BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai masalah kolektif (bersama), manusia harus mengatasi
kelangkaan secara bersama-sama pula. Mengatasi masalah secara bersama-sama
tidak selalu diartikan karena memikirkan kepentingan bersama. Petumbuhan
ekonomi merupakan fenomena penting yang dialami dunia dua abad belakangan ini
dan oleh Kuznets seorang ahli ekonomi terkemuka di Amerika Serikat. Proses
pertumbuhan ekonomi tersebut dinamakannya sebagai Modern Economic Growth.
1.2 Perumusan Masalah
1)
Bagaimana definisi
sistem ekonomi?
2)
Bagaimana klasifikasi
sistem ekonomi?
3)
Apa saja
faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi?
4)
Apa saja
teori-teori pertumbuhan ekonomi?
1.3 Manfaat Penulisan
1)
Mengetahui definisi sistem ekonomi.
2)
Mengetahui klasifikasi sistem
ekonomi.
3)
Mengetahui faktor-faktor yang menentukan
pertumbuhan ekonomi.
4)
Mengetahui teori-teori pertumbuhan
ekonomi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI
DAN PENGERTIAN SISTEM EKONOMI
Menurut Greorge Grossman (1984), yang dimaksud dengan
system ekonomi adalah :
Sekumpulan komponen-komponen atau unsure-unsur terdiri atas unit-unit
dan agen-agen ekonomi serta lembaga-lembaga (institusi-institusi) ekonomi, yang
bukan saja saling berhubungan dan berinteraksi, melainkan juga sampai tingkat
tertentu saling menopang dan mempengaruhi.
Dengan
demikian, komponen-komponen tersebut memiliki hubungan fungsional yang dapat
menjadi alat koordinasi alokasi sumber daya ekonomi. Dari definisi di atas, ada
beberapa aspek penting dalam suatu sistem ekonomi :
1.
Komponen-komponen
yang terdiri atas unit, pelaku dan instuisi.
2.
Saling
terkait dan saling mempengaruhi secara teratur-kontinu.
3.
Memiliki
fungsi koordinasi.[1]
B.
KLASIFIKASI
SISTEM-SISTEM EKONOMI
1.
Sistem
tradisi (Tradition economy)
Mekanisme
koordinasi berdasarkan tradisi berlaku dalam perekonomian yang masih berada
dalam tahap sangat sederhana (substance level). Dimana kegiatan ekonomi sangat
terbatas, jumlah penduduk masih sangat sedikit dan saling mengenal. Karena itu
ikatan kekeluargaan juga masih sangat kuat. Pada tahap ini tujuan berproduksi
tidaklah terlalu di motivasi oleh semangat mencari keuntungan.
2.
Sistem
Komando (Command economy)
Sistem ini
memiliki mekanisme koordinasi yang berdasarkan komando pusat kekuasaan (central
authority). Semua kegiatan ekonomi yang penting : produksi, konsumsi dan
distribusi, ditentukan oleh lembaga kekuasaan, lembaga yang diberikan hak
koordinasi ekonomi disebut perencanaan terpusat (central planning). Darimana
institusinya saja dapat diketahui bahwa sistem komando sangat mengandalkan
perencanaan.
Perekonomian komando umumnya
merupakan perekonomian yang berideologi sosialisme, marxisme dan atau
komunisme. Bahkan pemikiran-pemikiran Keynes yang mengajarkan pentingnya
peranan pemerintah dalam perekonomian modern, di adaptasi oleh beberapa
pemimpin Negara-negara tersebut. Mereka yang percaya kepada ampuhnya peranan
perencanaan terpusat sebagai alat alokasi sumber daya ekonomi yang efisien,
menggunakan teori Leontief (matriks Leontief) sebagai model perekonomiannya.
Secara matematis, model Leontief (yang akan dipelajari dalam ekonomi perencanaan)
memang dapat membuktikan bahwa sistem perencanaan terpusat adalah sistem
alokasi sumber daya yang efisien. Bagi mereka sistem perencanaan terpusat
merupakan alternatif terbaik dibanding sistem kapitalis yang sangat menolak
mekanisme pasar. Penolakan mekanisme pasar merupakan konsekuensi dari penolakan
ideologi kapitalisme. Karena itu, sistem ekonomi komando disebut juga sistem
ekonomi anti pasar atau anti-kapitalis.[2]
3.
Sistem
Ekonomi Pasar (Market Economy)
Ekonomi
pasar mengandalkan interaksi kekuatan permintaan-penawaran sebagai alat alokasi
yang efisien. Indikator yang digunakan para pelaku ekonomi untuk bertindak
adalah tingkat harga dan perubahannya. Jika tingkat harga makin tinggi,
menunjukkan indikasi bahwa permintaan relative lebih besar daripada penawaran.
Begitu juga sebaliknya. Berdasarkan informasi itulah produsen dan konsumen
memosisikan diri.
Kelebihan dari sistem pasar
adalah kecilnya peranan pemerintah, yang berarti juga menekan biaya-biaya
birokrasi. Tetapi system pasar hanya dapat memberikan hasil yang baik bila
struktur pasar benar-benar pasar persaingan sempurna, yang tidak terhambat oleh
dimensi waktu dan tempat.[3]
4.
Sistem
Kapitalis (Capitalist Economy)
Sistem
ekonomi kapitalis adalah sistem ekonomi yang asset-aset produktif dan atau
faktor-faktor produksinya sebagian besar dimiliki oleh sektor individu/swasta.
Sementara tujuan utama kegiatan produksi adalah menjual untuk memperoleh laba.
a.
Kapitalisme
Awal (Early Capitalism)
Kapitalisme awal adalah
kapitalisme pada abad ke-17 sampai sekitar menjelang atau awal abad ke-20.
Kapitalisme awal berkembang subur di Negara-negara Anglo Saxon. Nilai-nilai
yang paling dominan dalam kapitalisme awal adalah : individualism, kemajuan
materil dan rasionalitas.[4]
b.
Kapitalisme
Modern (Advanced Capitalism)
Kapitalisme moder adalah
system ekonomi kapitalis yang telah disempurnakan. Beberapa unsure
penyempurnaan yang mencolok adalah diterimanaya peranan pemerintah dalam
pengelolaan perekonomian.
Penyempurnaan kapitalisme
juga menyentuh masalah hak kepemilikan. Dalam kapitalisme modern tidak semua
aset produktif boleh dimiliki individu, terutama yang berkaitan dengan
kepentingan masyarakat banyak.
c.
Institusi-institusi
Dalam Ekonomi Kapitalis
Lima institusi pokok yang
membangun sistem ekonomi kapitalis adalah :
i.
Hak
kepemilikan
ii.
Keuntungan
iii.
Konsumerisme
iv.
Kompetisi
v.
Harga
d.
Kekuatan
dan Keterbatasan Perekonomian Kapitalis
Umumnya perekonomian
kapitalis menggunakan mekanisme pasar sebagai alat koordinasi. Akibatnya,
kekuatan dan keterbatasan mekanisme pasar sekaligus juga merupakan kelemahan
sistem kapitalis.
Beberapa kelemahan dalam
mekanisme pasar yang paling mendasar antara lain :
i.
Persaingan
bebas yang menyebabkan makin memburuknya distribusi pendapatan maupun kekayaan.
ii.
Dalam
kenyataan ada saling mengorbankan antara tujuan efisiensi dan keadilan.
iii.
Prinsip
mekanisme pasar jika diterapkan dalam kebijakan politik dapat mendorong
kebijakan imperialis, yaitu kebijakan yang bertujuan memperluas wilayah
kekuasaan ekonomi/politik.
5.
Sistem
Sosialis (Socialist Economy)
System
sosialis berpandangan bahwa kemakmuran individu hsnys mungkin tercapai bila
berfondasikan kemakmuran bersama. Konsekuensinya, penguasaan individu atas
aset-aset ekonomi atau faktor-faktor ekonomi harus ditekan sesedikit mungkin.
Itulah sebabnya masyarakat sosialis sebagian besar kepemilikan merupakan
merupakan kepemilikan social.
Variasi
ideology sosialisme sangat beragam, ada yang berlandaskan agama, atau
berlandaskan asas demokrasi. Akan tetapi yang banyak dibicarakan, karena
pengaruhnya amat besar, adalah sosialisme yang berdasarkan ajaran marxisme dan
komunisme.
6.
Sistem
Campuran (Mixed Economy)
Sistem campuran adalah
pengombinasian kekuatan sistem sosialis dan sistem kapitalis, sekaligus
mereduksi atau saling menutupi kelemahan-kelemahan kedua system tersebut.
Sistem ekonomi campuran akan menjadi alternative yang paling baik di antara dua
sistem yang ekstrem : kapitalis dan sosialis.[5]
C.
FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Uraian
di dalam bagian ini membicarakan beberapa faktor yang telah lama dipandang oleh
ahli-ahli ekonomi sebagai sumber penting yang dapat mewujdkan pertumbuhan
ekonomi.
1.
Tanah dan kekayaan alam lainnya.
Kekayaan alam sesuatu negara meliputi luas, kesuburan tanah,
keadaan iklim dan cuaca, jumlah dan jenis hasil hutan dan hasil laut yang dapat
diperoleh, dan jenis kekayaan barang tambang yang terdapat. Kekayan alam akan
dapat mempermudah usaha untuk membangun perekonomian sesuatu negara, terutama
pada masa-maa permulaan dari proses peertumbuhan ekonomi.[6]
2.
Jumlah dan mutu dari penduduk dan
tenaga kerja
Penduduk yang bertambah dari waktu ke waktu dapat menjadi
pendorong maupun penghambat kepada perkembangan ekonomi. Penduduk yang
bertambah akan memperbesar jumlah tenaga kerja, dan pertambahan tersebut
memungkinkan negara itu menambah produksi. Di samping itu, sebagai akibat
pendidikan, latihan, dan pengalaman kerja, kemahiran penduduk akan selalu
bertambah tinggi. Maka produktivitas akan betambah, dan ini selanjutnya
menimbulkan pertambahan produksi yang lebih cepat daripada pertambahan tenaga
kerja. Selanjutnya patut di ingat pula bahwa pengusaha adalah sebagian dari
penduduk. Para pengusaha memegang peranan yang sangat penting di dalam
menetukan luasnya kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara. Maka
apabila tersedianya pengusaha dalam sejumlah penduduk tertentu adalah lebih
banyak, lebih banyak kegiatan ekonomi akan di jalankan.[7]
3.
Barang-barang modal dan tingkat
teknologi
Barang-barang modal penting atinya dalam mempertinggi
efisiensi pertumbuhan ekonomi. Di dalam masyarakat yang sangat kurang maju
sekalipun barang-barang modal sangat besar peranannya dalam kegiatan ekonomi.
Pada masa kini pertumbuhan ekonomi dunia telah mencapai tinkat yang tinggi ,
yaitu jauh lebih modern daripada kemajuan yang telah dicapai oleh suatu
masyarakat yang masih belum berkembang. Barang – barang modal yang sangat
bertambah modern memegang peranan yang penting sekali dalam mewujudkan kemajuan
ekonomi yang tinggi itu.[8]
4.
Sistem sosial dan sikap masyarakat
Sistem sosial dan sikap masyarakat memegang peranan yang
cukup penting dalam prtumbuhan ekonomi. Didalam membicarakan mengenai
masalah-masalah pembangunan di negara- negara berkembang ahli-ahli ekonomi
telah menunjukan bahwa sistem sosial dan sikap masyarakat untuk menggunakan
cara-cara produksi yang modern dan juga yang produktivitasnya tinggi. Sikap
masyarakat juga dapat menentukan sampai dimana pertumbuhan ekonomi telah
tercapai.
5.
Luas pasar sebagai sumber
pertumbuhan
Adam Smith telah menunjukan bahwa spesialisasi dibatasi oleh
luasnya pasar, dan spesialisasi yang terbatas membatas pertumbuhan ekonomi.
Pandangan Smith ini menunjukan bahwa sejak lama orang telah menyadari tentang
pentingnya peranan luas pasar dalam pertumbuhan ekonomi. Apabila luas pasar
terbatas tidak terdapat dorogan kepada para pengusaha untuk menggunakan
teknologi modern yang tingkat produktifitanya sangat tinggi. Para pengusaha
lebih suka menggunaan cara memproduksi yang teknologinya rendah. Karena
produktifitas yang rendah maka pendapatan para pekerja tetap rendah, dn
selanjutnya membatasi luas pasar. Dari hubungan sebab-akibat yang baru
dinyatakan ini wujud suatu pendapat yang menyatakan bahwa luas pasar menimbulkan hambatan kepada negara-negara miskin untuk
membangun. Untuk mengatasi hambatan tersebut perlulah sesuatu negara yang
miskin secara serentak melakukan pembangunan di segala bidang. Pandangan itu
dikenal sebagai teori pembangunan seimbang.[9]
D.
TEORI-TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah
satu bidang penyelidikan yang telah lama dibahas oleh ahli-ahli ekonomi. Mazhab
merkantilis, yaitu pemikir-pemikir ekonomi di antara akhir adab keenam belas dan
akhir adab ke tujuh belah, banyak membahas peranan perdagangan luar negeri
terhadap pembangunan ekonomi. Dalam zaman ahli-ahli ekonomi klasik lebih banyak
lagi pendapat teah dikemukakan. Buku Adam Smith yang terkenal, yaitu An Inquiry
Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations atau dengan ringkas The
Wealth of Nations, pada hakikatnya adalah suatu analisis mengenai sebab-sebab
dari berlakunya pertumbuhan ekonomi dan faktor-faktor yang menetukan
pertumbuhanitu. Buku ini, yang diterbitkan pada taun 1776, dipandang sebagai
permulaan perkembangan ilmu ekonomi sebagai salah satu bidag ilmu pengetahuan.
Dalam bagian ini secara ringkas akan di terangkan pokok pandangan dari teori-teori pertumbuhan Klasik, Schumpeter,
Harrod-Domar dan Neo-Klasik.
1.
Teori pertumbuhan ahli-ahli ekonomi
klasik
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik ada empat faktor
yng mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu : jumlah penduduk, jumlah stok
barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, dan tingkat teknologi yang digunakan.
Walaupun menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung kepada banyak faktor,
ahli-ahli ekonomi klasik terutama menumpahkan perhatiannya kepada pengaruh
pertambahan penduduk kepada pertumbuhan ekonomi. Dalam teory pertumbuhan mereka
dimisalkan luas tanah dan kekaaan alam adalah tetap jumalahnya dan tingkat
teknologi tidak mengalami perubahan. Berdasarkan kepada pemisahan ini
selanjutnya dianalisis bagaimana pengaruh pertambahan penduduk kepada tingkat
produksi dan pendapatan.[10]
2.
Teori Schumpeter
Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan
pengusaha di dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Dalam teori itu ditunjukan
nahwa par pengusaha merupakan golongan yang akan terus menerus membuat
pembaruan atau inovasi dalam kegiatan ekonomi. Inovasi tersebut meliputi :
memperkenalkan barang-barang baru, mempertinggikan efisiensi dalam memproduksi
sesuatu barang, memperluas pasar suatu barang ke pasaran-pasaran yang baru,
mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan mengadakan perubahan-perubahan dalam
organisasi perusahaan dengan tujuan mempertinggi efiseinsinya.
3.
Teori Harrod- Domar
Dalam menganalisis mengenai masalah pertumbuhan ekonomi
teori Harrord-Domar bertujuan untuk menerangkan syarat yang harus dipenuhi
supaya suatu perekonomian dapay mencapai pertumbuhan yang teguh atau steady
growth dalam jangka panjang. Dengan menggunakan pemisalan-pemislan : barang
modal telah mencapai kapasitas penuh, tabungan adalah proposional dengan
pendapatan nasional, rasio modal-produksi tetap, dan perekonomian terdiri dari
dua sektor.[11]
4.
Teori pertumbuhan neo-klasik
Sebagai suatu perluasan dari teori Keynes, teori Harrord-
Domar melihat persoalan pertumbuhan itu dari segi permintaan. Pertumbuhan
ekonomi hanya akan berlaku apabila pengeluaran agreat- melalui kenaikan
investasi-bertambah secara terus menerus pada tingkat pertumbuhan yang
ditentukan (tingkat pertumbuhan itu dinamakan tingkat pertumbuhan yang perlu
dijamin). Teori pertumbuhan neo-klasik melihat dari sudut pandang yang berbeda,
yaitu dari segi penawaran. Menurut teori ini, yang akan dikembangkan oleh
Abramovits dan Solow seorang akademisi yang pernah mengajar di MIT dan juga
seorang peraih hadiah nobel, pertumbuhan ekonomi bergantung kepada perkembangan
faktor-faktor produksi.[12]
Dalam persamaan, padangan ini dapat dinyatakan dengan persamaan :
ΔY = f(ΔK, ΔL, ΔT)
Dimana : ΔY adalah tingkat pertumbuhan ekonomi
ΔK
adalah tingkat pertambahan barang modal
ΔL
adalah tingkat pertambahan teknologi
BAB
III
ANALISIS
KASUS
A. Analisa
Ahli-ahli ekonomi telah banyak
membuat analisis-analisis untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi
penghambat penting kepada usaha mempercepat pembangunan di negara-negara
tersebut. Bentuk masalah-masalah tersebut di terangkan dalam uraian di bawah
ini .
1. Pertanian tradisional
Kekurangan modal, pengetahuan, infrastruktur pertanian, dan
aplikasi teknologi modern dalam kegiatan pertanian menyebabkan sektor ini
produktivitasnya sangat rendah dan seterusnya mengakibatkan tingkat perndapatan
petani yang tidak banyak bedanya dengan pendapatan pada tingkat subsistem.
Di negara-negara maju, sumbangan relatif sektor pertanian
kepada pendapatan nasional adalah kecil, tetapi pada waktu yang sama jumlah
penduduk yang bekerja di sektor ini juga relatif kecil. Walaupun demikian
mereka mampu memproduksikan hasil-hasil pertanian yang melebihi kebutuhan
keseluruhan penduduknya. Juga sektor tersebut dapat menciptakan pendapatan yang
tinggi kepada para petani. Salah satu faktor penting yang menimbulkan keadaan
ini adalah penggunaan teknologi modern di sektor pertanian – yang meliputi
penggunaan alat-alat modern dan input-input pertanian.
2. Kekurangan modal dan
tenaga ahli
Membangun suatu perekonomian ternyata adalah jauh lebih
rumit dari yang mula-mula difikirkan orang. Salah satu syarat penting yang
perlu dilakukan dalam mengembangkan suatu perekonomian adalah menciptakan
modernisasi di sektor pertanian sendiri, mengembangkan kegiatan industri dan
modernisasi dalam pemerintahan. Sektor perdagangan dan jasa-jasa
lainnya juga harus melakukan modernisasi. Untuk mewujudkan hal ini dibutuhkan
du faktor penting yang sangat langka di negara-negara berkembang : modal dan
tenaga ahli.
3. Perkembangan penduduk
pesat
Mengenai sifat penduduknya, terdapat dua ciri penting yang
menimbulkan efek yang buruk kepada usaha pembangunan, yaitu : (i) di beberapa
negara jumlah penduduknya relatif besar dan (ii) tingkat perkembangan
pendududuk sangat cepat.
4. Masalah menciptakan
kesempatan kerja dan pengangguran
Pertambahan penduduk dalam suatu tahun tertentu akan
mengakibatkan pertmabahan angkatan kerja di sekitar 50-80 persen dari penduduk
yang bertambah pada 15 hingga 20 tahun kemudian. Dengan demikian makin besar
pertambahan penduduk di suatu negara, semakin besar pula jumlah tenaga kerja
yang baru yang akan memasuki angkatan kerja. Sebelum itu telah dinyatakan bahwa
negara-negara berkembang mempunyai tanggung jawab yang sangat besar dalam
pembangunan sebagai akibat pertambahan penduduk yang pesat.
B. Kesimpulan
1)
Sistem ekonomi adalah sekumpulan
komponen-komponen atau unsur-unsur terdiri atas unit-unit dan agen-agen ekonomi
serta lembaga-lembaga (institusi-institusi) ekonomi, yang bukan saja saling
berhubungan dan berinteraksi, melainkan juga sampai tingkat tertentu saling
menopang dan mempengaruhi.
2) Klasifikasi sistem-sistem ekonomi adalah sistem tradisi,
sistem komando, sistem ekonomi pasar dan sistem kapitalis.
3)
Faktor-faktor yang menentukan
pertumbuhan ekonomi adalah :
a. Tanah dan
kekayaan alam lainnya.
b. Jumlah dan mutu dari
penduduk dan tenaga kerja.
c. Barang-barang
modal dan tingkat teknologi.
d. Sistem sosial dan
sikap masyarakat.
e. Luas pasar
sebagai sumber pertumbuhan.
4)
Teori –teori pertumbuhan pertumbuhan
ekonomi adalah :
a. Ahli-ahli
ekonomi klasik
b. Teori schumpeter
c. Teori
Harrord-Domar
d. Teori pertumbuhan
neo-klasik
C. Saran
Ditinjau dari sudut ekonomi, perkembangan perekonomian dunia
yang berlaku dua abad yang lalu menimbulkan dua efek penting yang sangat
menggalakan,yaitu (1) kemakmuran atau taraf hidup masyarakat makin meningkat,
dan (2) ia dapat menciptakan kesempatan kerja baru kepada penduduk yang semakin
bertambah jumlahnya. Sayangnya, pertumbuhan ekonomi adalah bukanlah suatu
peristiwa yang secara otomatis akan berlaku. Perbedaan taraf kemakmuran yang
nyata yang terdapat di antara berbagai negara terutama di antara negara
industri dan nengara berkembang dan perbedaan tingkat pertumbuhan yang mereka
capai, membuktikan bahwa usaha yang sungguh – sungguh harus dilakukan untuk
menciptakan pertumbuhan ekonomi.
D. Agenda masa depan
Tingkat hidup dan mutu kehidupan yang rendah, lagi pula
seakan-akan terbelenggu dalam keadaan terkekang dan daya beli yang rendah
menjadi kendala terhadap kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar yang mancakup
pangan , sandang, pemukiman, kesehatan, dan pendidikan. Hal itu masih
dipertajam oleh pertambahan penduduk dan angkatan kerja yang tidak terampil,
sehingga di sejumlah negara berkembang sebagian besar penduduknya berada dalam
keadaan yang ditandai oleh “kemiskinan masal”.
Gejala pengangguran yang terselubung yaitu disguised
unemployment di daerah pedasaan dan urban underemployment di lingkunga kota.
Satu sama lain sebagi akibat kurang tersedianya lapangan kerja yang
produktif penuh (yang membawa hasil kerja dan nafkah mata pencarian yang
memadai untuk memenuhi kebutuhan dasar).
Kebanyakan negara berkembang mempunyai struktur dan corak
suatu ekonomi terbuka, senantiasa dirasakan pengaruh hubungan timbal-balik
antara serangkaian dalam lalu lintas ekonomi internasional ( khususnya
perdagangan dan pembayaran internasional) dan kekuatan ataupun kelemahan yang
terkandung dalam masyarakat sendiri. Perdagangan internasional dan lalu lintas
modal sangat mempengaruhi pendapatan nasional, penerimaan pemerintah dan
penerimaan devisa.
Usaha pembangunan dan perubahan struktural mencakup
perluasan dasar ekonomi dengan diversivikasi pertanian, pengembangan produksi
ekstratif (pertambangan, kehutanan) pengembangan industri sekunder (manufaktur
dan konstruksi) dan kegiatan sektor tersier (jasa-jasa) serta penciptaan
lapangan kerja produktif di bidang-bidang kegiatan yang meluas.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Rahardja.Prathama.
Pengantar Ilmu Ekonomi. Fakultas
Ekonomi Universitas. Jakarta : 2008.
2.
Djojohadikusumo.Sumitro.
Perkembangan Pemikiran Ekonomi. LP333ES. Jakarta: 1993
3.
Sukirno.Sadono.
Pengantar Teori Makroekonomi. Pt. raja Grafindo Persada. Jakarta : 2002.
[1]
Prathmaja,Rahardja, Pengantar Ilmu ekonomi, (Jakarta : Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia2008, hal. 464
[2] Prathmaja,Rahardja,
Pengantar Ilmu… hlm. 466-468
[3] Prathmaja,Rahardja,
Pengantar Ilmu… hlm. 468
[4] Prathmaja,Rahardja,
Pengantar Ilmu… hlm. 469
[6] Sadono,
Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002)
[7] Sadono,
Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi… hlm. 426
[8] Sadono,
Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi… hlm. 427
[9] Sadono,
Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi… hlm. 429
[10] Sadono,
Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi… hlm. 430
[11] Sadono,
Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi… hlm. 433
[12]
Sumitro Djojohadikusumo, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, (Jakarta: LP333ES, 1993) , hlm. 36
Tidak ada komentar:
Posting Komentar