BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia.
Tiap hari manusia akan terlibat dalam aktivitas kelompok. Demikian pula
kelompok merupakan bagian dari kehidupan organisasi. Dalam organisasi akan
banyak dijumpai kelompok-kelompok ini. Hamper pada umumnya manusia yang menjadi
anggota dari suatu organisasi besar atau kecil adalah sangat kuat
kecenderungannya untuk mencari keakraban dalam kelompok-kelompok tertentu.
Dimulai dari adanya kesamaan tugas pekerjaan yang dilakukan, kedekatan tempat
kerja, seringnya berjumpa, dan barang kali adanya kesamaan kesenangan bersama,
maka timbullah kedekatan satu sama lain. Mulailah mereka berkelompok dalam
organisasi tertentu.
Banyak teori yang mengembangkan suatu anggapan mengenai awal mula
terbentuknya suatu kelompok. Teori yang sangat dasar terbentuknya kelompok
adalah mencoba menjelaskan adanya afiliasi diantara orang-orang tertentu teori
ini disebut Propinquiti atau teori pendekatan, teori pendekatan ini ialah bahwa
seseorang berhubungan dengan orang lain disebabkan karena adanya kedekatan uang
dan daerahnya atau (spatial and geographical proximity).
Dasar pokok yang amat penting dari daya tarik antarindividu dan pembentukan
kelompok adalah secara sederhana karena adanya kesempatan berinteraksi satu
sama lain. Hal ini dapat di pahami secara jelas, bahwa orang yang jarang
melihat, atau berbicara satu sama lain sulit dapat tertarik. Hasil-hasil
penelitian membuktikan bahwa faktor lingkungan juga merupakan penentu untuk
menaikkan atau mengurangi kesempatan berinteraksi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori-teori
Pembentukan Kelompok
Banyak teori yang mengembangkan suatu anggapan mengenai awal mula
terbentuknya suatu kelompok. Teori yang sangat dasar terbentuknya kelompok
adalah mencoba menjelaskan adanya afiliasi diantara orang-orang tertentu teori
ini disebut Propinquiti atau teori pendekatan, teori pendekatan ini ialah bahwa
seseorang berhubungan dengan orang lain disebabkan karena adanya kedekatan uang
dan daerahnya atau (spatial and geographical proximity).
Teori ini mencoba meramalkan bahwa
seorang mahasiswa yang duduk berdekatan dengan seorang mahasiswa lain di kelas
akan mudah membentuk suatu kelompok di bandingkan dengan mahasiswa yang
duduknya berjauhan.
Sebenarnya ada beberapa hasil riset yang mendukung teori propinquiti.
Tetapi usaha tersebut hanya menjelaskan pada permukaan saja dari pembentukan
kelompok. Hasil-hasil riset itu kuarang mencoba menganalisa tentang kekomplekan
dari pembentukan kelompok, sehingga memerlukan eksplorasi lebih lanjut.
Teori pembentukan kelompok yang
lebih komprehensip adalah suatu teori yang berasal dari George Homans. Teorinya berdasarkan pada aktivitas-aktivitas,
interaksi-interaksi, dan sentimen-sentimen (perasaan atau emosi). Tiga elemen
ini salah satu berhubungan secara langsung , dan dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1)
Semakin banyak
aktivitas-aktivitas seseorang dilakukan dengan orang lain (shared), semakin
beraneka interaksi-interaksinya, dan juga semakin kuat tumbuhnya
sentimen-sentimen mereka.
2)
Semakin banyak
interaksi-interaksi diantara orang-orang, maka semakin banyak kemungkinan
aktivitas-aktivitas dan sentimen yang ditularkan (shared) pada orang lain.
3)
Semakin banyak
aktivitas dan sentimen yang ditularkan pada orang lain, dan semakin banyak
sentimen seseorang dipahami oleh orang lain, maka semakin banyak ditularkannya
aktifitas dan interaksi-interaksi.
Banyak teori lain yang berusaha untuk menjelaskan tentang pembentukan
kelompok. Pada umumnya teori-teori tersebut saling melengkapi, karena teori
yang satu menerangkan dari sisi yang berbeda dari teori yang lain sehingga
perbedaan sisi tadi membuat teori-teori pembentukan kelompok tersebut saling
melengkapi.
Salah satu teori yang agak menyeluruh (comprehensive) penjelasannya tentang
pembentukan kelompok ialah teori keseimbangan (a balance theory of group formation) , yang dikembangkan oleh
Theodore Newcomb. Teori ini menyatakan bahwa seseorang tertarik pada yang lain
adalah didasarkan atas kesamaan sikap didalam menanggapi suatu tujuan yang
relevan satu sama lain.
Individu A Individu
B
X
Nilai-nilai dan sikap
yang sama :
Ø Agama
Ø Politik
Ø Gaya Hidup
Ø Perkawinan
Ø Pekerjaan
Ø Otoritas
Individu A akan berinteraksi dan membentuk suatu hubungan
(kelompok) dengan individu B lantaran adanya sikap dan nilai yang sama dalam
rangka mencapai tujuan X. Sekali hubungan tersebut terbentuk, partisipan
berusaha mencapai dan menjaga hubungan keseimbangan yang simetris diantara
sikap-sikap yang menarik dan bersama. Jika ketidakseimbangan terjadi ada suatu
usaha untuk memperbaiki keseimbangan tersebut. Jika keseimbangan tidak bisa
diperbaiki, maka hubungan bisa pecah.
Teori pertukaran kelompok berdasarkan atas interaksi dan
susunan hadiah-biaya-hasil. Suatu tingkat positif yang minim (yakni hadiah
lebih besar daripada biaya) dari suatu hasil yang harus ada, jikalau diinginkan
terdapatnya daya tarik dan afiliasi.
Teori lain dari pembentukan kelompok adalah didasarkan
atas alasan-alasan praktis. Yang teramat penting dalam memahami pembentukkan
kelompok berdasarkan alasan-alasan praktis ini antaranya kelompok-kelompok itu
cenderung memberikan kepuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan sosial yang mendasar
dari orang-orang yang mengelompok tersebut. Para pekerja dalam hal tertentu
pada umumnya mempunyai suatu keinginan yang kuat untuk berafiliasi dengan pihak
lain
Dari pemahaman beberapa teori pembentukan kelompok
seperti yang diuraikan diatas, dapat kemudian diidentifikasikan karakteristik
suatu kelompok itu. Menurut Reitz, karakteristik yang menonjol dari suatu
kelompok itu, antara lain:
1)
Adanya dua orang
atau lebih
2)
Yang berinteraksi
satu sama lainnya
3)
Yang saling membagi
beberapa tujuan yang sama
4)
Dan melihat dirinya
sebagai suatu kelompok
B.
Bentuk-bentuk
Kelompok
Banyak
terdapat beberapa bentuk kelompok. Teori-teori yang mencoba melihat asal mula
terbentuknya kelompok seperti yang diuaraikan diatas menyatakan betapa
banyaknya pola bentuk kelompok tersebut. Sosiolog dan psikolog yang mempelajari
perilaku social dari orang-orang didalam organisasi mengidentifikasikan
beberapa perbedaan dari tipe sesuatu kelompok.
Dari
perbedaan dan banyaknya bentuk kelompok tersebut, berikut ini dikemukakan
beberapa di antaranya:
1. Kelompok
Primer (Primary Group)
Orang yang
pertama kali merumuskan dan menganalisis suatu kelompok primer ini adalah
Charles H. Cooley. Didalam bukunya Organisasi-organisasi Sosial (Social
Organizations), yang diterbitkan untuk pertama kalinya tahun 1909.
Konsep kelompok
primer dari Cooley ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari buah pendapat
George Homans. Di dalam bukunya yang klasik berjudul The Human Group (Kelompok
Manusia).
Seringkali
istilah kelompok kecil (Small group) dan kelompok primer (primary group)
dipakai silih berganti. Secara teknis ada bedanya. Suatu keompok kecil di
jumpai hanya untuk di hubungkan dengan suatu kriteria ukuran jumlah anggota
kelompoknya, yakni kecil. Dan pada umumnya tidak di ikuti dengan spesifikasi
berupa jumlah yang tepat untuk kelompok kecil tersebut.
Suatu
kelompok primer haruslah mempunyai suatu
perasaan keakraban, kebersamaan, loyalitas, dan mempunyai tanggapan yang sama
atas nilai-nilai dari para anggotanya. Dengan demikian, suatu kelompok primer
adalah kelompok yang kecil ukurannya, tetapi tidak semua kelompok kecil adalah
primer.
2.
Kelompok
Formal dan Informal
Kelompok
formal adalah suatu kelompok yang sengaja dibentuk untuk melaksanakan suatu
tugas tertentu. Anggota-anggotanya biasanya diangkat oleh organisasi. Contoh
dari kelompok formal ini antaranya komite dan panitia, unit-unit kerja tertentu
seperti bagian, laboratorium riset dan pengembangan, tim manajer, kelompok
tukang pembersih, dan lain sebagainya.
Adapun
kelompok informal adalah suatu kelompok yang dari proses interaksi, daya tarik,
dan kebutuhan-kebutuhan seseorang. Anggota kelompok tidak diatur dan diangkat,
keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok.
Kelompok informal ini sering timbul berkembang dalam kelompok formal, karena
adanya beberapa anggota yang secara tertentu mempunyai nilai-nilai yang sama
yang perlu ditularkan (shared) sesama anggota lainnya. Kadang kala kelompok
informal berkembang atau keluar dari organisasi formal.
Suatu
studi klasik dalam bidang organisasi industrenjelaskan tiga pola dari kelompok
informal ketiga pola tersebut antara lain:
a)
Klik Mendatar (Horizontal Clique)
b)
Klik Menegak (Vertikal Clique)
c)
Klik Acak (Random Clique)
Klik mendatar adalah suatu klik yang anggota-anggotanya
terdiri dari orang-orang yang terbatas pada derajat dan bidang kerja yang sama.
Adapun klik yang vertikal adalah klik yang terdiri orang-orang yang berbeda
dari tingkatan hirarkinya di dalam satu organisasi atau departemen dari
organisasi tersebut. Kelompok klik ini sering kali berkembang karena adanya
kebutuhan keamanan atau pencapaian sesuatu hasil yang perlu dibagi ratakan,
atau karena adanya minat bersama untuk mengatasi jarak sosial antara atasan dan
bawahan. Sedangkan klik acak adalah terdiri dari orang-orang yang berasal dari
berbagai derajat, tingkat, bagian dan lokasi.
3.
Kelompok
Terbuka Dan Tertutup
Kelompok terbuka adalah suatu kelompok yang secara ajeg
mempunyai rasa tanggap akan perubahan dan pembaharuan. Sedangkan kelompok
tertutup adalah kecil kemungkinannya menerima perubahann dan pembaharuan, atau
mempunyai kecenderungan tetap menjaga kestabilan. Kelompok terbuka berbeda
dengan kelompok tertutup dilihat dari empat dimensi berikut ini:
a.
Perubahan Keanggotaan Kelompok
Suatu
kelompok terbuka secara ajeg adalah dapat dengan bebas menerima dan melepas
anggota-anggotanya. Kelompok tertutup memelihara kestabilan keanggotaan
kelompok, dengan sedikit sekali kemungkinan adanya penambahan dan pelepasan
anggota setiap saat. Hubungan status dan kekuasaan biasanya lebih mapan dalam
kelompok tertutup.
b.
Kerangka Referensi
Perluasan
kerangka referensi dalam kelompok terbuka dapat menambah kreatifitas karena
kelompok terbuka mempunyaikemungkinana kebebasan menerima dan melepas anggota.
Sedangkan dalam kelompok tertutup karena kestabilan keanggotaan yang diutamakan
maka kerangka yang baru kurang terangsang untuk membawa ide-ide baru yang segar
yang menuju kearah pembaharuan dan perubahan.
c.
Perspektif Waktu
Kelompok
terbuka dalam perspektif waktu ini lebih berfikir untuk masa sekarang dan masa
depan yang dekat hal ini disebabkan karena kelompok ini tidak stabil
keanggotaannya dan kecenderungannya secara ajeg menerima perubahan dan
pembaharuan. Adapun kelompok tertutup sebaliknya, mampu memelihara horizon
waktu dalam perspektif yang berjangka panjang. Banyak dari anggota kelompok ini
menimbang sejarah masa lalu, dan mengaharapkan bisa melanjutkan untuk masa-masa
yang panjang, dengan suatu perencanaan jangka panjang.
d.
Keseimbangan
Keseimbangan
adalah keadaan adanya suatu sistem yang menjaga kestabilan setelah mempunyai
keadaan yang memporak porandakan. Kelompok terbuka lebih mengarah kurang adanya
keseimbangan dibandingkan dengan kelompok yang stabil yakni kelompok tertutup.
Lain halnya yang menjaga adanya kestabilan yang mengutamakan adanya
keseimbangan dibandingkan keguncanagan.
4.
Kelompok
Referensi
Suatu
kecenderungan yang positif dari prilaku manusia ini ialah adanya usaha untuk
mencari umpan balik (feed Beck) tentang dirinya. Kelompok referensi ini adalah
setiap kelompok dimana seseorang melakukan referensi atasnya. Orang yang ini
mempergunakan kelompok tersebut sebagai suatu ukuran (standar) untuk evaluasi
dirinya dan atau sebagai sumber dari nilai dan sikap pribadinya. Kelompok ini memberikan
dua fungsi bagi seseorang untuk evaluasi diri antara lain:
a)
Fungsi Perbandingan Sosial (social comparison)
Dalam
fungsi ini seseorang menilai dirinya dengan cara membandingkan dirinya dengan
diri orang lain.
b)
Fungsi Pengesahan Sosial (social validation)
Dalam fungsi
ini seseorang mempergunakan kelompok sebagai suatu ukuran untuk menilai sikap,
kepercayaan dan nilai-nilainya. Dalam hal ini diri seseorang dinilai
dibandingkan dengan kelompok sebagai referensinya.
Kelompok referensi mempunyai pengeruh yang amat penting
pada kedua fungsi tersebut, sebagai suatu ukuran untuk menilai sikap,
kepercayaan, nilai dan tujuan seseorang.
C.
Dasar-dasar Daya Tarik Antar Orang (Interpersonal
Attraction)
1.
Kesempatan untuk Berinteraksi
Dasar pokok yang amat penting dari daya tarik antarindividu dan pembentukan
kelompok adalah secara sederhana karena adanya kesempatan berinteraksi satu
sama lain. Hal ini dapat di pahami secara jelas, bahwa orang yang jarang
melihat, atau berbicara satu sama lain sulit dapat tertarik. Hasil-hasil
penelitian membuktikan bahwa faktor lingkungan juga merupakan penentu untuk
menaikkan atau mengurangi kesempatan berinteraksi.
Kesempatan berinteraksi dan yang di hubungkan dengan faktor lingkungan ini
dapat dibedakan atas :
·
Hal-hal yang
berhubungan dengan jarak fisik (Physical Distance)
Dengan
demikian orang yang bertempat tinggal atau bertempat kerja berdekatan satu sama
lain akan berkesempatan besar untuk berinteraksi satu sama lain dan
berkemungkinan membentuk suatu kelompok.
·
Jarak
psikologis dan arsitektur (Architecture and psychological distance)
Jarak
fisik bukan satu-satunya halangan dari interaksi sosial. Seperti desain
arsitektur yang membuat ruang kerja pintunya mengarah ke ruang pusat kerja,
seperti tempat pertemuan rapat, atau ruang tunggu elevator, ruangan yang
semacam inilah yang memberikan kesempatan yang baik bagi karyawan untuk saling
berinteraksi satu sama lain.
2.
Status
Status merupakan salah satu faktor yang menentukan pula dalam daya tarik
antar individu. Ada dua tendensi di bidang status ini yakni:
·
Seseorang tertarik
pada orang lain karena ada kesamaan status.
·
Seseorang itu lebih
suka berintegrasi dengan orang lain yang mempunyai status lebih tinggi.
3.
Kesamaan Latar Belakang
Latar belakang yang sama merupakan salah satu faktor penentu dari proses
daya tarik individu untuk berinteraksi satu sama lain. Misalnya usia, agama,
pendidikan, ras, dan status sosial seseorang akan memudahkan untuk menemukan
daya tarik berinteraksi satu sama lain.
4.
Kesamaan Sikap
Kesamaan sikap ini sebenarnya pengembangan lebih lanjut
dari kesamaan latar belakang. Orang-orang yang mempunyai kesamaan latar
belakang. Orang-orang yang mempunyai kesamaan latar belakang nampaknya
mempunyai kesamaan pengalaman, dan orang yang mempunyai kesamaan pengalaman ini
lebih memudahkan untuk berinteraksi dibandingkan orang yang tidak mempunyai
kesamaan pengalaman. Daya tarik orang-orang yang berinteraksi yang disebabkan
karena kesamaan sikap ini dapat dilihat dalam pergaulan-pergaulan :
-
Antara mahasiswa
-
Orang bertetangga
-
Teman sejawat
-
Pasangan yang sudah
kawin
-
Tentara
-
Buruh suatu pabrik
dll.
D.
Panitia Dalam Organisasi
Panitia merupakan tipe formal yang amat penting yang
dijumpai sekarang ini dalam kehidupan organisasi. Namun demikian ejekan-ejekan
setiap kali dilemparkan kepada panitia, jika dilihat cara kerjanya.
1.
Sifat dan Fungsi Panitia
Panitia adalah suatu kelompok orang-orang yang mempunyai fungsi kolektif.
Lain definisi yang searti ialah panitia adalah suatu kelompok dimana semua
persoalan dipecahkan bersama sebagai suatu kelompok. Panitia itu sendiri di
bentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu, seringpula dijumpai bahwa panitia
mempunyai tugas khusus berikut wewenangnya.
Panitia
banyak dijumpai dalam setiap organisasi baik organisasi pemerintahan,
pendidikan, agama, transmigrasi, kesehatan, sosial, kegiatan lainnya. Dari
sekian banyak panitia itu melakukan fungsi bermacam-macam mulai dari bidang
keuangan, kepegawaian, perlengkapan, sampai juga panitia yang mengatasi kasak
kusuk.
Panitia-panitia
tersebut melakukan fungsi-fungsi yang berbeda-beda, ada panitia yang melakukan
fungsi layanan, penasehatan, koordinasi, pemberian informasi, dan adapula
pembuat keputusan akhir.
2.
Segi Positif dari Panitia
Sebenarnya kerja dalam panitia merupakan suatu keuntungan
bagi tindakan-tindakan individu. Karena di dalam panitia di tawarkan suatu hal
yang berguna yakni adanya usaha bersama dan pertimbangan-pertimbangan yang
menyatu diantara orang-orang yang bekerja di dalamnya. Dapat dikatakan secara
optimis, bahwa anggota dalam panitia bersama-sama membawa suatu pengalamannya
yang luas, pengetahuan, kemampuan, kecakapan dan sifat-sifat kepribadiannya.
Sifat-sifat tersebut dalam suatu panitia merupakan usaha yang besar sekali guna
mengatasi persoalan organisasi.
Segi positif lainnya dari panitia bahwa panitia bisa
dipergunakan sebagai sarana untuk mengurangi konflik dan meningkatkan koordinasi
dalam suatu organisasi. Lewat kerja panitia semua persoalan dapat didiskusikan
bersama oleh setiap anggota dengan penekanan tercapainya suatu tujuan dan
pengertian bersama. Dengan sarana panitia ini maka masing-masing departemen
saling mendapat informasi tentang apa yang dikerjakan oleh departemen tersebut
sehingga saling membantu bila diperlukan dan terciptanya suatu tujuan.
Nilai positif lainnya yaitu untuk meningkatkan motivasi
dan keterikatan dari partisipasi anggota dalam pemecahan masalah. Suatu panitia
dapat pula dipergunakan untuk mengembangkan dan menumbuhkan seseorang dalam
pengetahuan.
3.
Segi Negatif dari Panitia
Segi negatif dari panitia adalah di baginya pertanggung jawaban. Sehingga
dengan adanya panitia tersebut, maka yang ada ialah panitianya yang terdiri
dari sekumpulan orang-orang, tetapi tidak ada suatu pertanggung jawaban
perorangan. Sehingga dengan demikian jika terdapat keputusan yang dibuat salah
atau jelek dan tidak bermutu, maka jarang-jarang orang tersebut mau
mempertanggungjawabkan. Dengan kata lain seseorang mencari perlindungan pada
panitia terhadap keputusan yang tidak bermutu dan salah.