BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai masalah kolektif (bersama),
manusia harus mengatasi kelangkaan secara bersama-sama pula. Mengatasi masalah
secara bersama-sama tidak selalu diartikan karena memikirkan kepentingan
bersama. Petumbuhan ekonomi merupakan fenomena penting yang dialami dunia dua
abad belakangan ini dan oleh Kuznets seorang ahli ekonomi terkemuka di Amerika
Serikat. Proses pertumbuhan ekonomi tersebut dinamakannya sebagai Modern
Economic Growth.
1.2 Perumusan Masalah
1) Bagaimana definisi sistem ekonomi?
2) Bagaimana klasifikasi sistem ekonomi?
3) Apa saja faktor-faktor yang menentukan
pertumbuhan ekonomi?
4) Apa saja teori-teori pertumbuhan ekonomi?
1.3 Manfaat Penulisan
1) Mengetahui definisi sistem ekonomi.
2) Mengetahui klasifikasi sistem
ekonomi.
3) Mengetahui faktor-faktor yang menentukan
pertumbuhan ekonomi.
4) Mengetahui teori-teori pertumbuhan
ekonomi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI DAN PENGERTIAN SISTEM EKONOMI
Menurut George Grossman (1984), yang dimaksud dengan
system ekonomi adalah :
Sekumpulan
komponen-komponen atau unsur-unsur terdiri atas unit-unit dan agen-agen ekonomi
serta lembaga-lembaga (institusi-institusi) ekonomi, yang bukan saja saling
berhubungan dan berinteraksi, melainkan juga sampai tingkat tertentu saling
menopang dan mempengaruhi.
Dengan demikian,
komponen-komponen tersebut memiliki hubungan fungsional yang dapat menjadi alat
koordinasi alokasi sumber daya ekonomi. Dari definisi di atas, ada beberapa
aspek penting dalam suatu sistem ekonomi :
1.
Komponen-komponen yang terdiri atas unit, pelaku dan instuisi.
2.
Saling terkait dan saling mempengaruhi secara teratur-kontinu.
3.
Memiliki fungsi koordinasi.[1]
B.
KLASIFIKASI SISTEM-SISTEM EKONOMI
1.
Sistem tradisi (Tradition economy)
Mekanisme
koordinasi berdasarkan tradisi berlaku dalam perekonomian yang masih berada dalam
tahap sangat sederhana (substance level). Dimana kegiatan ekonomi sangat
terbatas, jumlah penduduk masih sangat sedikit dan saling mengenal. Karena itu
ikatan kekeluargaan juga masih sangat kuat. Pada tahap ini tujuan berproduksi
tidaklah terlalu di motivasi oleh semangat mencari keuntungan.
2.
Sistem Komando (Command economy)
Sistem ini
memiliki mekanisme koordinasi yang berdasarkan komando pusat kekuasaan (central
authority). Semua kegiatan ekonomi yang penting : produksi, konsumsi dan
distribusi, ditentukan oleh lembaga kekuasaan, lembaga yang diberikan hak
koordinasi ekonomi disebut perencanaan terpusat (central planning). Darimana
institusinya saja dapat diketahui bahwa sistem komando sangat mengandalkan
perencanaan.
Perekonomian
komando umumnya merupakan perekonomian yang berideologi sosialisme, marxisme
dan atau komunisme. Bahkan pemikiran-pemikiran Keynes yang mengajarkan
pentingnya peranan pemerintah dalam perekonomian modern, di adaptasi oleh
beberapa pemimpin Negara-negara tersebut. Mereka yang percaya kepada ampuhnya
peranan perencanaan terpusat sebagai alat alokasi sumber daya ekonomi yang
efisien, menggunakan teori Leontief (matriks Leontief) sebagai model
perekonomiannya. Secara matematis, model Leontief (yang akan dipelajari dalam
ekonomi perencanaan) memang dapat membuktikan bahwa sistem perencanaan terpusat
adalah sistem alokasi sumber daya yang efisien. Bagi mereka sistem perencanaan
terpusat merupakan alternatif terbaik dibanding sistem kapitalis yang sangat
menolak mekanisme pasar. Penolakan mekanisme pasar merupakan konsekuensi dari
penolakan ideologi kapitalisme. Karena itu, sistem ekonomi komando disebut juga
sistem ekonomi anti pasar atau anti-kapitalis.[2]
3.
Sistem Ekonomi Pasar (Market Economy)
Ekonomi pasar
mengandalkan interaksi kekuatan permintaan-penawaran sebagai alat alokasi yang
efisien. Indikator yang digunakan para pelaku ekonomi untuk bertindak adalah
tingkat harga dan perubahannya. Jika tingkat harga makin tinggi, menunjukkan
indikasi bahwa permintaan relative lebih besar daripada penawaran. Begitu juga
sebaliknya. Berdasarkan informasi itulah produsen dan konsumen memosisikan
diri.
Kelebihan dari
sistem pasar adalah kecilnya peranan pemerintah, yang berarti juga menekan
biaya-biaya birokrasi. Tetapi system pasar hanya dapat memberikan hasil yang
baik bila struktur pasar benar-benar pasar persaingan sempurna, yang tidak
terhambat oleh dimensi waktu dan tempat.[3]
4.
Sistem Kapitalis (Capitalist Economy)
Sistem ekonomi
kapitalis adalah sistem ekonomi yang asset-aset produktif dan atau
faktor-faktor produksinya sebagian besar dimiliki oleh sektor individu/swasta.
Sementara tujuan utama kegiatan produksi adalah menjual untuk memperoleh laba.
a.
Kapitalisme Awal (Early Capitalism)
Kapitalisme awal adalah kapitalisme pada abad ke-17
sampai sekitar menjelang atau awal abad ke-20. Kapitalisme awal berkembang
subur di Negara-negara Anglo Saxon. Nilai-nilai yang paling dominan dalam
kapitalisme awal adalah : individualism, kemajuan materil dan rasionalitas.[4]
b.
Kapitalisme Modern (Advanced Capitalism)
Kapitalisme moder adalah system ekonomi kapitalis yang
telah disempurnakan. Beberapa unsure penyempurnaan yang mencolok adalah
diterimanaya peranan pemerintah dalam pengelolaan perekonomian.
Penyempurnaan kapitalisme juga menyentuh masalah hak
kepemilikan. Dalam kapitalisme modern tidak semua aset produktif boleh dimiliki
individu, terutama yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat banyak.
c.
Institusi-institusi Dalam Ekonomi Kapitalis
Lima institusi pokok yang membangun sistem ekonomi
kapitalis adalah :
i.
Hak kepemilikan
ii.
Keuntungan
iii.
Konsumerisme
iv.
Kompetisi
v.
Harga
d.
Kekuatan dan Keterbatasan Perekonomian Kapitalis
Umumnya perekonomian kapitalis menggunakan mekanisme
pasar sebagai alat koordinasi. Akibatnya, kekuatan dan keterbatasan mekanisme
pasar sekaligus juga merupakan kelemahan sistem kapitalis.
Beberapa kelemahan dalam mekanisme pasar yang paling
mendasar antara lain :
i.
Persaingan bebas yang menyebabkan makin memburuknya distribusi
pendapatan maupun kekayaan.
ii.
Dalam kenyataan ada saling mengorbankan antara tujuan efisiensi dan
keadilan.
iii.
Prinsip mekanisme pasar jika diterapkan dalam kebijakan politik dapat
mendorong kebijakan imperialis, yaitu kebijakan yang bertujuan memperluas
wilayah kekuasaan ekonomi/politik.
5.
Sistem Sosialis (Socialist Economy)
System sosialis
berpandangan bahwa kemakmuran individu hsnys mungkin tercapai bila
berfondasikan kemakmuran bersama. Konsekuensinya, penguasaan individu atas
aset-aset ekonomi atau faktor-faktor ekonomi harus ditekan sesedikit mungkin.
Itulah sebabnya masyarakat sosialis sebagian besar kepemilikan merupakan
merupakan kepemilikan social.
Variasi ideology
sosialisme sangat beragam, ada yang berlandaskan agama, atau berlandaskan asas
demokrasi. Akan tetapi yang banyak dibicarakan, karena pengaruhnya amat besar,
adalah sosialisme yang berdasarkan ajaran marxisme dan komunisme.
6.
Sistem Campuran (Mixed Economy)
Sistem campuran adalah
pengombinasian kekuatan sistem sosialis dan sistem kapitalis, sekaligus
mereduksi atau saling menutupi kelemahan-kelemahan kedua system tersebut.
Sistem ekonomi campuran akan menjadi alternative yang paling baik di antara dua
sistem yang ekstrem : kapitalis dan sosialis.[5]
C. FAKTOR-FAKTOR
YANG MENENTUKAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Uraian
di dalam bagian ini membicarakan beberapa faktor yang telah lama dipandang oleh
ahli-ahli ekonomi sebagai sumber penting yang dapat mewujdkan pertumbuhan
ekonomi.
1. Tanah dan kekayaan alam lainnya.
Kekayaan alam sesuatu negara
meliputi luas, kesuburan tanah, keadaan iklim dan cuaca, jumlah dan jenis hasil
hutan dan hasil laut yang dapat diperoleh, dan jenis kekayaan barang tambang
yang terdapat. Kekayan alam akan dapat mempermudah usaha untuk membangun
perekonomian sesuatu negara, terutama pada masa-maa permulaan dari proses
peertumbuhan ekonomi.[6]
2. Jumlah dan mutu dari penduduk dan
tenaga kerja
Penduduk yang bertambah dari waktu
ke waktu dapat menjadi pendorong maupun penghambat kepada perkembangan ekonomi.
Penduduk yang bertambah akan memperbesar jumlah tenaga kerja, dan pertambahan
tersebut memungkinkan negara itu menambah produksi. Di samping itu, sebagai
akibat pendidikan, latihan, dan pengalaman kerja, kemahiran penduduk akan
selalu bertambah tinggi. Maka produktivitas akan betambah, dan ini selanjutnya
menimbulkan pertambahan produksi yang lebih cepat daripada pertambahan tenaga
kerja. Selanjutnya patut di ingat pula bahwa pengusaha adalah sebagian dari
penduduk. Para pengusaha memegang peranan yang sangat penting di dalam
menetukan luasnya kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara. Maka
apabila tersedianya pengusaha dalam sejumlah penduduk tertentu adalah lebih
banyak, lebih banyak kegiatan ekonomi akan di jalankan.[7]
3. Barang-barang modal dan tingkat
teknologi
Barang-barang modal penting atinya
dalam mempertinggi efisiensi pertumbuhan ekonomi. Di dalam masyarakat yang
sangat kurang maju sekalipun barang-barang modal sangat besar peranannya dalam
kegiatan ekonomi. Pada masa kini pertumbuhan ekonomi dunia telah mencapai
tinkat yang tinggi , yaitu jauh lebih modern daripada kemajuan yang telah
dicapai oleh suatu masyarakat yang masih belum berkembang. Barang – barang
modal yang sangat bertambah modern memegang peranan yang penting sekali dalam
mewujudkan kemajuan ekonomi yang tinggi itu.[8]
4. Sistem sosial dan sikap masyarakat
Sistem sosial dan sikap masyarakat
memegang peranan yang cukup penting dalam prtumbuhan ekonomi. Didalam
membicarakan mengenai masalah-masalah pembangunan di negara- negara berkembang
ahli-ahli ekonomi telah menunjukan bahwa sistem sosial dan sikap masyarakat
untuk menggunakan cara-cara produksi yang modern dan juga yang produktivitasnya
tinggi. Sikap masyarakat juga dapat menentukan sampai dimana pertumbuhan
ekonomi telah tercapai.
5. Luas pasar sebagai sumber
pertumbuhan
Adam Smith telah menunjukan bahwa
spesialisasi dibatasi oleh luasnya pasar, dan spesialisasi yang terbatas
membatas pertumbuhan ekonomi. Pandangan Smith ini menunjukan bahwa sejak lama
orang telah menyadari tentang pentingnya peranan luas pasar dalam pertumbuhan
ekonomi. Apabila luas pasar terbatas tidak terdapat dorogan kepada para
pengusaha untuk menggunakan teknologi modern yang tingkat produktifitanya
sangat tinggi. Para pengusaha lebih suka menggunaan cara memproduksi yang
teknologinya rendah. Karena produktifitas yang rendah maka pendapatan para
pekerja tetap rendah, dn selanjutnya membatasi luas pasar. Dari hubungan
sebab-akibat yang baru dinyatakan ini wujud suatu pendapat yang menyatakan
bahwa luas pasar menimbulkan hambatan kepada
negara-negara miskin untuk membangun. Untuk mengatasi hambatan tersebut
perlulah sesuatu negara yang miskin secara serentak melakukan pembangunan di
segala bidang. Pandangan itu dikenal sebagai teori pembangunan seimbang.[9]
D. TEORI-TEORI
PERTUMBUHAN EKONOMI
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu bidang penyelidikan yang telah lama dibahas oleh
ahli-ahli ekonomi. Mazhab merkantilis, yaitu pemikir-pemikir ekonomi di antara
akhir adab keenam belas dan akhir adab ke tujuh belah, banyak membahas peranan
perdagangan luar negeri terhadap pembangunan ekonomi. Dalam zaman ahli-ahli
ekonomi klasik lebih banyak lagi pendapat teah dikemukakan. Buku Adam Smith
yang terkenal, yaitu An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of
Nations atau dengan ringkas The Wealth of Nations, pada hakikatnya adalah suatu
analisis mengenai sebab-sebab dari berlakunya pertumbuhan ekonomi dan
faktor-faktor yang menetukan pertumbuhanitu. Buku ini, yang diterbitkan pada taun
1776, dipandang sebagai permulaan perkembangan ilmu ekonomi sebagai salah satu
bidag ilmu pengetahuan. Dalam bagian ini secara ringkas akan di terangkan pokok
pandangan dari teori-teori pertumbuhan
Klasik, Schumpeter, Harrod-Domar dan Neo-Klasik.
1. Teori pertumbuhan ahli-ahli ekonomi
klasik
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi
klasik ada empat faktor yng mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu : jumlah
penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, dan
tingkat teknologi yang digunakan. Walaupun menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi
tergantung kepada banyak faktor, ahli-ahli ekonomi klasik terutama menumpahkan
perhatiannya kepada pengaruh pertambahan penduduk kepada pertumbuhan ekonomi.
Dalam teory pertumbuhan mereka dimisalkan luas tanah dan kekaaan alam adalah
tetap jumalahnya dan tingkat teknologi tidak mengalami perubahan. Berdasarkan
kepada pemisahan ini selanjutnya dianalisis bagaimana pengaruh pertambahan
penduduk kepada tingkat produksi dan pendapatan.[10]
2. Teori Schumpeter
Teori Schumpeter menekankan tentang
pentingnya peranan pengusaha di dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Dalam
teori itu ditunjukan nahwa par pengusaha merupakan golongan yang akan terus
menerus membuat pembaruan atau inovasi dalam kegiatan ekonomi. Inovasi tersebut
meliputi : memperkenalkan barang-barang baru, mempertinggikan efisiensi dalam
memproduksi sesuatu barang, memperluas pasar suatu barang ke pasaran-pasaran
yang baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan mengadakan
perubahan-perubahan dalam organisasi perusahaan dengan tujuan mempertinggi
efiseinsinya.
3. Teori Harrod- Domar
Dalam menganalisis mengenai masalah
pertumbuhan ekonomi teori Harrord-Domar bertujuan untuk menerangkan syarat yang
harus dipenuhi supaya suatu perekonomian dapay mencapai pertumbuhan yang teguh
atau steady growth dalam jangka panjang. Dengan menggunakan pemisalan-pemislan
: barang modal telah mencapai kapasitas penuh, tabungan adalah proposional
dengan pendapatan nasional, rasio modal-produksi tetap, dan perekonomian terdiri
dari dua sektor.[11]
4. Teori pertumbuhan neo-klasik
Sebagai suatu perluasan dari teori
Keynes, teori Harrord- Domar melihat persoalan pertumbuhan itu dari segi
permintaan. Pertumbuhan ekonomi hanya akan berlaku apabila pengeluaran agreat-
melalui kenaikan investasi-bertambah secara terus menerus pada tingkat
pertumbuhan yang ditentukan (tingkat pertumbuhan itu dinamakan tingkat
pertumbuhan yang perlu dijamin). Teori pertumbuhan neo-klasik melihat dari
sudut pandang yang berbeda, yaitu dari segi penawaran. Menurut teori ini, yang
akan dikembangkan oleh Abramovits dan Solow seorang akademisi yang pernah
mengajar di MIT dan juga seorang peraih hadiah nobel, pertumbuhan ekonomi
bergantung kepada perkembangan faktor-faktor produksi.[12]
Dalam persamaan, padangan ini dapat dinyatakan dengan persamaan :
ΔY = f(ΔK, ΔL, ΔT)
Dimana : ΔY adalah tingkat pertumbuhan ekonomi
ΔK
adalah tingkat pertambahan barang modal
ΔL
adalah tingkat pertambahan teknologi
BAB
III
ANALISIS
KASUS
A. Analisa
Ahli-ahli ekonomi telah banyak
membuat analisis-analisis untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi
penghambat penting kepada usaha mempercepat pembangunan di negara-negara
tersebut. Bentuk masalah-masalah tersebut di terangkan dalam uraian di bawah
ini .
1. Pertanian tradisional
Kekurangan modal, pengetahuan,
infrastruktur pertanian, dan aplikasi teknologi modern dalam kegiatan pertanian
menyebabkan sektor ini produktivitasnya sangat rendah dan seterusnya
mengakibatkan tingkat perndapatan petani yang tidak banyak bedanya dengan
pendapatan pada tingkat subsistem.
Di negara-negara maju, sumbangan
relatif sektor pertanian kepada pendapatan nasional adalah kecil, tetapi pada
waktu yang sama jumlah penduduk yang bekerja di sektor ini juga relatif kecil.
Walaupun demikian mereka mampu memproduksikan hasil-hasil pertanian yang
melebihi kebutuhan keseluruhan penduduknya. Juga sektor tersebut dapat
menciptakan pendapatan yang tinggi kepada para petani. Salah satu faktor
penting yang menimbulkan keadaan ini adalah penggunaan teknologi modern di
sektor pertanian – yang meliputi penggunaan alat-alat modern dan input-input
pertanian.
2. Kekurangan modal dan
tenaga ahli
Membangun suatu perekonomian
ternyata adalah jauh lebih rumit dari yang mula-mula difikirkan orang. Salah
satu syarat penting yang perlu dilakukan dalam mengembangkan suatu perekonomian
adalah menciptakan modernisasi di sektor pertanian sendiri, mengembangkan
kegiatan industri dan modernisasi dalam pemerintahan. Sektor perdagangan dan
jasa-jasa lainnya juga harus melakukan modernisasi. Untuk mewujudkan hal ini
dibutuhkan du faktor penting yang sangat langka di negara-negara berkembang :
modal dan tenaga ahli.
3. Perkembangan penduduk
pesat
Mengenai sifat penduduknya, terdapat
dua ciri penting yang menimbulkan efek yang buruk kepada usaha pembangunan,
yaitu : (i) di beberapa negara jumlah penduduknya relatif besar dan (ii)
tingkat perkembangan pendududuk sangat cepat.
4. Masalah menciptakan
kesempatan kerja dan pengangguran
Pertambahan penduduk dalam suatu
tahun tertentu akan mengakibatkan pertmabahan angkatan kerja di sekitar 50-80
persen dari penduduk yang bertambah pada 15 hingga 20 tahun kemudian. Dengan
demikian makin besar pertambahan penduduk di suatu negara, semakin besar pula
jumlah tenaga kerja yang baru yang akan memasuki angkatan kerja. Sebelum itu
telah dinyatakan bahwa negara-negara berkembang mempunyai tanggung jawab yang
sangat besar dalam pembangunan sebagai akibat pertambahan penduduk yang pesat.
B. Kesimpulan
1) Sistem ekonomi adalah sekumpulan
komponen-komponen atau unsur-unsur terdiri atas unit-unit dan agen-agen ekonomi
serta lembaga-lembaga (institusi-institusi) ekonomi, yang bukan saja saling
berhubungan dan berinteraksi, melainkan juga sampai tingkat tertentu saling
menopang dan mempengaruhi.
2)
Klasifikasi sistem-sistem ekonomi adalah sistem tradisi,
sistem komando, sistem ekonomi pasar dan sistem kapitalis.
3) Faktor-faktor yang menentukan
pertumbuhan ekonomi adalah :
a. Tanah dan
kekayaan alam lainnya.
b. Jumlah dan mutu dari
penduduk dan tenaga kerja.
c. Barang-barang
modal dan tingkat teknologi.
d. Sistem sosial dan
sikap masyarakat.
e. Luas pasar
sebagai sumber pertumbuhan.
4)
Teori –teori pertumbuhan pertumbuhan
ekonomi adalah :
a. Ahli-ahli
ekonomi klasik
b. Teori schumpeter
c. Teori
Harrord-Domar
d. Teori pertumbuhan
neo-klasik
C. Saran
Ditinjau dari sudut ekonomi,
perkembangan perekonomian dunia yang berlaku dua abad yang lalu menimbulkan dua
efek penting yang sangat menggalakan,yaitu (1) kemakmuran atau taraf hidup
masyarakat makin meningkat, dan (2) ia dapat menciptakan kesempatan kerja baru
kepada penduduk yang semakin bertambah jumlahnya. Sayangnya, pertumbuhan
ekonomi adalah bukanlah suatu peristiwa yang secara otomatis akan berlaku.
Perbedaan taraf kemakmuran yang nyata yang terdapat di antara berbagai negara
terutama di antara negara industri dan nengara berkembang dan perbedaan tingkat
pertumbuhan yang mereka capai, membuktikan bahwa usaha yang sungguh – sungguh
harus dilakukan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi.
D. Agenda masa
depan
Tingkat hidup dan mutu kehidupan
yang rendah, lagi pula seakan-akan terbelenggu dalam keadaan terkekang dan daya
beli yang rendah menjadi kendala terhadap kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
dasar yang mancakup pangan , sandang, pemukiman, kesehatan, dan pendidikan. Hal
itu masih dipertajam oleh pertambahan penduduk dan angkatan kerja yang tidak
terampil, sehingga di sejumlah negara berkembang sebagian besar penduduknya
berada dalam keadaan yang ditandai oleh “kemiskinan masal”.
Gejala pengangguran yang terselubung
yaitu disguised unemployment di daerah pedasaan dan urban underemployment di
lingkunga kota. Satu sama lain sebagi akibat kurang tersedianya lapangan kerja
yang produktif penuh (yang membawa hasil kerja dan nafkah mata pencarian
yang memadai untuk memenuhi kebutuhan dasar).
Kebanyakan negara berkembang
mempunyai struktur dan corak suatu ekonomi terbuka, senantiasa dirasakan
pengaruh hubungan timbal-balik antara serangkaian dalam lalu lintas ekonomi
internasional ( khususnya perdagangan dan pembayaran internasional) dan
kekuatan ataupun kelemahan yang terkandung dalam masyarakat sendiri.
Perdagangan internasional dan lalu lintas modal sangat mempengaruhi pendapatan
nasional, penerimaan pemerintah dan penerimaan devisa.
Usaha pembangunan dan perubahan
struktural mencakup perluasan dasar ekonomi dengan diversivikasi pertanian, pengembangan
produksi ekstratif (pertambangan, kehutanan) pengembangan industri sekunder
(manufaktur dan konstruksi) dan kegiatan sektor tersier (jasa-jasa) serta
penciptaan lapangan kerja produktif di bidang-bidang kegiatan yang meluas.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Rahardja.Prathama. Pengantar Ilmu
Ekonomi. Fakultas Ekonomi Universitas. Jakarta : 2008.
2.
Djojohadikusumo.Sumitro. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. LP333ES.
Jakarta: 1993
3.
Sukirno.Sadono. Pengantar Teori Makroekonomi. Pt. raja Grafindo Persada.
Jakarta : 2002.
[1] Prathmaja,Rahardja, Pengantar Ilmu ekonomi, (Jakarta : Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia2008, hal. 464
Tidak ada komentar:
Posting Komentar