.
2.
Peningkatan
kualitas proses belajar-mengajar dan
hasil pendidikan
Sekolah kejuruan dapat dilakukan melalui sistem magang
di industri-industri yang relevan. Karena dunia industri sangat berperan aktif
dalam upaya peningkatan mutu proses belajar mengajar mulai dari tahap
penyusunan kurikulum sampai dengan penyusunan kriteria mutu hasil pendidikan
yang diharapkan. Forum interaksi antara dunia industri dengan dunia pendidikan
melalui program instruksional dan sistem evaluasi yang dikoordinasikan oleh
Korea Educational Development Institute (KEDI) yaitu suatu badan penelitian dan
pengembangan pendidikan yang berstatus semi pemerintahan.
Ada satu hal yang menarik di Korea Selatan yaitu pada
proses penerimaan pengawai di perusahaan, yaitu
pegawai yang sudah diterima dimasukan kepusat pendidikan dan pelatihan
untuk dididik dan dilatih sesuai dengan bidang pekerjaan yang akan dijalani,
dengan begitu pegawai tersebut sudah siap untuk dipakai bekerja
3.
Pendekatan
berdasarkan Rate of return atau pendekatan nilai balik.
Pendekatan nilai balik memandang pendidikan sebagai
suatu investasi yang akan meningkatkan pendapatan. Konsep pendekatan nilai
balik di dalam perecanaan pendidikan yang masih digunakan adalah analisis
nilai balik pada tingkat sistem pendidikan untuk
mengevaluasi investasi di dalam tiap jenjang pendidikan. Analisis nilai balik
dapat digunakan sebagai pedoman kebijaksanaan makro dan pilihan perencanaan
dalam mengalokasikan sumber daya pendidikan untuk tiap jenjang pendidikan
V.
KESIMPULAN
Berpikir sistem
adalah cara berpikir yang memandang sesuatu secara keseluruhan, kemudian, baru
kepada bagian-bagiannya. Sedangkan pendekatan sistem adalah cara berpikir
dengan memepergunakan konsep sistem dan konsep ini dapat berfungsi sebagai
kerangka ilmu pengetahuan yang dapat memadukan cara pandang yang sifatnya
parsial. Di dalam cara kerjanya, pendekatan sistem mempergunakan logika
induktif dan deduktif.
Sistem
pendidikan merupakan suatu keseluruhan yang bersifat komprehensif dan terpadu
dalam mencapai tujuan dan fungsinya. Pendekatan sistem dapat mengakomodasi dan
mengintegrasikan berbagai pendekatan yang sifatnya parsial, menjadi totalitas
keseluruhan yang terpadu.
Model pendekatan
sistem dalam perencanaan pendidikan yang disajikan di dalam buku ini sangatlah
tepat dalam mengakomodasi tujuan, fungsi, sasaran, karakteristik, pandangan,
dan kecenderungan yang mungkin terjadi di masa depan, dengan memperhatikan
kegunaan cara berfikir berdasarkan konsep sistem. Dengan demikian, dapat
ditegaskan bahwa pendekatan
perencanaan pendidikan yang baru dapat mengakomondasikan tujuan pendidikan
secara menyeluruh dan terpadu.
VI.
KELEBIHAN
BUKU
Buku ini menitikberatkan pembahasan
pada pengembangan konsep dan model penerapan pendekatan sistem di berbagai
aktivitas perencanaan pendidikan. Pendekatan sistem yang memiliki karakteristik
sistemik, analitik, dan sistematik dipandang mampu memadukan tiga konsep dan
perencanaan pendidikan yang meliputi pendekatan permintaan masyarakat,
kebutuhan tenaga kerja, dan tingkat pengembalian keuntungan investasi.
Buku ini
dapat membantu para guru atau calon guru dalam proses belajar mengajar dan
mengetahui hasil akhir yang dicapai dari kegiatan pembelajaran. Dengan
demikian, target atau tujuan pembelajaran akan tercapai.
VII.
KEKURANGAN
BUKU
Dalam buku ini tidak adanya catatan kaki yang dapat
memperkuat keabsahan suatu tulisan. Dalam buku ini juga, terdapat bagan-bagan
yang tidak dijelaskan secara spesifik mengenai langkah-langkahnya, sehingga
mengurangi keutuhan pemahaman pembaca.
VIII.
SARAN
Buku ini
cocok dibaca untuk
membantu para perencana pendidikan atau calon perencana pendidikan dalam merencanakan
suatu pendidikan agar tujuan dan fungsi pendidikan dapat sejalan, serta untuk
mengetahui pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam sistem perencanaan pendidikan. Dengan demikian, keefektifan dan keefisienan
suatu pendidikan dapat tercapai.
MOHON IJIN UNTUK DIJADIKAN SEBAGAI REFERENSI YA MIN, MAKASIIH
BalasHapusmohon share mudah-mudahan bermanfaat...
BalasHapuskak kalau ada buku nya boleh share, atau saya beli kak. soalnya nyari dah pada gak ada. tolong dibalas ya kk
BalasHapusWaahhhhh mohon maaf kak, karena sudah lama sekali dan pindah rumah 3 kali jadi saya sudah tidak tau bukunya di mana.
Hapus